IX Permintaan Lucifer

120 9 0
                                    

"Iblis sepertimu tidak pantas untuk mengatakan hal seperti itu!" Geram Nero, melihat tingkah Nero, Alicus berdecih.

"Apa kau menyukai iblis itu, tuan Nero?"

DEG

Nero terdiam dan melepaskan cengkramannya dari leher Alicus, Nero menghela nafas dan berjalan melewati Alicus, Nero berhenti di samping Alicus dan memberikan peringatan kepada Alicus.

"Kuperingatkan padamu sekali lagi jika kau menyentuh atau menyakitinya maka aku tidak akan segan untuk membunuhmu"

Nero melanjutkan jalannya dan meninggalkan Alicus, Alicus menoleh kesamping di posisi Nero menyampaikan ancamannya.

"Tingkahmu sangat mencurigakan tuan Nero, apa kau mengancamku karena kau menyukai Nuzan atau karena kau memiliki suatu hubungan dengan Nuzan?"

****

Kini Nuzan, Almira, dan Almiro sedang berlatih, setelah melakukan pembelajaran di kelas, mereka harus menjalankan kegiatan berlatih karena mereka harus bersiap-siap untuk menjalani ujian kandidat raja iblis yang akan diadakan minggu depan.

Seperti yang dikatakan Nuzan sebelumnya, Almira tetap dilatih oleh tuan Nero, Almiro dilatih oleh Anastasia, dan Nuzan dilatih oleh tuan Alicus, tak seperti Almira dan Almiro, Nuzan terlihat kesulitan menerima pelajaran dari tuan Alicus, sudah beberapa kali tuan Alicus mengajari Nuzan menggunakan sihir namun Nuzan tetap gagal sehingga terlihat Nuzan merasa putus asa.

"Tuan Alicus mengapa pelajaran sihir ini sangatlah susah, sedari tadi aku mencoba namun selalu saja gagal" keluh Nuzan terlihat kesal.

"Jika saja kau bisa fokus pada aliran sihirmu kau akan menguasai sihir ini dengan mudah" ujar tuan Alicus dengan wajah datar.

"Sudahlah aku menyerah" ujar Nuzan dengan nada bicara putus asa.

Nuzan berniat berjalan menuju bawah pohon untuk beristirahat, namun langkah Nuzan terhenti ketika tuan Alicus mengenggam tangan Nuzan.

Akh

Nuzan merasakan perih ketika tuan Alicus mengenggam tangannya, dengan cepat Nuzan menarik tangannya dari genggaman tuan Alicus. Almiro, Almira, dan Anastasia yang mendengar erangan kesakitan Nuzan seketika menghampiri Nuzan.

"Ada apa Nuzan? Apa kau terluka?" Tanya Almiro khawatir sembari mengecek tangan Nuzan.

"Apa yang kau lakukan tuan Alicus? Mengapa kau menyakiti Nuzan?" Tanya Anastasia dengan nada sopan karena bagaimanapun tuan Alicus adalah seorang guru.

"Aku hanya merangsang aliran sihirnya, aku tidak ada niatan untuk menyakitinya, rasa perih yang Nuzan rasakan bisa saja disebabkan oleh aliran sihir Nuzan belum sepenuhnya dikuasai Nuzan, untuk itu aku harap kau tidak malas-malasan" ujar tuan Alicus.

"Apa kau masih merasakan perih di tanganmu?" Tanya Almira, Nuzan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tangannya sudah membaik.

Mereka kembali melanjutkan latihan mereka, tuan Alicus menatap kearah Nero yang menatap tajam kearah Alicus, Alicus tersenyum tipis dengan menatap penuh remeh kearah Nero, kini perhatian Alicus semakin tertuju kepada Nuzan, Alicus harus segera mencari tahu siapa Nuzan sebenarnya dan apa hubungannya dengan Nero.

Latihan mereka pun selesai, dan mereka berempat memutuskan untuk segera kembali ke asrama untuk beristirahat hingga waktu makan malam, bagaimanapun Nuzan, Almiro, dan Almira harus berlatih lebih keras untuk menghadapi ujian kandidat raja iblis yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

Di dalam kamarnya terlihat Nuzan sedang rebahan di atas kasurnya dengan kedua matanya tertutup, tentu saja Nuzan tidak tertidur melainkan menjalankan tugasnya sebagai dewa agung yaitu mewujudkan harapan-harapan makhluk yang ia ciptakan, disaat Nuzan sibuk dengan aktivitasnya, Nero masuk kedalam kamar Nuzan melalui jendela, mengetahui Nero menghampirinya, Nuzan membuka mata dan tersenyum kearah Nero.

The AthasilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang