"CHIKOOOOOO!!!! BURU LELET AMAT LO!" Teriak gracia dari balik kamar chiko
'Ceklek'
"Sabar gre astaga, gue belum bedakan " ucap chiko yang sibuk merapihkan dasi nya
"LO UDAH SMA, UDAH GEDE GK USAH BEDAK-BEDAK KEK SAWI!" Sarkas gracia yang menarik tangan chiko agar cepat keluar kamar dan berangkat ke sekolah
Hal biasa setiap pagi gracia menjemput sahabat gemulai nya tersebut
"SERET AJA GRE !" Teriak mama chiko
"Siap mah!" Balas gracia yang sudah akrab memanggil orang tua
Di pagi itu juga Di sudut kota lain,
Seorang gadis terbaring di dalam ruang operasi Rumah sakit
Seseorang yang masih mengenakan seragam putih abu dengan bercak darah di seragamnya
Kelelahan mengedit konten sepanjang malam membuat seorang siswi mengantuk saat mengendarai mobilnya,
dia adalah Shani indira N.
Seorang siswi jenius yang baru saja lulus dari sekolah menengah pertamanya sambil merangkap menjadi seorang Konten kreator tersebut kini tak berdaya dengan berbagai alat rumah sakit yang merekat di tubuhnya.
Dari luar pintu operasi, feni yang juga masih mengenakan seragam sekolah berdiri gelisah sambil merapalkan do'a-do'a harapan agar sahabatnya tersebut baik baik saja
di dalam hatinya juga menyesalkan, kenapa ia harus berangkat terlebih dahulu meninggalkan shani yang di ketahui feni memang belum sempat tidur semalaman
sesekali feni tampak menarik nafasnya untuk menenangkan hatinya,
"hiks.. shan, lo jangan mati dulu shan, hiks.. hiks.., kalo gk ada lo, gue bisa hidup melarat shan hiks.." sesekali feni bersuara lirih
Shani feni dan azizi memang sudah hidup mandiri sejak beberapa bulan lalu
mereka tidak lagi tinggal di asrama panti, melainkan tinggal di sebuah Apartemen yang mereka beli dari hasil mereka membuat konten dan (jangan lupakan kejeniusan shani memanipulasi data dan menjual ilegal di website pasar gelap)
sesekali feni menatap ke arah lorong rumah sakit berharap azizi yang sedang menjemput bunda indah di panti agar segera datang
Selang 2 jam belalu, pintu ruangan operasi terbuka
tampak seorang yang keluar dengan mengenakam setelan dokter
"dok, bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya feni hawatir
"pasien yang di dalam sudah melewati masa kritis, mungkin akan segera di pindahkan ke ruang inap biasa" jawab dokter tersebut
Feni seketika memasang wajah lega dan kembali duduk di ruang tunggu sambil menunggu ke datangan bunda indah
Malam harinya,
'ceklek'
Suara pintu ruangan terbuka, nampak lah feni yang di dampingi bunda indah masuk kedalam ruangan dimana Shani berada
tampak shani masih tertidur dengan balutan perban yang melingkar di kepalanya, serta beberapa jarum infus yang tertanam di tangannya
"Hiks...Shan, bangun dong hiks.." feni seketika mendekat dan kembali menangis di samping Shani
"fen, shani masih dalam reaksi obat bius pasca operasi tadi siang, dia akan baik-baik saja" Bunda indah mencoba menenangkan Feni
"hiks.. iya bund" balas feni kembali menatap wajah shani
tak lama mata shani sedikit bergerak dan perlahan terbuka
feni yang masih menatapnya pun cepat berseru
"Bund, Shani bangun" riuh feni bersemangat
"Shani hiks.. ngomong dong hiks.. " feni kembali meanggil kesadaran Shani
tampak shani kembali memejamkan matanya lalu mulai menggerakan mulutnya
"K-kamu siapa?"
Feni seketika membelalakan matanya
"JANGAN BILANG LO HILANG INGATAN LO LUPA SAMA GUE SHAN!" Syok Feni sedikit nyaring
"F-feni?"
Suara lemah dari mulut shani seketika membuat feni kembali bahagia, bahwa shani mengenalinya
"F-FENI?" Ucap shani lagi yang seakan memastikan jika di hadapannya itu benar-benar feni
"Iya hiks.. ini gue shan hikss..." Sahut feni
"Anjir kok lu dah gede?"
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER 2 (GRESHAN)
FanfictionKalian pernah gk berimajinasi kembali lagi ke masa-masa kecil dengan pola fikir se dewasa sekarang dan memerbaiki satu per satu kehidupan yang tidak bisa kalian raih pada masa itu?