9. Seven Months Later

42 4 0
                                    

Tujuh bulan berlalu begitu cepat, berbagai misi pun telah di kerjakan oleh Jake, Steve, dan Jay tanpa adanya kesalahan sedikit pun. Mereka bertiga mengumpulkan uang yang di dapat dan akhirnya memilih untuk mengontrak sebuah rumah yang lebih layak untuk di tinggali. Karena tidak banyak barang yang mereka punya, sehingga pindahan mereka pun berlangsung tidak terlalu merepotkan.

Jay, Jake, dan Steve membersihkan isi rumah dan menata beberapa barang yang mereka miliki dikamar masing-masing. Tak terasa ternyata waktu sudah malam karena berkumandangnya adzan maghrib. Maklum, rumah yang mereka tempati memang cukup dekat dengan masjid.

"Anjir, pantes gua laper banget, udah maghrib ternyata," keluh Steve yang sudah terduduk lemas di atas sofa.

"Jake pesen makan gih," ucap Jay.

"Udeh gua pesen dari tadi, tungguin aja," jawab Jake.

Sembari menunggu go-food mereka datang, ketiganya bergantian mandi karena memang di rumah hanya ada satu kamar mandi, dua kamar, dan satu ruangan seperti gudang yang mereka ubah menjadi kamar untuk Jake tempati. Jake sendiri yang memang memilih ruangan tersebut, berjaga-jaga, takut traumanya tiba-tiba kambuh.

Tok tok tok

Ketukan pintu rumah membuat Jay langsung bangkit dari sofa dan menyambut sang go-food dengan wajah bahagia, bahkan abang go-food nya sampai terheran-heran melihat raut wajah Jay.

Setelah menerima go-food, Jay meneriakkan dua temannya yang lain. Steve keluar dari kamar dengan terburu-buru, terlihat dari pakaiannya yang saat ini hanya memakai kaos oblong dan celana pendek berwarna merah terang, entah nyolong dari mana Jay juga tidak peduli. Sedangkan Jake buru-buru keluar dari kamar mandi, hanya dengan baju handuknya ia langsung menuju meja makan.

Ketiganya melahap makanan tersebut seakan tidak ada hari esok dan dalam sekejap pun makanan yang ada di atas meja telah ludes habis tak bersisa, namun sepertinya mereka bertiga masih belum kenyang. Oleh karena itu mereka berencana setelah waktu isya akan berkeliling komplek sembari mencari warung atau minimarket untuk membeli stok makanan.

•••••

Tepat setelah waktu isya datang, sekitar pukul 19.30 Tiga pria itu keluar dari rumah dan berkeliling komplek. Selain untuk mencari makan, namun juga untuk bergaul dengan orang-orang disana-ini adalah ide Jay-. Karena ayah sepertinya sudah mulai membebaskan mereka, menurut Jay kini mereka harus mencoba hidup normal, salah satunya dengan bercengkrama dengan para tetangga. Jake dan Steve awalnya tidak setuju karena menurut mereka hal itu tidak berguna, namun Jay yang keras kepala akan terus memborbardir mereka, maka dari itu Steve dan Jake akhirnya menurut saja.

Sesekali Jay menyapa para tetangga yang lewat dengan ramah, lain halnya dengan Jake dan Steve yang terpaksa melakukannya karena malas mendengar ocehan Jay.

"Eh, bukannya kita perlu ke rumah pak RT ya?" Ujar Jay.

"Buat?" Tanya Steve bingung.

"Laporan kalo kita sekarang jadi bagian dari warga komplek ini," jawab Jay.

"Lo aja dah. Lagian tujuan kita keluar jugakan mau nyari makan, gimana sih lo? Malah melenceng dari tujuan," sewot Jake.

Jay menghela nafas panjang, tanpa berkata apapun ia langsung menarik kedua sahabatnya itu menuju rumah pak RT. Tentunya dengan bertanya kepada para warga yang lewat.

Setelah melakukan laporan sekalian bersilaturahmi ke rumah pak RT, tiga pria itu menyusuri daerah rumah dan berhenti ketika ada tukang sate yang sedang bersinggah di posyandu.

B-SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang