22💐

103 8 1
                                    

Esok hari ia akan menjadi siswa biasa bukan lagi ketos.

"Aden ini bubur nya!" Ucap bibi dari luar kamar.

"Iya bi taruh depan pintu aja!"

Bibi mengangguk pelan dan meletakkan semangkuk bubur di atas meja yang ada di samping pintu kamar nya Elvan.

Setelah itu ia pergi ke lantai bawah untuk membersihkan dapur.

"Ayah bunda tau bakalan marah nggak ya?"

Kayak nya marah sih karena mereka juga kaget saat sang anak sudah di gantikan oleh OSIS lain.

Dan pasti nya Fajri akan marah besar kepada dirinya, berbeda dengan sang bunda nanti nya.

Jika Zweitson sudah pulang pasti ia akan menghampiri anak nya dan memeluk nya dengan erat.

Menyuruh nya untuk bercerita tentang dirinya yang bisa di gantikan oleh OSIS lain.

Ia sudah membayangkan bagaimana sang ayah marah kepada nya nanti.

Elvan berdiri dari duduk nya lalu membuka pintu untuk mengambil makanan yang telah di belikan oleh bibi.

Saat ingin masuk ke dalam kamar nya, ia tidak sengaja mendengar suara pintu di buka dengan kasar.

"Elvan! Dimana kamu!" Yaps bisa kalian tebak itu suara siapa.

Ya tentu saja Fajri, ia terpaksa harus pulang karena ia mendengar kabar jika anak nya sudah tergantikan oleh OSIS yang baru.

Zweitson berusaha membuat sang suami tenang namun apalah daya dirinya sedang hamil.

Dan tidak boleh banyak gerak karena takut janin nya kenapa-napa.

"A-ayah?" Ucap Elvan gugup, keringat dingin mulai membasahi kening nya.

"Ji kita bisa omongin baik baik jangan pake amarah" ucap Zweitson.

Mereka berjalan menuju kearah kamar Elvan.

"A-ayah, b-bunda." Ucap Elvan kepada kedua orang tua nya.

Zweitson menatap Elvan tetapi tidak dengan Fajri.

"Maksud kamu apa hah!? Kamu mau buat ayah malu! Iya!? Kamu udah hampir tiga tahun jadi OSIS dan sekarang tergantikan gitu aja!? Apa kata orang orang di luaran sana El!?" Ucap Fajri dengan marah.

"Kamu punya masalah apa sampai sampai kamu di gantiin sama ketos lain?! Kalau kamu lagi banyak masalah atau capek cerita El cerita! Walaupun ayah bunda jauh kamu bisa telfon kita berdua! Jangan kayak gini! Ayah gak suka ya, dulu waktu ayah masih SMA ayah juga sama kayak kamu jadi ketus OSIS tapi ayah gak pernah kayak kamu El!"

"Secapek-capek nya kamu, kamu bisa izin ke guru yang lain untuk istirahat bukan nya kayak gini! Kamu malu maluin ayah tau gak!?"

"M-maaf ayah"

"Kata maaf gak cukup buat ayah! Mulai sekarang barang yang kamu punya ayah sita!" Ucap Fajri mutlak.

Ia pergi begitu saja meninggalkan istri dan anak nya.

Elvan menangis sejadi-jadinya, ia juga tidak mau seperti ini.

Namun kemarin malam dirinya benar benar lelah dan butuh semangat dari kedua orang tua nya.

Tidak hanya dari teman-teman nya saja yang memberikan semangat.

Zweitson membawa sang anak kedalam pelukannya.

Ia menenangkan Elvan "sabar ya El, bunda tau kamu anak kuat. Bunda akan kasih kamu barang tapi jangan sampai lihat ayah ya, kamu sementara pakai HP bunda dulu aja"

[Boylove] After Wedding - JisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang