🌹🌹🌹PAGI ini Vero berharap hari lebih baik dari kemarin. Tadi malam setelah sampai di rumah, perempuan itu melihat Roy sudah di rumah, bermain dengan Elnino dan tampak sengaja mengabaikannya entah karena apa. Setiap di tanya, Roy enggan menjawab sehingga Vero malas untuk berulang-ulang mencoba. Bukannya apa, dia hanya gak mau jadi panjang dan berujung pertengkaran lagi.
Pagi ini, mungkin Roy belum sepenuhnya balik ke mood semula, tapi dia tetap mengantar Vero ke kantor dan menciumnya walau dari ciuman itu Vero bisa merasakan hal yang beda. Terkesan dingin dan datar. Awalnya Vero udah berniat untuk pesan taksi online tapi syukurlah Roy mengajaknya pergi bersama.
Vero bukan gak mau menuntaskan masalah mereka. Dia hanya memberi waktu untuk Roy meredakan dulu apa yang menjadi kekesalannya sebelum akhirnya mereka membahas itu. Karena toh kalo mereka bahas sekarang di saat belum dalam keadaan kepala dingin, hanya akan menjadi boomerang.
"Hati-hati di jalan ya, mas. Makasih udah nganterin," kata Vero sambil mencium pipi suaminya di dalam mobil.
"Saya ikut masuk, sayang."
Vero mengernyit.
"Kemana?"
"Ke kantor kamu.."
"Mau ngapain?"
"Emang gak boleh?"
Here we go again.
Vero menghela napasnya.
"Boleh, mas. Tapi jangan aneh-aneh lagi ya. Kita jadi bahan omongan orang dari kemarin. Aku gak suka kerja kalo keadaan gak kondusif.."
"Iya, sayang. Kamu turun deluan. Saya nyusul setelah pakir."
"Oke."
Saat ini gak banyak yang bisa Vero lakukan. Dia hanya berusaha mengiyakan apapun yang Roy mau untuk menjaga mood pria itu. Selagi itu gak di luar batasannya, Vero akan coba untuk menerima dan kompromi. Meski pun sampe sekarang dia gak paham kenapa Roy kayak gitu. Apa cemburu? Gak mungkin kan? Yang pertama karena Roy gak cinta dia, yang kedua karena dari tampangnya, Roy bukan tipe pencemburu. Asumsi itu bukan tanpa dasar. Pasalnya Roy punya segalanya yang dia mau, dia juga cakep. Jadi gak banget cemburu sama Kendrick. Dua-duanya sama-sama oke.
"Ver. Baru nyampe?" sapa Kendrick di lobby.
"Eh, Drick. Iya nih.."
"Gimana sama Roy? Udah aman kan?"
Vero tertawa kecil.
"Aman. Tenang aja. Lo gimana sama Bunga? Udah ada progres belum?"
"Nah itu dia, Ver. Sejak lo comblangin, gue belum berani ngajak dia jalan. Tapi semalam tuh dia ngajak gue makan bareng malam ini di Brichone Cafe. Menurut lo gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready For Love ✔️
أدب الهواةVeronica Choo misuh-misuh mendengar celotehan Papanya yang panjang lebar tapi intinya ingin dia menikah dengan Roy, anak teman baiknya, yang dua bulan lalu baru berduka karena istrinya meninggal. Bukannya apa, tapi jarak usia mereka sangat jauh. Di...