61

656 52 0
                                    

Yogi pagi ini masih berada di rumah. Bangun kesiangan karena kelelahan beberapa hari ini. Tubuhnya juga sedikit demam dan flu, jadi ia memilih beristirahat.

Setelah bangun dan membersihkan badan, Dia kembali menuju tempat tidur. Mendudukkan bokongnya di sana dan memutuskan untuk segera menghubungi Rei karena kangen. Tak lama sampai akhirnya panggilan diterima.

"Ya mas?" sapa Rei dari balik telepon.

"Kamu lagi ngapain? Udah sarapan atau belum? Bebe udah bangun belum?" Yogi bertanya bertubi-tubi dan itu membuat Rei tertawa dari balik telepon.

"Kamu tuh, kalau tanya satu-satu gitu loh. "

"Iya, aku kan sekalian nanyanya sayang."

"Aku tadi udah sarapan. Mas,  ternyata di dekat sini itu ada taman, dari taman itu banyak banget tukang jualan. Tadi juga Bebe udah bangun mas. Dibeliin sama Pak Tedi batagor, sama ayam goreng, dia seneng banget."

Penjelasan dari Rei membuat Yogi terkejut. "Ada Pak Twledi ke sana? Ngapain dia ke situ? Memang kamu udah kasih tahu dia kalau kamu pindah ke rumah itu?"

"Aku tadi nggak sengaja ketemu Mas. ternyata rumah ibunya Pak Tedi itu nggak jauh dari sini. Dan tadi, ketemu waktu aku lagi jalan-jalan di taman." Rei menjelaskan karena memang ia merasa tak ada sesuatu yang salah dengan Tedi yang berada di rumahnya kini.

Namun,  di sisi lain Yogi kini menjadi cemburu. apalagi sekarang dirinya tidak di sana, intinya Yogi jadi posesif sekali setelah menjalin hubungan dengan Rei.

"Ya udah, kalau kayak gitu aku ke sana sekarang. " Yogi segera bergegas menuju lemari pakaiannya untuk berganti. Tadinya memang tak berniat menemui, tapi karena ada Tedi di sana dia jadi tak mungkin meninggalkan Rei sendirian.

"Katanya hari ini kamu mau istirahat Mas? Jangan maksain diri, aku nggak mau kamu nanti makin sakit gara-gara ke sini loh."

"Aku mau ke sana. Pokoknya kamu tungguin aku di sana. Ya udah panggilannya aku matiin dulu ya."

Yogi kemudian segera mematikan panggilan. Ia bergerak berganti pakaian, menyisir rambutnya, tak lupa mengenakan parfum andalannya. Berjalan menuju dekat pintu dia juga segera mengambil sepatu yang akan dikenakannya menuju rumah sang kekasih.

Pokoknya dia tidak akan memberikan kesempatan bagi Tedi untuk lebih dekat lagi dengan Rei. Setelah memakai sepatu Dia segera melajukan mobilnya untuk menuju rumah Rei.

Perjalanan pagi itu juga tak terlalu lama. sepertinya karena hari juga sudah cukup siang dan ini adalah hari libur. Banyak orang yang memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya di rumah. Perjalanannya menghabiskan waktu sekitar 20 menit Sampai akhirnya dia tiba di rumah Rei.

Yogi segera melangkahkan kakinya masuk, mengetuk pintu rumah. tak lama pintu terbuka terlihat Bebe menyambut.

"Papi!" Anak itu berseru senang sekali melihat Yogi pagi ini.

"Bebe Udah sarapan atau belum?"

"Udah papi, tadi aku makan batagor, enak banget loh dibeliin sama Om Tedi." Bebe bercerita dan cerita itu membuat Yogi merasa sedikit cemburu.

"Om tedinya masih di sini?" Yogi bertanya untuk mencari tahu situasinya.

Bebe menggelengkan kepalanya kemudian menjawab pertanyaan Yogi. "Nggak ada Papi. Om Dedi udah pulang, katanya hari ini mau ada kerja. Tapi besok pagi, mau ngajak aku sama mami jalan-jalan di taman depan."

Mendengar jawaban dari Bebe membuat Yogi hanya mengganggukan kepalanya saja. Jadi sepertinya dia berencana untuk besok datang ke sini lebih pagi lagi, dia tidak akan membiarkan Rei, Strawberry dan juga Tedi menikmati pagi mereka bertiga saja.

"Ayo masuk Papi, mami lagi ada di belakang." Bebe menggandeng tangan Yogi kemudian mereka berjalan masuk untuk menghampiri Rei.

"Oma sama opa ke mana Sayang?" Yogi bertanya sambil mengikuti langkah kecil Strawberry.

"Tadi pagi, Oma sama opa berangkat ke rumahnya Om Jun. Mereka bilang mau main dulu ke sana."

Keduanya berjalan menuju dapur, Rei menyiapkan masakan untuk makan siang. Rei tetap melakukan kegiatannya sendiri meskipun sedikit kesulitan dalam bergerak. Dia tetap ingin menyajikan makan siang sehat untuk putrinya. Meskipun di sana ada mbak yang membantu.

"Bebe duduk sini. biar Papi yang bantuin mami." Yogi lalu berjalan menghampiri mencoba membantu apapun yang bisa ia lakukan siang ini.

"Kamu udah sarapan belum mas? Kalau belum sarapan biar aku masakin sesuatu mau?" tawar Rei.

"Aku tadi udah sarapan di rumah sayang. Kamu mau aku bantuin apa?" Yogi bertanya sambil melihat ke arah peralatan dan bahan masak di atas meja.

"Kamu duduk aja sana temenin Bebe." Aku tinggal dikit lagi kok mas. Dan itu ayamnya tinggal digoreng, bisa digoreng nanti siang minta tolong Mbak. sayur lodehnya juga sedikit lagi matang tinggal dimasuk-masukin aja."

"Enak ya tadi sarapannya?" Yogi bertanya atas dasar cemburu yang masih dirasakan di dalam hatinya.

Rei bisa melihat kecemburuan dari kekasihnya itu. "Hahaha, cemburu ya?"

"Iya, siapa yang nggak cemburu? Aku bakal buru-buru ke sini tadi. Aku kira Pak Tedi masih di sini."

Rei mengusap lembut wajah Yogi. "Tenang aja Mas, aku udah bilang Pak Tedi kalau kita sudah sama-sama. Dan aku nggak mau macam-macam sama dia."

Mendengar jawaban yang terlontar dari bibir kekasihnya membuat Yogi menahan senyum. tentu saja dia merasa senang karena Rei menghargai hubungan mereka berdua.

"Kamu beneran bilang sama dia?"

"Iya aku bilang."

Yogi dengan refleks memeluk, dia senang sekali mendengar jawaban itu lalu mencium pipi dan memeluk Rei.

"Bebe mau ikut peluk!"

"Sini sayang!"Bebe tak mau kalah dia berlari mendekat kemudian menghambur ke dalam pelukan Yogi dan juga sang mami. Ketiganya benar-benar terlihat seperti sebuah keluarga yang sangat bahagia

***

Deff pagi ini terbangun di hotel. Pikirannya masih belum terlalu baik setelah semalaman dia terus memikirkan tentang Bebe. Setelah mandi tanpa berganti pakaian ia segera menghubungi Clarissa. Sepertinya pagi ini ia memilih untuk bertemu dengan sahabatnya itu.

Padahal kemarin berjanji kalau akan pulang lebih awal. Lagi pula sepertinya karena ia juga tak terlalu menunggunya jadi bertemu dengan karir pagi ini menjadi pilihan bagi Deff. Pria itu segera mengambil ponsel miliknya dan menekan nomor telepon Clarissa.

"Woi kenapa lo telepon gue pagi-pagi?" Gadis itu bertanya masih dengan suara beratnya terdengar kalau ia jelas baru saja bangun tidur.

"Lo baru bangun ya?"  Deff bertanya.

"Iyalah, gue mau ngapain? Kerjaan gue bulan kemarin udah selesai.  Dan sekarang, gue mau ngapain lagi? Ini juga masih pagi banget masih jam 09.00. Lo ngapain telepon gue pagi-pagi gini?" Clarissa bertanya terdengar kesal karena ditelepon pagi-pagi sekali.

"Gue mau kita ketemu. Ada yang mau gue ngomongin."

"Kenapa? Tumben banget lo telepon gue pagi-pagi dan minta ketemu?" Clarissa terdengar bersemangat. Sejujurnya paling senang kalau akan ada pembicaraan atau gosip dari sahabatnya itu.

"Gue kemarin ketemu sama Bebe, Strawberry anak gue." Deff menjawab.

"Hah?! Serius lo?" Clarissa tentu saja terkejut dan tak percaya.

"Iya, Ada hal yang mau gue omongin sama lo. Jadi kita harus turun ketemu deh. karena gue juga ada janji sama Kanaya siang ini."

"Ya udah, kita janjian jam 11.00 di cafe kayak biasanya." Clarissa segera mematikan teleponnya bahkan tanpa berpamitan pada Deff.

"Kebiasaan," gumam Deff kesal.

one night stand with janda Gendut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang