PART 35

13.3K 688 18
                                    

Gambaran celana yang dipake Nara, tapi bayangin aja panjangnya itu pas selutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran celana yang dipake Nara, tapi bayangin aja panjangnya itu pas selutut.

Tolong kasih tahu kalau ada kalimat yang kurang rancu, atau informasi yang gak nyambung sama bab-bab sebelumnya 🙏

Happy reading, guys!

_____

PART 35

Selain menyadari hidung Martin yang memerah, sesungguhnya Rina juga menyadari jika salah satu pergelangan tangan Nara juga dalam kondisi yang sama. Apa lagi warna kulit menantunya itu lebih terang dari pada warna kulit putranya. Sehingga Rina pun dapat menyadarinya dengan mudah. Karena hal itu terlihat sangat kentara.

Namun, ia sengaja tidak bertanya langsung kepada Nara. Melainkan baru membahas tentang pergelangan tangan itu ketika sosok putranya sudah keluar dari kamar dan kembali bergabung bersama mereka.

“Ini tangannya Nara kenapa bisa merah begini sih, Mas?” tanya Rina sembari memegang lembut tangan Nara, dan menunjukkannya kepada Martin tanpa menyentuh bagian yang dimaksud olehnya.

Martin tampak terkejut, begitu pula dengan Nara. Tetapi, Martin terkejut bukan karena telah dipergoki oleh ibunya. Melainkan karena ia baru menyadari tentang hal itu sekarang.

“Hah? Merah? Coba sini, Ma. Aku lihat.” Martin langsung mengambil alih tangan istrinya itu, lalu mengusapnya lembut sembari meniupinya. “Sakit gak?”

Nara menggelengkan kepala. “Enggak ....”

Namun, Rina tetap meminta penjelasan. Yang membuat Martin berdeham gugup, sedangkan Nara menunduk malu. Karena saat di wastafel tadi, tangannya itu memang sempat dipegang agak lebih kencang oleh Martin. Dan sepertinya memang sedikit memerah gara-gara hal itu.

“Ini ...,” Martin sedikit menjeda. Bingung harus berterus terang, atau tidak. Tetapi, akhirnya ia hanya berkata, “ ... Gak sengaja, Ma.” Disusul dengan suara tawa canggung yang terdengar tidak enak. Membuat Rina berdecak, kemudian mengambil kotak P3K yang letaknya sudah sangat ia hafal. Karena ia sendirilah yang rajin menyediakan banyak hal untuk Martin semenjak putranya itu tinggal di sini sendirian.

“Nih, pakein ini,” ucap Rina setelah membuka tutup salep yang didapatnya dari dalam kotak P3K yang tadi diambilnya, bermaksud untuk mengoleskan salep itu pada lengan Nara yang memerah. Tetapi, Martin langsung mencegah ibunya. Karena ia tidak ingin tangan istrinya itu jadi bertambah parah.

“Coba aku lihat dulu, Ma, tanggal expired-nya. Kan kotak P3K ini hampir enggak pernah dibuka. Kalau ternyata isinya udah expired semua, gimana?”

DinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang