Basecamp Ethernial sedikit sepi kali ini. Banyak yang masih kuliah atau melakukan pekerjaan part time.
"Sendiri aja Jen. Naren mana?" Aska bertanya ketika baru memasuki basecamp.
"Kok tanya gue bang? Gue baru balik, abis pulang seminggu lalu." Balas Jenandra.
"Lah gue kira Naren ikut lo. Udah 4 hari an gak kelihatan itu anak." Timpal Aska.
"Pulang kali ke rumah orangtuanya. Eh tapi rumah Naren dimana ya? Kenal lumayan lama tapi gak pernah bilang alamat rumahnya dimana." Sahut kevin yang berada tak jauh dari tempat Jenandra duduk.
Jenandra terdiam, jika di pikir-pikir lagi mereka sudah mengenal 2 tahun lebih tapi ia tidak tahu dimana rumah orangtua Naren. Juga lelaki itu tidak pernah menceritakan hal pribadi dengannya. Selain sex dan club.
"Oi bang, tumben mampir." Aska menyapa Azis yang baru saja keluar di ikuti Naufal dan yang lainnya.
Mereka melakukan tos persahabatan. "Bengkel lagi direnov jadi gue liburin buat sementara waktu."
Aska hanya ber-oh ria.
"Jen gue nitip motor Naren di tempat lo ya. Tempat gue udah penuh." Azis ikut duduk di ruang depan basecamp. Suasana jadi ramai.
"Lah belum selesai juga bang?" Bukan Jenandra melainkan Kevin yang bertanya. Tidak biasanya bengkel seniornya ini memperbaiki motor lama, biasanya paling lama 2 minggu.
"Udah selesai seminggu yang lalu. Narennya gue hubungi katanya nitip dulu di bengkel, uangnya juga udah di transfer. Anaknya gak bisa dihubungi." Jelas Azis.
Jenandra segera berdiri "Nanti anter aja ke apartemen bang. Gue pergi dulu."
Jenandra belum pulang ke apartemen, mungkin saja Narendra ada di apartemennya.
°°°°°
Hujan mengguyur kota Jakarta malam ini. Hawa dingin menusuk, membuat orang-orang enggan untuk keluar. Berbeda dengan lelaki tampan berhidung mancung ini.
Jenandra sedang meminum vodka di balkon kamar ditemani hujan. Seharian ini ia sudah mencari Narendra tapi ia tidak menemukan dimana lelaki kelahiran agustus itu berada.
Pikirannya melayang dengan kejadian tadi siang.
Mobil yang ia berikan pada Narendra 2 minggu lalu pun ada di basement apartemennya, pun Narendra meletakkan kuncinya. Kenapa Narendra mengembalikan mobilnya? Apa ia tidak suka? Sedangkan motornya masih ada di bengkel bang Azis.
Pasti Narendra sedang kuliah Pikirnya.
"Ra!" Jenandra memanggil Liora teman satu fakultas Narendra.
Merasa ada yang memanggil perempuan cantik itu berhenti dan meminta teman-temannya pergi terlebih dulu, melihat raut wajah Jenandra sepertinya lelaki itu sedang gelisah. "Eh Jen kenapa?"
"Naren ada masuk kelas nggak?" Jenandra hampiri perempuan cantik yang berpenampilan sopan ini.
"Naren kan udah pindah Jen. Lo lupa?" Liora menjawab dengan santai.
Jenandra terkejut sejak kapan Narendra pindah. "Jangan bercanda lo. Cepet bilang lo pasti abis ketemu dia kan?"
Liora merasa heran bukankah dimana ada Jenandra disitu juga ada Narendra. Kenapa Jenandra seperti tidak tau apa-apa?
"Gue gak bercanda Jen. Lima hari lalu Naren udah konfirmasi ke ruang Dekan. Jangan bilang kalau lo gak tau?" Pertanyaan Liora telak membuat Jenandra bungkam.
"Okey thanks infonya." Tanpa mendengarkan balasan Liora, Jenandra pergi berlari menuju mobilnya. Ia akan mencari Narendra di apartemen milik lelaki itu.
Kosong.
Jenandra tidak menemukan siapapun. Bahkan apartemen ini seperti sudah ditinggal beberapa hari. Dengan perasaan marah Jenandra menonjok tembok yang ada di depannya. Narendra tidak bisa di hubungi. Padahal baru kemarin lelaki itu menghubinginya.
Hari sudah hampir malam, jadi ia memutuskan untuk mencari Narendra besok. Pasti Meysa atau Reyhan tau dimana Narendra berada.
°°°°°°
Pagi pagi sekali Jenandra sudah berada di kampus fakultas hukum, lebih tepatnya fakultas Meysa."Ngapain Jen?" Fajar anak dari teman bisnis Daddy Jenandra sekaligus satu fakultas dengan Meysa.
"Nyari Meysa." Balas Jenandra singkat kepalanya celingukan barangkali perempuan itu lewat.
"Lo nyari disini gak bakal ketemu kali. Orang Meysa udah pindah." Jawabnya enteng.
Jenandra tolehkan kepalanya ke Fajar "Kapan?"
Fajar menenggak soda yang ada ditangannya "Mungkin 4 harian lalu. Desas desusnya sih Meysa pindah bareng anak fakultas Seni. Gue lupa namanya yang gue tau anaknya suka ambil job jadi fotografer kalo ada acara kampus." Jelas Fajar panjang lebar.
Jenandra seperti dihantam batu besar ketika mendengar pernyataan Arga. Kenapa Narendra tidak mengatakan apapun padanya? Apa benar dia sedang bersama Meysa?
Reyhan!
Hanya tersisa satu orang yang harus Jenandra temui. Reyhan. Lelaki mungil nan galak itu pasti tau dimana Narendra.
Sudah beberapa hari Jenandra mencoba untuk mencari Reyhan tapi lelaki itu seperti berniat menghindarinya. Sampi saat ini pun Narendra belum tahu keberadaannya.
"Lepas Jen! Gue gak tau Naren dimana." Reyhan berusaha melepas cekalan Jenandra pada tangannya. Padahal ia sudah berusaha mengindari lelaki itu tapi hari ini memang hari sialnya.
"Nggak sebelum lo bilang dimana Naren." Jenandra semakin kuat mencekal tangan Reyhan berharap Reyhan bisa memberitahunya.
Buuuuk
Satu tonjokan keras mengenai pipi kanan Jenandra membuat ia sedikit limbung dan melepaskan cekalannya.
"Sialan, gue tau lo kalap tapi gak gini juga." Dika, kekasih Reyhan yang saat itu berniat menjemput Reyhan, tidak sengaja melihat Jenandra yang tengah memaksa Reyhan.
Dika lihat pergelangan tangan Reyhan yang memerah bekas cekalan tangan Jenandra "Sakit?" Dika bertanya dengan nada lembut.
"Nggak papa." Reyhan menjawab disertai gelengan.
Buk
Buk
BukReyhan dan Dika terkejut dengan tindakan Jenandra yang tiba-tiba memukul tembok di belakangnya. Matanya terlihat memerah beserta urat yang menonjol di leher dan wajahnya.
"Tenangin diri lo dulu." Dika menepuk pundak Jenandra setelah Jenandra berhenti memukuli tembok kemudian berlalu dari sana bersama Reyhan.
Sudah sebulan sejak menghilangnya Narendra. Jenandra masih belum bisa menemukan informasi apapun tentang lalaki itu. Bahkan apartemen milik Narendra sudah dimiliki orang lain. Sejak menghilangnya Narendra ia jarang pergi ke club bahkan pergi ke basecamp. Harinya hanya dihabiskan dengan kuliah dan tetkadang alkohol yang menemani malamnya. Sifatnya menjadi dingin dan sulit di dekati.
Flashback selesai.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Friend With Benefit
Romansa"Jenandra mesum Dirgantara, lepasin gue bangsat." Narendra Alfareez. "Jie lain kali gak boleh julid." "Jie gak suka, bos buna galak." Jiandra Alfareez. "Om bos jangan galak-galak nanti cepet tua." "Ssstt gak boleh ngumpat sama atasan Na." Jenandra D...