Sepuluh

104 3 0
                                    

"HUAHHH....TOLONGGG....."Levi berlari sambil berteriak disepanjang lorong Rumah Sakit, beberapa meter di belakangnya ada 3 orang perawat 2 diantara-nya perempuan mereka berlari mengejar Levi.

BRUUKKHHH

"AKHHH..."Levi mendongak menatap apa yang dirinya tabrak hingga membuatnya terpental dan jatuh terduduk di lantai rumah sakit.

Levi terdiam tidak bisa berkata-kata kala mendapati wajah tampan yang tengah menunduk menatapnya yang terjatuh, gila...orang di depannya ini manusia bukan yah?demi Tuhan!dia sangat tampan....

Wajahnya manly dengan mata tajam juga rahang yang tegas, badannya jangan ditanya...tinggi, besar, atletis namun pas serta layak mendapat sebutan kokoh jarang ada pria yang memiliki proporsi tubuh Pas macam dia.

"Astagaa...Levi!"Levi menoleh ke belakang dan sudah menemukan perawat yang memegang tangannya juga Irish yang baru sampai di dekatnya, fokus Levi teralih pada mereka.

"Huahh.....Mommy, Levi nggak mau di suntik, sakitt...."rengek Levi pada Irish yang baru tiba yaps itu adalah alasan Levi kabur....ia melarikan diri saat hendak di suntik Imun.

"Sayang...jangan gini dong, sakitnya sebentar doang kok"Irish mengelus surai Levi lembut, Levi tantrum ia menendang-nendangkan kakinya ke sembarang arah.

"Huahhh...nggak mau sakittt....aku nggak mau di suntik...."pekik Levi sambil menanggis membuat para perawat yang memegang tangannya terlepas.

"Levi...Levi, udah dong...jangan gini, malu nggak di liatin?!"Levi melihat sekeliling dan benar saja ia mendapati orang-orang menatap ke arahnya termasuk si tampan yang belum beranjak secenti-pun dari tempatnya.

"Tapi aku nggak mau di suntik"ujar Levi dengan suara kecil.

"Levi, Mommy"Kevin datang mendekat ia memang baru pulang dari kantor dan menyempatkan berkunjung ke Levi yang masih harus mendapat perawatan.

"Kakak...."panggil Levi, Kevin mendekat ia langsung memeluk Levi juga membawa Levi ke dalam gendongan ala koala-nya.

"Kenapa hmm?"Levi menggeleng masih dengan menanggis ia menyembunyikan wajahnya di tengkuk leher Kevin.

"Adik kamu harus suntik Imun tapi dia malam ketakutan dan lari-larian sampai jatuh"jelas Irish.

"Astaga....di suntik dulu yah biar cepet keluar dari Rumah sakit ini katanya udah bosen di sini?"

"Sakit...nggak mau"Levi memang takut jarum suntik sejak kecil.

"Sakitnya bentar doang, mau cepet sembuh nggak kamu?"

"Mauu..."

"Yaudah di suntik yah, kalo kamu berani nanti Kakak kasih hadiah"

"Hermes birkin bags by Ginza Tanaka, deal?!"Irish mengulum senyumnya mendengar hal yang Levi sebutkan.

"Off course...apapun buat kamu, kembali ke ruangan?"Levi menganggukan kepalanya, Kevin pun melangkah menjauh  pandangan Levi kembali bertemu dengan pria tampan yang masih menatapnya dengan tatapan dalam nan intens itu...Levi-pun melambaikan tangannya pada si tampan.

~~~

    Besoknya saat Jam hendak menunjukan pukul 9 pagi, Levi diam-diam menyelinap keluar dari kamar inap-nya.

Tadi malam Levi mendengar dari perawat jika hari ini jam setengah 10 pagi ia akan melakukan cuci darah, Levi tidak mau...sudah cukup kemarin ia dibuat menanggis seharian karena sakitnya jarum suntik.

Levi dengan langkah riang ia menyusuri koridor demi koridor juga gedung demi gedung hingga ia sampai di gedung ke-3 Rumah Sakit yang mana gedung itu digunakan untuk orang kemo dan rehab yang membutuhkan tempat yang tenang.

The Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang