"DRAF {15}"

129 34 16
                                    

Konnichiwa semua.
Apa kabar selama tiga hari saya gak up?😁
Maaf baru up, saya baru pulang kemarin siang, perjalanan amat
jauh🥵
Dan Alhamdulillah, berkat doa  kalian juga, apa yang saya inginkan tercapai🤭 Kamsahamnida😁👋
-
-
Khusus hari ini, saya Up double up, dengan Jumkat lebih 2000🤭
Mudah-mudahan kalian tetap stay sampai cerita ini tamat🤭
-
-
Bantu share juga, jangan lupa tag akun Facebook nya aku okey😁
Biar tambah rame nincerita, tambah rame, tambah banyak Jumkat nya wkwk🤭
-
-
SELAMAT MEMBACA
Wahai Fl setia ku😚❤️


•••

Malam 20:05.

Setelah selesai dengan Aktifitas nya, Aurel langsung duduk menyenderkan punggungnya ke punggung Ariel sedikit kasar, hingga membuat Ariel menoleh terhadap nya.

"Sudah?" tanyanya, dengan remote yang masih ia genggam.

"Hooh, cape,"  lirih Aurel mengipasi wajah nya dengan tangan.

"Minum?" 

"Gak usah, gak aus juga. Aus sama cape tuh beda,"

"Beda namanya doang, kalo mau minum mah, mau 'kan, lo?" jawab Ariel mengalihkan pandangan nya terhadap televisi, taklupa senyuman semriknya mengiri.

"Hehe... itu peka," cengenges Aurel, begitupun Ariel.

Ariel segera beranjak pergi mengarah dapur, mengambil sesuatu yang Aurel ingin kan. Hanya beberapa detik, Ariel sudah membawa segelas air putih dingin kehadapan Adik nya, lalu Aurel meminum nya tanpa jeda.

"Ahh... seger." gumamnya, dengan mata terpejam.

Ariel mengambil  gelas yang sudah kosong ditangan Aurel, lalu menyimpan di meja bundar itu.

"Bang, Aurel mau cerita?" tanya Aurel, tatkala Ariel sudah duduk di sisinya.

"Apa?"

"Tadi kan, si Rizky deketin Aurel, saat pertama ngomong, suaranya kek biasa, tapi pas kedua kali tiga kali, suara nya beda. Jadi kek, berat-berat lembut gitu," jelas Aurel.

"Rizky siapa?"  Ariel mengerutkan kening nya tak tahu.

"Yang kemarin-kemarin Aurel bawa kesini,"

Ariel tak menjawab, ia mengalihkan pandangan ke Telivisi, lalu mematikan siaran Tv itu. 

"Mau kemana?" tanya Aurel, tatkala Ariel beranjak  setelah mematikan TV.

"Tidur, udah malam. Besok gue yang anterin Lo lagi," ujar nya sambil berlalu mengarah kamar.

"Benar 'kah?" teriaknya tak menyangka, langsung mendapati anggukan dari Ariel. Meski Ariel membelakangi nya, tapi masih terlihat saat Ariel mengangguk tanda iya.

"Yes... irit bensin lagi." gumam nya amat senang. "Duh laper," rengek Aurel, tatkala suara cacing di dalam perut mulai bersuara.

Segera Aurel beranjak bangun mengarah dapur, membuka setiap lemari penyimpanan makanan. Matanya membulat sempur na, melihat lemari makanan yang kosong. Benar-benar kosong.

"Yah... gak biasanya mamah ngabisin makanan?" Aurel memelas sedih, memegangi perut yang masih keroncongan.

"Ah iya, kan ada uang bekal tadi," gumam nya, saat ingat akan uang lima puluh ribu bekal yang belum sempat ia belikan.

Aurel segera lari, mengarah lemari kecil tempat penyimpanan buku serta alat-alat lainya. Setelah mendapatkan yang ia cari, Aurel bergegas mengarah kamar Ariel untuk mengajak nya.

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang