07 - Kangen

8.6K 459 6
                                    























-Ruang tamu mansion Jung-












8:30 am KST




"Buka mulutnya baby~ Kalo gak makan nanti gak bisa sehat loh. Emang chanie mau disuntik hm?" Bujuk chenle untuk yang kesekian kalinya.

Dua puluh menit sudah berlalu, tapi bayi beruang itu tetap menolak untuk makan. Kedua tangan mungil si bayi sedari tadi menutup rapat mulutnya dengan kepala yang ia gelengkan brutal.

Chenle mengehela nafas sejenak lalu kembali menurunkan sesendok bubur yang sedari tadi ia sodorkan. Mata pemuda jung itu menatap tajam si bayi yang terlihat beringsut mundur ke ujung sofa untuk menjauhinya.

Jisung yang telah selesai membersihkan dirinya kini terlihat berjalan menuruni tangga berniat menuju ke ruang tamu di mana bayi beruangnya berada.

Keningnya mengernyit bingung ketika melihat si bayi yang seperti menjauhkan dirinya dari chenle sembari menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Melihat semangkuk bubur yang masih penuh seperti tidak tersentuh di tangan chenle itu membuatnya mengerti seketika. Pasti bayi beruang itu menolak untuk mengisi perutnya.

"Kenapa masih belum makan hm? Mau sakitnya makin parah? Gak mau sehat?" Tanya jisung dengan nada intimidasinya.

Bungsu jung itu lalu mengangkat tubuh mungil haechan untuk ia dudukkan di pangkuannya dengan posisi miring menghadap chenle.

Haechan yang melihat jisung dan chenle menatap tajam padanya seketika menundukkan kepalanya, berusaha menghindari tatapan menyeramkan dari kedua pemuda jung itu.

Jemari mungil bayi beruang itu terlihat memilin gugup jemari panjang jisung yang berada di perutnya. Ia sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh jisung barusan.

"Hahh.. Echanie tidak lapar hm?" Tanya jisung lagi dengan nada yang ia lembutkan kali ini setelah menghela nafasnya sejenak.

Tangan satunya bergerak menyugarkan surai madu haechan kebelakang supaya tidak menutupi dahinya yang tertempel plester penurun panas. Ia tidak mau bayi beruang itu merasa gerah.

Haechan hanya menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawapan. Ia lalu menyandarkan sisi kanan kepalanya pada bahu lebar nan kokoh milik jisung ketika kepalanya terasa sedikit pusing.

Chenle meletakkan mangkuk bubur yang sedari tadi ia pegang di atas meja lalu bergerak mendekat pada haechan yang terlihat memejamkan matanya dengan kening berkerut.

"Chanie mau apa hm? Lele beliin, kecuali ice cream. Tapi setelah itu harus makan buburnya ya, dikit juga gak papa kok." Ujar chenle lembut berusaha membujuk si bayi agar mau makan.

Tangan pemuda jung itu terangkat mengusap lembut kerutan di kening haechan dengan raut wajah khawatirnya. Apa bayi beruangnya ini merasakan pusing lagi?

Haechan membuka matanya pelan lalu menatap chenle dengan mata sayunya. Chenle yang melihat itu tersenyum tipis lalu mengecup lembut kedua mata si bayi.

"Pusing lagi ya?" Tanya chenle lembut seraya mengusap pipi bulat haechan yang terlihat memerah efek suhu tubuh sang empu yang sedang meningkat.

Haechan menganggukkan kepalanya pelan lalu menduselkan wajahnya pada telapak tangan chenle yang terasa hangat, membuatnya nyaman seketika. Chenle dan jisung yang melihat itu sontak terkekeh gemas.

"Echan mau markeu hyung~ Mau injun, nono sama nana juga.." Cicit haechan pelan seraya membawa tangan chenle kedalam pelukannya lalu kembali bersandar pada bahu jisung dengan mata yang tertutup.

Our PriorityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang