Waktu terus berjalan seiring Sari melangkah. Bukan langkah biasa, Sari sering menyebut langkahnya ini sebagai Je - Ce alias Jalan Cepat. Dengan kaki jenjangnya, Sari mempercepat langkah menuju tempat hangout bersama para sahabatnya. Sari rela berlari agar tidak tertinggal kereta, demi seseorang...
Yaa seseorang yang membuat pikiran Sari kacau.Haa sampe juga di kafe, Feni mana nih,
Batin Sari dengan jari lentik yang menyentuh touchscreen hpnya.Gak ada balasan dari Feni. Atau dia udah di dalem ya...
Yaudahlah gue telepon aja" Halo fen. Lo dimana? Gue udah sampe nih",
" Gue baru mau otw dari rumah, Sar", dengan santai dia menjawab.
" Hah, demi apa lo, fen? Jam berapa emang iniii?! Terus Gita dan Azi jadi? Eh salah, kita jadi ngumpul, kan?", Sari pun gusar dengan jawaban Feni.
Gila banget, gue udah lari larian, gue kira udah sampe, eh malah..... Ah sudahlah gue nunggu aja
" Yaudah Fen, lo jalan deh, hati - hati loh!"
"Iya Sar, gue lagi di ojol, maaf ya gue telat lagi, tungguin yah".
Tuuut _ Sari langsung memutuskan sambungan telepon tanpa ucap salam.Feni memang dikenal sebagai orang yang ngaret, tapi mereka bertiga sudah paham dengan sifat dan sikapnya, jadi ya dimaklumin.
Tidak berapa lama kemudian batang hidung Gita dan Adzi terlihat. Sari sumringah, langsung berdiri dan menghampiri mereka." Gitaaaaa, Adziiiiiii di sini!", Sari lambaikan tangan agar mereka sadar bahwa Sari di sana.
" Eh Sari udah dateng duluan!", Gita memeluk hangat Sari, tetapi tidak dengan Adzi.
" Hehe iya nih. Gitaaaa parah banget si Feni baru mau jalan, huhuhu...",
" Iyaa tadi pas di kampus udah gue sms, eh dia baru mau mandi, hadeh....",
" Zi, Sar, duduk yuk, gue cape nih", sembari Gita menarik bangku di hadapannya.
" Yaudah yuk git", Adzi mengiyakan.
***
Hari ini sungguh melelahkan, tapi bagi Sari hari ini adalah hari yang cukup menyenangkan. Bagaimana tidak? Sekian lama tidak berjumpa, dan akhirnya bisa bertemu kembali.
Walau sebenarnya ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya...