17

1.5K 108 0
                                    












"Lo kenapa ?"

Tanya Feni yang melihat shani sejak jam pelajaran di mulai tampak lesu

Dan di saat jam istirahat seperti ini yang biasanya membuatnya paling semagat keluar kelas untuk tebar pesona di kantin, malah merebahkan kepalanya di atas meja

Di tanya feni, Shani hanya menggeleng

"Aneh lo, ke kantin gk?" Ucap feni yang bangkit hendak menuju kantin

Namun Shani lagi-lagi hanya diam dan menggeleng

Feni mengurungkan niatnya, dan kembali duduk sambil menaruh punggung tangannya di dahi shani

"Gk panas, gk sakit deh lo kayak nya" heran feni

Dengan gerak lemah, shani menarik tangan feni dan membawanya di dadanya

"Jantung gue gak beres fen" ucap shani lemah

'Srekkk'

'Celetak'

"Awshhh" ringis shani mengusap dadanya

Feni yang tangannya tepat di dada Shani seketika menarik tepi sport branya

"TANGAN GUE TERNODAI MEGANG PAYUDARA TEPOS LO!" Sentak feni yang membuat Shani semakin meringis menutup telinganya

"Lagian lo kenapa sih diem mulu, kemaren kemaren ketawa mulu lagi banyak duit"  ucapan feni seketika mengingatkan shani akan tugasnya mendekatkan gracia dan gita

Shani kembali lesu dan merebahkan semakin luruh kepalanya di atas meja

"Bantuin gue mikir gimana deketin si ketos songong sama gita, kan lo juga nikmatin duitnya" Ucap shani sekilas melirik handphone keluaran terbaru di tangan feni

Sesaat feni tampak meringis,
Bagaimana mungkin ia mendekatkan Gracia dengan gita sedangkan feni menjadi saksi hidup bagaimana Shani mencintai gracia di masa lalu

Bagaimana perjuangan Shani mendekati gracia sebelum shani kehilangan ingatannya

Sesaat feni kembali menatap handphone di tangannya, kadang sisi matre nya muncul seolah tak perduli dengan kisah masalalu sahabat nya ini

Namun relung hatinya sangat ingin Shani meraih gracia dan memilikinya sesuai dengan angan-angan shani sewaktu kecil

Tatapan feni berubah menjadi teduh

"Shan, kaykanya gue gk ikut-ikutan bantu lo deketin gracia ke gita" ucap feni yang menaruh handphone barunya ke arah shani

"Kok lo kasih gue?, Jahat lo gk bantuin gue" ucap shani

"Lo fikirin lagi lah, kali aja gracia  jadiannya sama lo" ucap feni

"Ya kali gue macarin si ketos songong modelan cewe bar-bar begitu, yang cantik aja masih banyak gue tolak" shani berucap memalingkan wajahnya

Nada bicaranya kali ini tak terdengar kebencian seperti biasa ya

"Liat gue shan" feni menangkup wajah Shani agar menatap ke arahnya

"Lo yakin gracia gk Cantik?" Ucap feni menatap lamat mata shani

Shani sedikit kikuk merasa posisi yang ter intimidasi

"Gak, gk ada cantik-cantiknya" sangkal shani yang berpaling menatap jeluar jendela kelas

Feni menarik tangannya dan memasang senyum seringai

"Ok, gracia memang secantik itu" ucap feni yang beranjak dan bangkit meninggalkan shani

"GUE GK BILANG DIA CANTIK!" Teriak Shani menatap punggung feni yang sudah di ambang pintu kelas

"Mata lo gk pernah bohong, berhenti menolak kata hati lo Shan" ucap acuh feni tanpa berpaling dan masih melanjutkan langkah nya keluar kelas

Shani hanya diam dan kembali berbaring menutup matanya

"Ya, dia memang cantik" aku shani berucap pelan sangat pelan.

































Jam pulang sekolah tiba,

Shani sengaja membuntuti motor garacia dan chiko agar mengetahui alamat rumah gracia

Berharap bisa memberikan alamat gracia kepada Gita.

Feni tidak pulang bersamanya sekarang karena pulang ikut mobil zee

Mata shani fokus menatap gracia yang sedang membonceng lelaki culun di belakangnya tak lain dan tak bukan adalah Chiko.

Setitik air jatuh di kaca mobilnya bagian depan

'Desember'

Bulan yang membawa air hujan jatuh dari langit lebih sering dari biasanya

"Bodoh, sudah tau musim hujan, masih aja si songong berangkat pake motor" monolog shani yang terus menatap laju motor gracia dari belakang

Rintik hujan semakin banyak, tampak di penglihatannya gracia menepikan motornya di halte bus

Shani otomatis juga ikut meminggirkan mobilnya di bahu jalan dengan jarak tak terlalu jauh namun juga tak terlalu dekat

Shani melihat mereka berdua duduk di kursi halte, sepertinya menunggu gerimis yang sudah berubah menjadi hujan ini reda

Sesekali shani tampak menarik tipis keatas bibirnya saat melihat gelak tawa gracia yang terlihat terbahak-bahak

Entah lelucon apa yang di sampaikan chiko membuat gracia tertawa sedemikian lepas hingga memegangi perutnya

'Cantik'

Kembali lirih shani tanpa sadar.













20 menit hujan tak juga kunjung reda,   Shani masih asik menyaksikan tingkah laku gracia dan frans dari balik kaca mobilnya yang di lapisi kaca film berukuran tinggi hingga shani yakin, dari luar tak akan tampak.

Tak lama, sebuah mobil SUV mendekat ke arah mereka, tampak Chiko masuk kedalam mobil tersebut.

Gracia tampak melambaikan tangan seiring mobil yang membawa Chiko berlalu pergi

Gracia tampak menatap langit sebentar lalu kembali memakai helmnya

"Jangan bilang si songong mau nerjang hujan!" Gerutu shani sendiri

Tak salah,

Gracia memang sudah duduk memegangi stang motor dan berancang-ancang hendak melajukan kembali motornya dan membiarkan air hujan menguyur tubuh nya yang terbalut Jaket tracktop tersebut.

"BODOH!" Umpat shani

'Brummm'

Shani reflek menginjak gas, melajukan mobilnya dan berhenti tepat di samping motor si ketua osis yang menatap heran ke arah mobilnya

'Ceklek'

Shani keluar setelah melepaskan jaket varsity nya yang sekarang ia payungkan ke arah tubuh gracia.



















"Gue anter lo pulang!"










Next.

CHEATER 2 (GRESHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang