7 - Berita

225 63 6
                                    

.

.

"Jangan urusi yang bukan urusanmu." 

.

.

***

"Ustadzah! Ustadzah Arisa!!"

Seruan berulang yang disertai gedoran pintu itu, membuat Arisa bersegera membukakan pintu.

"Ada apa?" tanya Arisa heran melihat Maryam terlihat panik.

"Ustadzah sudah lihat berita di TV?" tanya Maryam dengan napas tersengal karena dia berlari dari rumahnya ke rumah Arisa, setelah menonton berita di televisi.

"Belum. Ada apa?"

Tak lama, kedua wanita itu menonton televisi di ruang tengah rumah Arisa. Seorang reporter pria berdiri membelakangi sebuah rumah yang pagarnya ditutup garis polisi hitam-kuning.

"Tersangka pembunuh Ustaz Ilyasa, akhirnya tertangkap. Sobri sang tersangka pembunuh Ustaz Ilyasa, nekat mendatangi rumah Ustadzah Raesha, janda dari almarhum Ustaz Ilyasa, semalam sekitar pukul tujuh."

Arisa menutup bibirnya. Sobri benar-benar mendatangi rumah Raesha? Tepat di masa berkabung wafatnya Mbah mereka?

"Dari informasi yang kami dapatkan, Sobri ternyata berniat membalas dendam pada Ustadzah Raesha, sebab pemecatan dirinya dari madrasah milik Ustaz Ilyasa, terkait dengan viralnya rekaman video mengajar Ustadzah Raesha.

Namun niat Sobri itu kemudian digagalkan oleh Syeikh Yunan Lham, kakak Ustadzah Raesha, yang kebetulan sedang berada di Jakarta untuk tujuan melayat kakek dan nenek mereka yang wafat kemarin dalam waktu berdekatan."

Arisa kembali dibuat syok. "M-Mbah putri meninggal juga?" seru wanita yang sedang mengenakan daster panjang itu, makin syok mendengar lanjutan isi berita di televisi. Suaminya menggagalkan usaha balas dendam Sobri? Pantas Yunan tidak bisa dihubungi sampai sekarang.

"Sobri beraksi saat Ustadzah Raesha sedang sendirian di rumahnya. Ibunya yang belakangan tinggal di rumahnya, tengah berada di rumah duka, sementara kedua putranya belum pulang dari acara sekolah di Bogor."

Ya Allah, Raesha ... batin Arisa iba. Raesha sedang hamil tua pula. Sungguh tega lelaki bernama Sobri itu.

"Dari berbagai sumber yang kami dapatkan, sebelum melakukan aksinya, pelaku terlebih dahulu mematikan listrik rumah Ustadzah Raesha, dan Ustadzah Raesha nyaris mengalami pelecehan seksual oleh pelaku."

Arisa kembali syok. Astaghfirullah ... tidak cuma disantroni rumahnya, tapi Raesha juga nyaris mengalami pelecehan seksual! Dalam keadaan hamil besar? Sungguh keterlaluan!

"Teror itu berlangsung selama nyaris tiga jam lamanya. Pelaku sempat menangkap kedua putra Ustadzah Raesha dan mengikat mereka. Teror berakhir saat Syeikh Yunan Lham menerobos masuk melalui jendela kamar yang terbuka dan sempat berkelahi dengan pelaku, sebelum akhirnya pelaku berhasil dibekuk dan dibawa ke rumah sakit oleh pihak kepolisian."

Arisa meneteskan air mata. Tak terbayang. Anak-anak itu turut merasakan teror mengerikan itu.

"Menurut keterangan tetangga Ustadzah Raesha, mereka sempat mendengar suara letusan senjata, sebelum akhirnya melihat pelaku dibawa oleh dua orang pengawal keluar rumah, sebelum dimasukkan ke dalam mobil polisi. Hingga berita ini diturunkan, kami belum mendapat informasi, apakah senapan itu milik Sobri, atau milik orang lain."

Arisa mengernyit. Yang jelas, senjata itu bukan milik suaminya. Meski pernah diancam nyawanya berkali-kali sepanjang sejarah dakwahnya, Yunan tidak pernah sekalipun menyimpan pistol.

ANXI EXTENDED 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang