Satu pekan pesta di Istana Juliet telah berakhir. Akan tetapi, keluarga Floral lagi-lagi tak mengunjungi lima hari yang tersisa dalam pesta sepekan penuh. Sama halnya dengan Raja Teratia itu sendiri, yang seolah benar-benar menandakan ketidaktertarikannya terhadap pesta apabila putri dari Floral tak akan hadir.
Sementara itu, keluarga Keehls tetap menghadiri pesta selama tujuh hari secara konsisten, guna untuk memperluas relasi calon Duke dan membicarakan perihal bisnis yang seolah tak memiliki ujung.
Casterius, selepas percakapannya dengan Allan tempo hari, kini benar-benar dibuat putus asa dan pikirannya tak pernah berhenti kacau. Ada sisi di mana dia berupaya untuk tak memercayai apa yang Allan utarakan, tetapi sisi lainnya adalah Casterius yang kesulitan untuk tak termakan rayuan dari sang iblis tersesat.
Casterius pula dibuat putus asa karena cinta pertamanya. Ini adalah pengalaman pertama bagi Casterius untuk jatuh hati, tetapi serupa dengan frasanya, menjatuhkan hati kepada sembarang gadis adalah hal yang menyakitkan.
Casterius masih ingat mengenai pernyataan cinta romantis di pertengahan malam, di bawah gemerlapan kembang api yang menyala-nyala. Casterius pikir itu sudah cukup, tetapi rupanya itu tidaklah cukup untuk menarik hati sang tuan putri.
Casterius merasa ada hal yang pecah hingga berceceran di dalam dadanya kala dia mendengar bahwa Allan dan Helia bahkan telah berbagi kecupan di belakang punggungnya. Semenjak hari itu, pikiran Casterius dipenuhi oleh pemikiran negatif.
Apakah benar bahwa Helia rupanya telah memilih satu di antara dua, yaitu Allan? Apakah Allan bahkan lebih baik daripada Casterius sendiri? Bahkan Casterius pun separuh setuju dengan hipotesisnya sendiri bahwa Helia pasti akan lebih bahagia apabila dia diberikan takhta ratu yang didambakan banyak wanita, dibandingkan hanya harus memerintah satu wilayah kecil bernama Keehls.
Akan tetapi, tetap saja, itu terasa menyakitkan.
Bahkan kala pesta penutupan di malam ketujuh telah mencapai akhir dan Casterius sama sekali tak melihat gadis berambut hitam itu di sudut ruangan mana pun, bahkan Allan pula tak menjadi sosok yang berpidato untuk menutup pesta, benak Casterius semakin bergejolak tak keruan.
Allan dan Helia tak datang ke pesta, apa yang mereka berdua lakukan? Membayangkannya saja sudah membuat Casterius merasa pedih.
Bahkan kala mengingat perhiasan mungil di tangan Allan, seolah Belia mengungkapkan rahasia mereka berdua pada sang raja, hanya untuk menertawakan Casterius di belakang punggungnya. Bagaimana mungkin, pria seperti Casterius ingin menyaingi sang raja?
Maka, sudah cukup bagi Casterius untuk mendapatkan penghinaan lagi. Dia jatuh hati pada Helia, tetapi tak larat untuk hidup di dalam penghinaan. Kini, Casterius akan menghargai pilihan Helia. Dia tak akan menilai Helia dengan sebelah mata. Dia akan menghargai seluruhnya mengenai Helia.
Sebab, sejatuh-jatuhnya Casterius kepada Helia, dan setidak relanya Casterius akan pilihan Helia, membiarkan gadisnya bahagia atas pilihan hidupnya sendiri saja sudah cukup bagi Casterius untuk mengakhiri kisah cintanya yang tragis.
***
Helia tak menyesal telah menghindari Allan selama lima hari penuh. Akan tetapi, dia menyesal karena masih tak bisa mendapatkan cincin dengan permata violet itu dari tangan Allan.
Helia ingin segera kembali mendapatkan cincin itu sebelum semuanya terlambat. Sebelum ada masalah pelik yang akan membuatnya semakin sengsara. Maka dari itu, walaupun Holland dan Demian telah mewanti-wanti pada Helia untuk tak lagi menginjakkan kakinya di pekarangan istana, kemudian meminta Helia untuk segera berhenti dari pekerjaannya sebagai ajudan sang raja, Helia tetap mengambil risiko untuk kembali menuju tempat bersumber derita bagi Helia.
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Ignore Me, Your Majesty! [S2]
HistoryczneHelia Scarlett Floral mati karena meneguk racun, tetapi ketika dia membuka mata, Helia mendapati tubuhnya menyusut! Waktu telah terulang. Bukan hanya itu, ayah Helia yang awalnya sangat membencinya juga malah berbalik menyayangi Helia sekarang. Aka...