And I miss you on a train, I miss you in the morning
I never know what to think about.Heeseung membuka handphone nya, beralih ke aplikasi instagram, mencari username mantan kekasihnya.
Ia tersenyum menatap postingan terbaru mantan nya itu.
Postingan nya berisi Jake yang memakai toga merayakan wisuda nya. Simpel, tetapi entah mengapa Heeseung tersenyum begitu lebar.
Pagi dan kereta api. Heeseung bisa merasakan kehadiran Jake hanya karena kedua hal tersebut.
Dia selalu merindukan Jake setelah mereka berpisah malam itu, tetapi ada saat dimana Heeseung tidak tahan akan rasa rindu nya.
Pagi dan kereta api menjadi hal yang paling membuat Heeseung menderita belakangan ini.
Pagi dan kereta api yang biasanya tidak Heeseung pedulikan, pagi dan kereta api yang biasa hanya menemani nya, pagi dan kereta api yang sekarang terasa lebih dingin.
Kereta api terus melangkah maju, memasuki terowongan tempat gelap membuat Heeseung ikut memejamkan matanya.
Pagi dan kereta api terus melaju, tetapi Heeseung tetap berada disana untuk menunggu Jake.
"Pagi Pak, bagaimana tidur anda?"
Heeseung tersenyum lalu mengangguk, "saya tidur dengan nyenyak, bagaimana dengan para pendaftar?"
Tidak basa-basi, Heeseung langsung menjalankan tugasnya begitu sampai diruangan nya.
"Bapak bilang jika ada pendaftar dengan nama Sim Jake, saya harus melaporkan kepada bapak secara langsung kan?"
Heeseung langsung mengangkat kepalanya, menghentikan tangan nya yang sibuk membuka lembar demi selembar, menunggu karyawan nya lanjut berbicara.
"Saya semalam membaca semua nama pendaftar pak dan saya menemukan nama Sim Jake. Tetapi saya tidak tau apakah dia yang bapak maksud"
Elisa–karyawan yang dipercaya Heeseung untuk mengurus calon karyawan baru perusahaan nya memperlihatkan ipad yang tengah dipegang nya untuk Heeseung.
Heeseung dapat melihat apa yang ada disana. Sim Jake yang Elisa maksud, memang benar itu yang Ia cari.
"Loloskan dia, tidak usah ada tahap pemanggilan interview atau apapun. Saya ingin dia secepatnya bekerja"
Elisa kelabakan mendengar perintah Heeseung, "gimana pak? Loloskan dia jadi sekertaris bapak? Terus pendaftar lain gimana pak?" Tanya Elisa.
Heeseung mengangkat kedua bahu nya, "Saya ingin Sim Jake yang menjadi sekertaris saya. Sisanya kamu bisa tawarkan posisi lain atau apapun itu"
Keputusan final dari Boss nya membuat Elisa mengerutkan kening nya.
"Kalau saya boleh bertanya, Sim Jake ini siapa ya pak?" Elisa membuka suaranya karena penasaran.
Heeseung berdiri dari tempat duduknya, berjalan kearah jendela yang ada dibelakang nya.
Masih jam sembilan yang artinya masih pagi, Heeseung melihat kereta api lewat di bawah sana.
"Sim Jake itu—segalanya untuk saya"
"Maaf pak?"
"Apapun itu selalu tentang dia, bahkan saat saya tidak tau harus berpikir tentang apa. Saya berpikir tentang dirinya"
"Dia kekasih bapak?"
Heeseung menatap Elisa, Ia tersenyum mendengar ucapan Elisa. Yah, kata 'kekasih' memang cukup indah kan?
"Mantan kekasih, tetapi dengan Ia mendaftar sebagai sekertaris saya. Bukankah itu berarti masih ada kesempatan untuk kita berdua?"
Elisa menganggukan kepalanya lalu tersenyum, "saya doakan semoga semuanya lancar ya pak!" Ucapnya.
Heeseung terkekeh pelan lalu beralih menatap perut Elisa, "Saya juga berharap kamu dan bayi kamu sehat selalu ya" balas Heeseung yang membuat Elisa langsung memegang perutnya yang sudah sedikit membesar.
"Kalau begitu saya permisi ya pak"
"Baik"Heeseung masih tersenyum bahkan saat pintu sudah tertutup rapat. Ia beralih mengambil bingkai foto yang ada di meja kerja nya.
Lagi-lagi tersenyum. Benar katanya tadi, apapun yang Heeseung lakukan, itu segalanya tentang dia, tentang Sim Jake.
I never know what to think about
I think about you.☆ author note :
ini cerita emg aku buat gak ada konflik parah yaa, jadi ini otiwi end!9 November 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
About You (Heejake) ✔️
Fanfiction"Do you think i have forgotten, about you?" Warning⚠️ bxb content dom = Heeseung ; sub = Jake homophobic dilarang baca‼ chasey, 2023