Hiasan sudah siap, begitu pula dengan hidangan telah tertata rapih di atas meja. Para tamu undangan pun telah memenuhi aula rumah yang cukup luas tersebut.
"Miiinnggg!!!" Panggil Jisung dengan kepala yang menyundul dari balik pintu kamar.
"Woaaahhh!!" Bibir Jisung seolah tak mampu tertutup ketika mendapati sang adik bungsunya yang tengah duduk manis dengan pakaian tradisional di kamarnya.
.
.*Ilustrasi
.
."Ming? Apa itu kau? Kau kelihatan tampan dan menggemaskan!" Jisung terpesona.
"Icung -----" Seungmin yang melihat kehadiran sang kakak kedua lantas berlari menghampiri Jisung dengan wajah memelas.
"Icung, Ming nana au inih! Epas! Icung...." Rengek Seungmin sambil menarik-narik tutup kepalanya.
"Eh! JANGAN MING!! Sudah bagus begitu! Kau terlihat sangat tampan dan manis."
"NANAU!! Icungg...." Seungmin kembali menarik pakaian dan penutup kepalanya hingga membuat Jisung panik.
"Ayah!! Ayah!! Lihat yang Ming lakukan!" Teriak Jisung mengadu.
Changbin yang mendengar pengaduan anak keduanya, segera berlari menghampiri putra bungsunya tersebut.
"Ming! Ada apa nak? Kenapa kau melepaskan baju dan penutup kepalamu sayang?"
"Ming, nana au ini Yayah!"
"Kau harus pakai ini sayang. Bukankah ini hari ulang tahunmu? Yang berulang tahun harus memakai pakaian kebangsawanan untuk menandakan kedewasaan, wibawa dan keagungan. Bukan begitu pangeran mahkota Ming?" Bujuk Changbin.
"Nana! Ming nana au!" Tegas yang muda.
Dengan wajah sedih, Changbin berjalan menuju jendela kamar. Jendela besar itu di buka lebar dan menampilkan sosok sang bulan yang benderang cantik malam ini.
"Papah!" Seru Seungmin yang kemudian berjalan menghampiri sang Ayah.
"Lihatlah anakmu sayang. Hari ini usianya akan bertambah satu tahun tapi dia masih saja tidak mau mendengarkan aku, aku harus bagaimana cantikku? Ming tidak mau mendengarkan Ayahnya..." Changbin mengadu sendu.
"Nana papah, Ming nana nakay, Ming cayang Yayah. Yayahh... Endong! Ming au papah." Pinta Seungmin manja.
Changbin tersenyum, tubuh mungil itu diangkatnya mendekat. Seungmin kini terduduk manis di atas tulang jendela, memandangi dengan kagum benda angkasa yang bersinar indah di tengah gelapnya langit malam.
"Yayah.... Papah cayang Ming na?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu sayang? Tentu saja papahmu sangat menyayangimu. Dia menyayangi kalian bertiga lebih dari apapun, bahkan lebih dari dirinya sendiri. Kalian bertiga adalah anugrah terindah, tentu saja ayah dan papah akan mencintai kalian dengan sepenuh hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] MING & MONG
Fanfiction[ CHAMNIN AREA ] 25+ 🔞 ========================================= BIJAK SEBELUM MEMBACA!!! Book ini mengandung muatan dewasa 25+, Fiksi Fantasi, Mpreg, BxB, dll. Bagi yang berbeda pandangan / Belum cukup umur, harap SKIP saja. sekian dan terimagaji...