Bab 41 : Pertunangan Mahesa (1)

143 23 13
                                    

- destiny, tell me -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- destiny, tell me -

Pagi ini Nara ada di apartmentnya Naren, alasannya karena dia ingin mengejutkan Naren dengan membuatkannya sarapan. Tidak tau sih kenapa Nara melakukan ini, mungkin alasan karena semalam dia bermimpi aneh lagi, karena itu saat terbangun dia bergegas pergi ke apartment Naren.

Awalnya dia takut jika Naren tidak ada di apartmentnya, tapi ternyata Naren ada di dalam tertidur pulas. Nara cukup lancang memang tapi dia tidak bisa mengenyahkan mimpi buruk itu sebelum dia benar-benar memastikan bahwa Naren itu masih menjadi miliknya.

Nara berusaha mengenyahkan rasa takut itu, karena jika tidak dia akan membiarkan rasa takut itu mengusai dirinya dan membuat dia berasumsi berlebihan atas semua yang Naren lakukan. Padahal seharusnya sampai tahap ini Nara berhenti meragukan Naren untuk apapun. Naren sudah banyak berjuang untuknya, dia banyak membuktikan bahwa lelaki itu pantas untuknya.

Yang jelas Narendra bukanlah ayahnya.

"Morning Ren." Ucap Nara saat mendapati Naren keluar dari kamarnya dengan kaosnya yang sedikit berantakan dan rambutnya tak beraturan serta matanya yang setengah menutup.

Nara heran dengan penampilan seperti ini saja Naren masih sangat terlihat tampan. Nara menghampiri Naren namun terkejut saat Naren merengkuh tubuhnya dan menjatuhkan kepalanya dibahu Nara.

"Ren."

"Aku ngantuk, gini dulu aja bentar aja."

Nara tersenyum tipis melihat Naren yang manja seperti ini. Dia membenarkan letak tubuh Naren yang memeluknya lalu membiarkan Naren tertidur di bahunya. Dia menepuk-nepuk pelan punggung Naren.

Lihat bagian mana Nara harus merasa ragu pada Naren?

"Wangi kamu enak, kaya bayi."

"Aku pake minyak telon tadi."

"Pantesan, aku jadi makin mau meluk kamu lebih lama." Katanya sembari mengeratkan pelukannya. Nara hanta tertawa pelan lalu mendorong tubuh Naren.

"Aku ga bisa napas tau."

Naren tersenyum lalu menyentuh hidung Nara, "aku mandi dulu yah sayang, tumben banget kamu pagi kesini."

"Emang ngga boleh aku kesini? Oh kamu takut yah kalo aku mergokin kamu bawa cewe lain kesini."

"Pikirannya, emang siapa sih yang perlu aku bawa, Kanara aja udah cukup, cukup untuk semuanya, dari atas sampe bawah." Katanya seraya menatap Nara dengan tatapan nakal, membuat Nara mendorong Naren menjauh.

destiny, tell me || Kim Minju ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang