Gibran dan Adara tiba di kantor. Hari ini Adara mengambil cuti, karena entah kenapa dia ingin menemani suaminya bekerja hari ini. Bawaan hamil mungkin?
"Pagi Pak, Bu" sapa resepsionis.
"Pagi" balas mereka berdua.
"Tumben nih Ibu ikut Bapak ke kantor?" tanya salah satu karyawan.
Adara tersenyum. "Bawaan hamil mungkin"
Karyawan itu juga tersenyum. "Semoga lancar sampai hari lahiran yah Bu dan dua duanya sehat"
"Amin, makasih doanya" balas Adara.
"Ayo sayang" ajak Gibran.
Adara mengangguk. Mereka berdua pun berjalan kearah ruangan Gibran. Tetapi saat mereka hampir sampai, Irsyad yang keluar dari ruangannya tiba tiba memanggil Gibran.
"Gib" panggilnya berjalan kearah Gibran dan Adara.
"Ya Syad? Kenapa?" tanya Gibran saat mereka berdua sudah membalikkan badan.
"Ada berkas yang harus lo tanda tangani" ujar Irsyad menjulurkan map warna merah.
Gibran menerimanya, diapun menandatangani berkas itu.
"Tumben nih bumil ikut?" tanya Irsyad setelah Gibran menandatangani berkas itu.
"Gak tau pengen ikut aja" jawab Adara.
"Oh yah, soal yang Kana udah elo ceritain belum sama Gibran?"
"Udah, Adara udah ceritain semuanya sama gue" bukan Adara yang menjawab tetapi Gibran.
"Saran gue sih lo harus hati hati sama Kimberly, gue takut dia ngulangin lagi karena yang kemaren gagal" ucap Irsyad serius.
"Tuh dengerin! Ini malah peluk pelukan gak jelas!" sahut Adara.
"Peluk pelukan? Lo peluk pelukan sama Kimberly?" tanya Irsyad sedikit terkejut.
"Gak sengaja, orang dia yang langsung meluk kan kaget gue"
"Se obsesi itu ya dia sama lo" ucap Irsyad.
"Biasalah orang ganteng, cowo mahal gitu. Tapi cowo mahal itu harus juga bersanding dengan cewe mahal, contohnya bini gue nih" Gibran menyenggol lengan Adara sedikit.
"Iyh sih bener. Tapi lo harus lebih hati hati aja sama tuh cewe, gue takut dia nekat"
Gibran mengangguk. "Iyh gue selalu berhati-hati sekarang"
"Udah ah, dari tadi gue ngomong sama lo gak selesai selesai nih pekerjaan gue" ucap Irsyad.
"Yah udah sono, kerjain gih"
Irsyad pergi meninggalkan mereka. "Jangan lupa berkas yang mau di bawa ke meeting besok" teriak Gibran.
Setelah itu Gibran menoleh kearah Adara. "Yuk masuk, pasti kamu capek berdiri terus"
Mereka berdua pun memasuki ruangan bernuansa putih yaitu ruangan kerja Gibran.
......
Jam menunjukan pukul 10.00 pagi menjelang siang. Adara duduk di sofa melihat Gibran yang tengah fokus bekerja.
Tiba tiba ponselnya berbunyi, tertera nama Ibu Guru sekolah Arakana disana dan dengan cepat dia mengangkatnya.
"Halo Bu Assalamu'alaikum"
'Waalaikumsalam'
"Ada apa yah? Kana anak saya baik baik aja kan?"
'Maaf Bu sebelumnya, saya menelfon Ibu ingin memberitahu kabar buruk kepada Ibu'
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGGANTI (GIDARA) [END]
Narrativa generaleAdara Elgantara Prayoga, seorang singgle mom yang menjadi Ibu sekaligus sebagai Ayah untuk anak semata wayangnya. Dia beruntung memiliki keluarga yang terus membantunya membesarkan anaknya hingga dia besar kini. Trauma akan kehilangan terus menghan...