"Saya tak percaya pertemuan kita akan berakhir dengan situasi seperti ini Duchess"sesal Dylan dengan senyum main-main.
"Pada awal kita bertemu, saya sudah jatuh hati dengan kehebatan anda melawan 4 pereman itu. Tapi saat tahu anda menikah dengan Duke Revan, hati saya hancur. Saya..."belum sempat Dylan berbicara, Vania sudah memotong ucapannya dengan kata-kata yang membuat Dylan terkejut.
"Jadi apakah anda ingin mengajak saya selingkuh?"tanya Vania dengan seringai menggoda.
"Tentu, jika anda menginginkannya. Saya akan melakukan persis seperti keinginan anda"ungkap Dylan yang tak kalah menggoda.
"Sulit untuk menerima ungkapan cinta anda, dengan posisi tangan saya terikat. Ayo buka ikatan tangannya"perintah Vania dengan nada manja.
"Apasih yang ada di dalam kepala Duchess Vania?"batin Dylan aneh.
"Bukannya saya tak ingin, tapi saya takut anda akan melompat dan menghabisi saya. Jika itu terjadi, saya tak akan punya tempat menyesal"sesal Dylan yang tak bisa mewujudkan keinginan Vania.
"Lalu mau kah anda mengabulkan keinginan yang lain?"tanya Vania lagi.
"Selama itu bukan membuka ikatan ditangan anda. Saya bisa melakukan apa pun"ucap Dylan dengan percaya diri.
"Katakan apa yang anda inginkan?"lanjut Dylan dengan senyum menawannya.
"Tolong, mati untuk saya"ucap Vania dengan senyum manisnya, setelah itu sebuah cahaya ungu keluar dalam tubuh Vania dan menyerang Dylan. Dylan yang tak siap, sehingga dia memuntahkan seteguk darah.
"Bagaimana anda bisa menggunakan sihir? Bukankah sihir anda di segel?"tanya Dylan ketakutan.
"Saya juga agak malu dengan kebodohan anda. Coba pikirkan saja, anda meminta tolong pada Zay untuk menyingkirkan saya, tanpa tau berada dipihak mana rekan mu"ejek Vania.
Vania diam-diam mengagumi kebodohan Dylan. Karena Dylan meminta Zay yang merupakan temannya untuk menculik dan memasang segelnya.
Kenapa Vania bisa melepaskan segelnya? Tentu karena sejak awal Zay hanya berpura-pura menyegel sihirnya.
Tapi Dylan yang bodoh tidak menyadarinya sampai sekarang.
Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Dylan dari pusat kekuasaan, karena Dylan akan di dakwah sebagai tersangka percobaan pemberontakan.
Dan Vania telah bernegosiasi dengan Raja, tentang tuduhan palsu yang akan ditanggung Dylan. Sekarang pasukan ksatria dari pihak kekuarga Amor dan juga dari pihak kekaisaran telah mengelilingi seluruh bangunan ini.
"Jangan datang!"ucap Dylan takut jika Vania membunuhnya. Bagaimana pun Dylan tau kekuatan Vania sangat besar, dirinya tak akan bisa mengalahkannya.
Tapi tidak bisa mengalahkan bukan berarti tak bisa kabur, Dylan memutuskan akan kabur dari tempat itu. Sayang sekali Vania telah menyegel sihirnya, menggunakan cahaya ungu yang tadi keluar dari tubuhnya.
"..."Dylan terkejut karena sihirnya yang sama sekali tak bisa keluar. Vania melangkahkan kakinya, dan berhenti tepat didepan Dylan. Wajah Dylan ketakutan dan berubah berwarna biru pucat.
"Siapa yang memberi anda keberanian menculik saya?" Vania melihatnya dengan senyum, mendekatkan dirinya lebih dekat pada Dylan dan membisikkan sesuatu.
"Jangan repot-repot, sihir anda telah saya segel"bisik Vania tepat ditelinga Dylan, tubuh Dylan gemetar ketakutan. Pandangan horor tercermin dimata Dylan yang sangat ketakutan jika tiba-tiba Vania membunuhnya.
"Jangan takut, saya tak akan membunuh anda. Anda akan tiada atas tuduhan palsu memberontak"jelas Vania sambil menepuk-nepuk pipi Dylan. Setelah puas melihatnya putus asa, Vania berjalan keluar untuk menemui Revannya.
"Tunggu. Apa ayah tau kebenarannya?"tanya Dylan dengan tatapan yang menyedihkan.
"Menurut anda apa saya bisa melakukan hal semena-mena, tanpa dukungan Raja?"bukan jawaban yang diberikan Vania, tetapi pertanyaan. Meskipun hanya pertanyaan, Dylan sudah paham jika dirinya ditinggalkan oleh ayahnya.
Dengan langkah lega Vania berjalan dan tak menatap Dylan yang berada dibelakangnya. Setelah sampai dipintu keluar gudang itu, Vania melihat Revan yang berdiimri dihadapannya dengan tatapan menahan amarah.
Tapi Vania tak mempedulikannya dan melemparkan dirinya kepelukan hangat Revan. Vania sangat merindukan Revan, aromanya sangat candu untuk Vania sekarang.
"Kenapa tidak ada yang memberitahu saya tentang rencana bodoh ini?"tanya Revan dingin. Revan hampir gila saat mengetahui bahwa Vania telah mengajukan jebakan dimana umpannya adalah dirinya.
Bahkan yang paling menjengkelkan adalah tidak ada yang memberitahunya.
"Jangan marah-marah, kita sekarang bisa hidup tenang. Bahkan rencananya telah berjalan dengan lancar"bujuk Vania dengan senyum manisnya.
"Vania, berjanjilah jangan melakukan hal ini lagi. Oke"bisik Revan yang luluh dengan senyum Vania.
"Akan ku usahakan"
"Jangan mengusahakan. Tapi harus!"tegas Revan.
"Vania!"Vania berbalik dan melihat Rosse melambai padanya. Rosse berjalan dengan tergesa-gesa kearah Vania.
"Apa anda tau? Dylan baru saja bunuh diri?"ucap Rosse dengan nada bahagia.
"..."Vania dan Revan saling berpandangan dan diam diam betpikir bahwa Rosse harus dijauhkan dari anak mereka kelak.
"Apa anda mendengar?!"seru Rosse yang kesal karena diabaikan.
"apakah anda psikopat? Kenapa anda bahagia saat mendengar kabar kematian saudara anda?"keluh Vania.
"Kenapa saya harus sedih? Bukankah wajar untuk bahagia saat musuh seumur hidup anda lenyap"protes Rosse tak terima.
"..."Vania hanya menatapnya datar dan menarik Revan menjauh. Lebih baik berbicara sedikit dengan orang gangguan saraf. Jika Rosse tau pikirannya, bahwa dirinya disamakan dengan orang penyakit saraf, Rosse pasti akan mengamuk.
"Jangan dekat-dekat dengannya"bisik Vania, yang di angguki Revan.
❤❤❤
Bersambung
Ini adalah chapter yang paling ku sukai dalam cerita ini.
Dikarenakan Vania itu terlihat keren banget!!!Terus waktu Vania ngatain ucapan
"Tolong, mati untuk saya"Kyakkk...
Gimana ya rasanya...
Sulit di ungkapkan dengan kata-kata.Terus ada juga nih, bagian yang tak kalah keren.
Saat itu, Vania mendekati Dylan dan membisikkan kata-kata kejam dan hebat.
"Jangan repot-repot, sihir anda telah saya segel"Pingsan...
Menurut kalian gimana?
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak dalam Novel "My Beast" - END
Fantasía🔊 Perhatiah: cerita ini memiliki banyak adegan yang kekerasan dan sebagainya. Jadi adik-adik dibawah umur jangan baca. Vania tak menyangka bahwa dirinya akan terjebak didalam novel yang ditulisnya saat remaja, novel itu "My Beast" yang berkisah te...