Mulai Mendua 2

35 1 0
                                    

Typo bertebaran

~Happy Reading~

~Lidwinsetya~

Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak membuka hati pada hati yang lain.
Namun, ketika mendengar mu berpaling
Sungguh
Aku merasakan sakit yang teramat luar biasa.

~Yoga Pradipta~


🌸🌸🌸🌸

Berjalannya waktu tidak semua orang bisa menatap pada satu hati, yang akhirnya pasti ada yang tersakiti, entah itu di sengaja atau tidak. Berharap pada semesta yang semoga saja mengiringinya dalam setiap usaha yang   nantinya membuahkan hasil baik.

Sudah beberapa bulan Narà menunggu kabar dari Yoga. Namun, lelaki itu tak memberi kabar sama sekali. Kekosongan hatinya terisi oleh kehadiran Setyo yang semenjak bertemu untuk kedua kalinya keduanya   sering bertemu dan  hubungan Nara dan Setyo pun semakin dekat. Bahkan terbilang cepat untuk dikatakan hanya sekedar kenal.

Setyo sering menjemputnya ketika sudah kembali bekerja di wilayah jakarta barat tepatnya lokasari. Disana tempat Nara bekerja di toko cabang.

Setelahnya, Nara sering bersama Setyo hingga nama Yoga tergeser dengan sendirinya.

Dua bulan lalu, Setyo menjemputnya dengan motor tiger berwarna hitam, bukan motor baru tapi, usaha lelaki itu untuk menjemputnya sangat Nara apresiasi.

Setyo pun sering mengajak Nara ketempat-tempat yang memang ramai di kunjungi anak muda.

"Mi, sudah berapa bulan kita jalan, aku serius dengan kamu"

"Ya, aku tahu, gak perlu khawatir semua akan berjalan dengan semestinya"

"Barù pertama kali, aku kenal cewek yang sabar banget dan itu membuat aku nyaman, aku gak kepikiran yang lain selain kamu"

"Boleh aku tanya?kenapa panggilan ku berubah?"

"Aku suka panggil kamu dengan sebutan Mimi, kamu manis, kamu cantik, kamu ayu, aku gak pernah ngerasain ini sebelumnya"

"Loh, itu cewek yang waktu itu telepon dan aku gak sengaja angkat siapa nya kamu?"

"Dia teman sekolah, kebetulan nikah sama abang letting, terus aku juga gak gimana-gimana kok. Percaya sama aku, setelah ketemu sama kamu, aku dalam posisi masih sendiri."

Nara menghela nafas, beberapa minggu ini waktu nya untuk bersama teman-teman berkurang drastis. Bahkan Rida sempat mempermasalahkan ketika Nara sering pulang malam. Bukan tanpa sebab, Nara sering menghabiskan waktu bersama Setyo di kost-an lelaki itu bersama dengan beberapa teman-teman sejawatnya.

"Mas, sebenarnya àpa yang kamu mau dari aku  dan apa yang kamu lihat dari aku, sampai kamu suka sama aku" Nara menatap wajah lelaki berbulu mata lentik itu.

"Mi, kamu tau, saat pertama kali kita bertemu, ada getaran aneh yang membuat aku gak siap untuk kenalan sama kamu"

"Masa sih? Berarti sama dong" Nara langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.

"Kamu juga ngerasain hal yang sama?"

Nara mengangguk, lalu menggeleng, setelahnya terdiam. Nara menatap wajah Setyo dari jarak dekat. Ini pertama kali hari liburnya ìa habiskan bersama Setyo di kost lelaki itu.

Tepat di saat hari ulang tahun Nara yang ke delapan belas tahun dan Setyo ingin merayakan moment itu bersama Nara

"Panjang umur ya, Mi. Temani, Mas sampai waktu yang tepat kita akan menikah"

Sorry,  I Didn't Choose You (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang