Semalaman Rosé tidak bisa tidur. Jika ia memejamkan mata, kepalanya seketika penuh oleh kilasan SMA. Bahkan saat Rosé akhirnya bisa tidur, ia bermimpi Chanyeol yang menjauhi dan mengejeknya.
"Kau gadis gila! Tidak akan ada pria yang mau berkencan denganmu!" suara Chanyeol memenuhi kepalanya dalam mimpi.
Meski hanya dalam mimpi dan Rosé tahu Chanyeol tidak akan mungkin mengatakannya, hal itu tetap terasa menyakitkan. Semua perasaan buruk yang dipendamnya bertahun-tahun, seakan muncul dalam waktu satu malam.
Kalau saja ia tidak harus kembali ke New York hari ini, Rosé akan bersembunyi di kamar Pamela sepanjang sisa waktunya di Australia. Hanya saja ia tetap harus menghadapi kenyataan. Hidupnya ada di New York.
Ketika Rosé bangun, Pamela masih tertidur. Ia mengguncang pelan tubuh sepupunya untuk berpamitan. Pamela menyahut dengan mata setengah terpejam.
"Kau yakin akan pulang hari ini?" tanya Pamela setengah sadar. "Tinggalah sebentar lagi."
Rosé menggeleng. "Aku tidak bisa. Lagipula tiket kepulanganku untuk hari ini. Aku tidak mau kerepotan menjadwalkan ulang."
Setelah Pamela terbangun sepenuhnya, mereka berpelukan. "Kabari aku apa pun yang terjadi, oke? Ugh, andai saja kau tidak berada jauh di New York," ucap Pamela.
"Ya. Aku juga benci berjauhan denganmu," keluh Rosé.
Setelah perpisahan dengan Pamela, Rosé berjalan lambat-lambat menuju kamarnya. Ia tidak tahu apakah Chanyeol ada di dalam. Ia berharap Chanyeol sudah pergi lebih dulu. Itu akan lebih baik.
Sialnya, keberuntungan tidak berpihak pada Rosé. Begitu masuk ke dalam kamar, ia melihat Chanyeol sedang duduk gusar di sofa kecil. Pria itu langsung berdiri dengan tegang saat Rosé masuk.
"Rosie," ujar Chanyeol terpaku. Ia kehilangan kalimatnya.
Mencoba menghiraukan Chanyeol, Rosé memilih merapikan barang-barangnya. "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu."
Chanyeol berjalan menghampiri Rosé dan berdiri di belakangnya, mencoba menarik perhatian gadis itu. "Kau tidur nyenyak? Aku tidak bisa tidur semalaman memikirkanmu," ujar Chanyeol.
Rosé tidak menjawab. Ia tetap sibuk memasukan barang-barang ke dalam koper.
"Rosie, please tell me what to do to make it right!" erang Chanyeol pasrah. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Rosé mendecak kesal karena kegigihan Chanyeol membuat ia tidak nyaman. Gadis itu bersuara dengan sinis. "Bagaimana kalau kau pergi jauh dariku? That will make it right."
Refleks, Chanyeol meraih tangan Rosé. "Aku tidak mau menjauh darimu, Rosie. Aku tidak sanggup melakukannya. After what we've been through, after what we did together—"
"Bukankah itu yang selalu kau lakukan dengan wanita lain?" sela Rosé menarik tangannya agar lepas dari pegangan Chanyeol. "Kau berkencan, tidur dengan mereka, lalu meninggalkan mereka. Anggap saja aku salah satu dari mereka."
"What?" tanya Chanyeol tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Rosé. "Kau bukan mereka. You, Roseane Park, are my Zebra. Satu-satunya."
"Kau tahu zebra hewan yang lemah, 'kan?" cibir Rosé. "Mereka tidak punya keahlian apa pun. Hanya hewan lemah yang menjadi mangsa para predator. Jika itu alasanmu memanggilku zebra, well, I guess you are right."
"Tidak, Rosie. Bukan itu maksudku," sangkal Chanyeol. Tapi gadis itu berjalan dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi sebelum Chanyeol bisa menjelaskan apa pun.
•••
Berpamitan kepada keluarga besarnya menjadi hal paling berat bagi Rosé. Ia sudah berpamitan kepada paman dan bibinya yang tinggal di Australia. Ia juga kembali berpamitan kepada Pamela dan para sepupu yang lain. Entah kapan Rosé akan kembali lagi ke Australia. Hal itu membuatnya sedih karena ia suka berada di kampung halamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ever You | chanrose (YOU SERIES BOOK 2) ✔️
FanfictionYOU SERIES: [1] LOATHE YOU | jenkai [2] EVER YOU | chanrose [3] TREASURE YOU | hunlis [4] SECRET YOU | jisuho Rosé membenci Chanyeol bahkan sejak mereka kecil. Pria itu tukang bully, berantakan, sombong, tidak tegas, dan segala hal yang salah dalam...