Sekitar sebelas tahun yang lalu saat Jisung berumur enam tahun semuanya tampak baik baik saja sampai....
Anak manis dengan wajah yang baru bangun tidur menuruni tangga dan ada seorang wanita yang sedang memasak juga seorang pria yang sedang menikmati sarapannya.
"Bunda..." sahut anak manis itu.
"Hm, ada apa Jidan?" tanya Hana selalu ibu dari Jidan.
"Aku lapar"
"Aku akan mengoleskan roti coklat kesukaan mu"
Jidan mengangguk dan duduk di sebelah pria yang sedang makan roti selai coklat juga, tak lama ada anak kembar yang menuruni tangga.
Pria itu juga mengusap kepala Jidan dengan lembut. Jidan hanya bisa diam ia senang bahwa keluarganya menyayangi nya.
"Bunda, ayah selamat pagi" sahut anak manis itu.
"Selamat pagi" jawab Jef selaku ayah dari Jidan, Melvin, Jilan, dan Jivan.
"Jidan kau sudah bangun?"
"Hm, aku sudah bangun"
"Kau makin hari makin rajin, aku sangat mencintaimu" ucap Jivan sambil mengacak rambut sangat adik.
Mereka tampak sangat akrab dari kecil sampai sampai tak bisa di pisahkan. Jidan selalu menangis jika kakak nya tak mau bermain bersama nya namun si kakak juga tak bisa menolak ia di buat gemas dengan tingkah sang adik.
Jilan duduk di sebelah Jidan sedangkan Jilan berhadapan dengan ayah nya. Sepanjang sarapan mereka mengobrol hangat dan bercanda riang.
"Jilan bagaimana tidur mu?" tanya Jef.
"Aku bermimpi indah" jawab Jilan.
"Kau harus terus bermimpi indah." sahut Jef.
"Pasti" jawab Jilan lagi.
Tak lama ada anak laki laki yang turun dari tangga dengan wajah bangun tidurnya yang menggemaskan. Laki laki itu turun menuju meja makan. Sekarang hari minggu mereka punya banyak waktu untuk pergi bersama.
Mereka berencana untuk piknik ke taman.
Jidan hari ini sangat senang karena mereka akan bersenang senang bersama seperti bermain bola, lari larian dan sebagainya.
Melvin yang baru bangun tidur dan baru ingin duduk di meja makan. Jidan yang melihat itu agak sedikit kesal karena waktunya akan terbuang.
"Kak, kenapa kau baru bangun?" rengek Jidan.
"Hehehe, maafkan aku" jawab Melvin.
Jidan kesal karena waktunya terbuang padahal dia sendiri belum mandi. Jidan senang karena bisa merasakan kehangatan keluarga di usianya.
"Tenang saja sekarang baru pukul 06.30 dan kau juga belum mandi" sambung Jilan.
Selesai makan mereka berempat menuju kamarnya masing masing untuk mandi dan bersiap siap.
Selisih umur mereka cukup jauh Melvin lebih tua tiga tahun dan lebih tua empat tahun dari Jidan.
Setelah siap siap dan ayah sudah memanaskan mobilnya di depan rumahnya dan Bunda juga sudah siap dengan bekal nya.
Sekarang sudah pukul 07.30 sekitar satu jam perjalanan dari rumah Jidan ke taman mereka tuju.
Di dalam mobil mereka bernyanyi dan bercanda riang.
Sungguh indah masa lalu Jidan sebelum ketiga kakak nya membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku juga ingin bahagia [ terbit ]
Teen Fiction"Semua orang pantas mendapat kebahagiaan, lantas aku bagaimana dengan aku" Jidan permata. Seorang remaja yang ingin mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang seorang kakak. Apakah remaja itu bisa mendapatkan kembali kebahagiaan nya? Sebelum baca ja...