mari kita lanjutkan yang perlu dilanjutkan
*
PLAK!
Tamparan keras di pipi Chaeyoung adalah hadiah dari Bunda Park. Setelah mendarat di Rumah sekitar pukul 10 pagi, Chaeyoung dengan wajah lusuhnya masuk lalu dihadiahi tamparan tersebut. Wajah Chaeyoung berpaling sejenak, dia tau akibatnya— dengan sadar.
"Bunda gak pernah ajarin kamu buat jadi orang kurang ajar, Chae!" marah Bunda, Alice disana hanya diam— Chaeyoung belum terlihat membantah.
"Apa yang kamu fikirin sampai bisa lakuin hal keji itu ke Jennie? Kamu masih 19 th, Chae. Kamu tau gak apa dampak dari tindakan kamu itu!" marahnya lagi.
Chaeyoung hirup udara sekuat yang dibiasa, wajahnya diangkat perlahan— mata Alice yang pertama kali dilihat, "Masih mau sama Jennie?" tanya si Bule, "Dia udah aku tidurin, Kak." lanjutnya,
"Chaeyoung!" Bunda angkat tangan sekali lagi untuk nampar anaknya.
"Sini, Nda.. ini belum." Chaeyoung ngasih pipi kirinya— karena tadi pipi kanan.
PLAK!
Benaran di tampar sekali lagi, Chaeyoung pejamin mata ketika wajahnya berpaling lagi ke samping. Chaeyoung gigit bibir bawahnya dan berdesis pelan setelah itu. Air mata wanita tua itu jatuh untuk pertama kalinya atas perilaku Chaeyoung— si Bungsu Park.
BRUK— Tubuh Bunda terjatuh dilantai, Alice langsung lari mendekati dan menompang kepala orang tua nya agar tetap tersadar, "Ndaa.. hei, Nda... lihat kakak." ucapnya pelan.