10

46 3 3
                                    

Lingkaran hitam tercetak jelas di bawah
Mataku,sejak pagi aku menenggelamkan
Kepala diatas lipatan tanganku.

Bahkan saat pelajaran ekosistem
Biologi,aku tertidur dan sialnya,aku
Tidak mendapatkan nilai praktek.

"Luh maraton semalam"tanya adam,yang
Hanya dijawab gumaman oleh aku.

Tak mungkin aku menceritakan kejadian
Kemarin,karena sungguh memalukan,
Bahkan aku tidak bisa tidur semalaman.

Bayangan perbuatan dimas kemarin,
Membuat aku merinding,bisa-bisanya
Aku sempat berpikir rasanya nikmat.

"Menjijikan"gumamku.

Aku ingin mencakar dimas tolong,namun
Dia tidak bisa,dia tidak punya jaminan
Untuk melakukan hal itu.

"Luh tahu gak rumus dasar biologi"tanya
Adam,dia menyikut tanganku agar
Terbangun dari tidurku.

"Jangan kan rumus biologi,cara
Ekosistem berkembang biak aja aku
Gak tahu"sahutku.

Adam menghembuskan nafasnya,teman
Satu bangkunya memang payah.

"Dam,kalau misalnya harga diri luh
Di injek-injek,apa yang bakal luh
Lakuin"tanyaku,dia mendongak kan
Kepalanya keatas.

"Aku balas"jawab adam tegas.

Aku mengangguk,apa aku bisa membalas
Dimas?dia hanya sebutir debu jika
Dibandingkan dengan dimas.

"Cara apa yang bakal luh lakuin"tanya
Aku lagi kepada adam.

"Tergantung,mungkin melakukan
Hal yang sama kaya apa yang dia
Lakuin"tutur adam.

Apa aku harus melakukan hal sama
Pada dimas?membayangkannya saja
Membuat aku malu,dia bukan orang
Yang berani seperti dimas.

"Emang apa yang orang itu lakuin sama
Luh"tanya adam tiba-tiba,membuat aku
Cengo"aku tahu luh nanya gitu,karena ada
Sesuatu kan,jadi kenapa"tanya adam.

Aku menggeleng"sesuatu yang tidak
Pantas Di ceritakan"ucapku.

Adam mengangguk"aku ngerti,pasti hal
Itu buruk,makanya luh gak berani cerita
Sama aku"adam menepuk bahuku.

"Hanya karena pelecehan sebelum
Bisa mulai melawan,bukan berarti
Diri kita seorang yang lemah".

"Dimas"bentak bu yafa,guru yang selalu
Membuat para pelajar takut,karena
Ketegasan dan juga sikapnya tidak
Memandang bulu.

Dimas mendongak,dia tertidur di jam
Pelajaran yang salah.

"Sana cuci muka" bu yafa menatap tajam
Pada dimas.

Guru sejarah wajib itu memang tidak
Memberi toleran.

"Maaf bu"ucap dimas,dia berdiri lalu
Melangkah pergi,menuju toilet.

Dia tidak bisa tidur,semalaman dia
Memikirkan iki,bahkan dia sampai tiga
Kali bulak balik ke kamar mandi,hanya
Untuk mengeluarkan muatannya.

Dimas menggerutu,jika terus seperti ini
Dia bisa strees.

Dimas membasuh wajahnya,menatap
Dirinya di pantulan cermin,hari ini dia
Sangat berantakan.

"Sial"umpatnya.

"Hey,ada apa dimas,jangan memikirkan
Hal itu terus",gumamnya,dia memukul
Kepalanya sendiri.

Lebih dari selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang