Hukuman Dimulai

953 31 2
                                    

⚠️Sensitif Content
Chapter ini memuat beberapa adegan yang kurang pantas,jadi kalau kalian gak suka dan merasa gak nyaman skip aja tanpa berkomentar buruk🙏.

===================

Malam ketiga gue di rumah jaemin gue masih baik-baik aja,gue berusaha sebaik mungkin menuruti permintaan jaemin yang sebenarnya buat gue muak juga. Gue gak pernah ngebantah jaemin ketika dia minta gue buat cuddle atau nemenin dia nonton film,main game atau ngerjain tugas kampusnya.

Malam ini jaemin minta gue buat temenin dia minum,gue cuma bisa nurut. Tapi rasanya gue udah gak kuat buat minum lagi.

"Udah jaem,gue gak bisa minum lagi." Ucap gue ketika lagi-lagi jaemin menyodorkan segelas wine,minta gue buat minum wine itu sampai habis.

"Lagi naya,lo masih sadar kok." Ucapnya

"Gue udah mual." Tolak gue sambil sedikit mendorong wine itu buat menjauh dari bibir gue. Bahkan rasanya tubuh gue udah melayang,kepala gue berat banget dan sekeliling gue kaya berputar padahal gue lagi duduk di sofa.

"Minum naya."

"Ini yang terakhir ya." Ucap gue,jaemin ngangguk dengan senyuman manisnya.

Jaemin mendorong tangan gue yang lagi minum dengan gak sabaran,sampai wine itu membasahi leher dan baju gue.

"Mau gue gantiin baju nay?" Tanya dia,gue menggeleng dengan cepat.

"Gak perlu,gue bisa sendiri." Jawab gue,segera beranjak dari sofa berjalan ke arah kamar dengan sempoyongan.
Tapi jaemin nyusul gue,dia berdiri di depan gue sebelum akhirnya mencium bibir gue dengan paksa.

Gue berontak,berusaha mendorong dia dengan susah payah. Meskipun gue mabuk,gue cukup waras buat gak berbuat hal yang gak semestinya sama jaemin.

"Jangan gila jaem." Ucap gue setelah jaemin melepaskan ciumannya.

"Gue boleh melakukan apapun ke lo,ini kesempatan buat gue nay. Kapan lagi gue bisa nidurin lo kan." Ucapnya

"Jangan gila,gue gak semurahan itu." Jawab gue,mendorong dada jaemin buat menjauh. Gue buru-buru berjalan ke arah kamar di ikuti jaemin.

"Gue tidur di luar ya malam ini." Ucap gue sambil membawa satu bantal

"Siapa yang ngebolehin?" Jaemin bertanya,gue cuma diem. Jaemin ngerebut bantal itu di tangan gue,dia narik gue ke atas ranjang dan meluk gue.

"Jaemin gue mohon." Gue berontak,berusaha melepaskan pelukan jaemin di pinggang gue.

Gue langsung lari keluar kamar setelah berhasil melepaskan tangan jaemin yang melingkar di pinggang gue,kayaknya jaemin sengaja bikin gue mabuk kaya gini. Belum sempat gue keluar jaemin udah narik rambut gue sampai gue jatuh ke belakang.

"Apa susahnya lo nurut aja."

"Gue gak semurahan itu brengsek!"

Tatapan mata jaemin berubah,ia terlihat lebih marah dari sebelumnya. Ia mengintimidasi gue dengan tatapannya. Jaemin seret gue ke ruangan yang ada di walkin closetnya,gue menjerit kesakitan dan cuma bisa megangin tangan dia yang narik rambut gue.

Di dalam ruangan ini banyak sekali alat-alat seks yang lebih mengarah ke alat untuk menyiksa seseorang.

"Nah naya,sekarang ayo kita mulai hukuman lo." Ucapnya

"Lepasin,lo mau apa?!" Gue berontak ketika jaemin narik tangan gue buat di ikat pada tali yang menjutai dari atas.
Dengan tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi gue,sangat keras sampai telinga gue berdengung dan darah sedikit keluar dari sudut bibir gue, untuk beberapa saat gue cuma bisa diam karena kaget. Membuat jaemin berhasil mengikat tangan gue keatas.

Eccedentesiast  [Huang Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang