Bab 32

18.4K 840 29
                                    

Siapa kamu sebenarnya?

****

Asher tak pernah melepaskan pandangannya dari seorang gadis yang sedang tersenyum bahagia memainkan sebuah kembang api sparkle di tangannya. Kembang api itu menyala, meninggalkan jejak cahaya di malam yang gelap. Asher memandanginya dengan penuh kagum, matanya yang cokelat terang itu terpana oleh kecantikan Lily yang bercahaya di sekelilingnya.

Klik.

Klik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi suara kamera ketika tombol rananya di tekan, membuat Lily berbalik dan menatap Asher kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi suara kamera ketika tombol rananya di tekan, membuat Lily berbalik dan menatap Asher kesal.

"Kamu jangan foto-foto terus, sini main sama aku." Ajak Lily sambil menyodorkan sebuah kembang api yang belum menyala.

Asher menggeleng pelan, "Kamu aja." Lily berdecih lalu kembali fokus pada kembang api yang mulai padam. 

"Ly."

"Hm." Sahut Lily setelah mengambil kembang api baru yang ada di kantong plastiknya.

Asher menunduk sambil menggigit pipi bagian dalamnya, ada rasa ragu dihatinya untuk mengungkapkan rasa yang menjanggal di hatinya.

"Kenapa Ash?" Tanya Lily lagi.

"Kamu... hm... kenapa kamu masih suka sama aku meskipun udah tahu semuanya tentang aku?"

"Emang kamu kenapa?"

Asher menggosok tengkuknya, seolah ragu dan takut akan jawaban yang akan diberikan oleh gadis itu, "Berantakan. Hancur. Aku bahkan seorang mafia sekarang, gak akan bisa bahagiakan kamu." Asher terkekeh seakan-akan apa yang diucapkannya adalah sesuatu yang lucu.

Gerakan Lily yang sedang menekan korek untuk menyalakan kembang api terhenti sesaat lalu ia tersenyum simpul, "Aku bukannya suka sama kamu."

Jawaban itu mampu membuat seluruh pergerakan fisik Asher terhenti, matanya dengan cepat menatap kearah gadis itu seolah takut penjelasan berikutnya membenarkan pikiran negatif yang ada di benaknya.

MEMORIA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang