Chapter 43: Nice club house

104 18 6
                                    

Di pagi harinya!!

"Aku penasaran siapa kau sebenarnya Andrea?" Menikmati sarapan pagi.

"Andrea! Orang yang pernah menjadi target kalian. Kemudian di bebaskan." Ungkapnya santai dengan penuh percaya diri, sembari memakan roti.

Catharina hanya bisa menghela nafas panjang, dan berkata "kalau begitu, apa maksud dari "kalian dalam kendali ku" yang kamu sampaikan pada ku last night." Tanya Catharina sedikit frustasi. Andrea hanya menggeleng, dan menyelesaikan sarapannya.

"Sayang please tell me." Tutur Catharina kemudian terdiam.

"Sayang?" Andrea heran, melihat Carin dengan tatapan yang amat dalam.

Carin berdeham lalu berkata, "lanjutkan penjelasanmu."

"Itu rahasia besar yang tidak bisa ku sampaikan padamu. Tetaplah panggil aku sayang sampai kapan pun. Habiskan makananmu dan kita akan pulang kerumah." Katanya santai kemudian pergi entah kemana. Catharina mengangguk sebagai jawabannya.

Sesampainya di rumah mereka di sambut oleh para pelayan Andrea. Suasananya sama seperti pertama kali datang kesana.

"Nice club house." Kata Catharina tersenyum melihat Andrea.

"Yah. Mari menemui putriku, dia sayang merindukan kamu." Merangkul pinggang Catharina mencium bibirnya sekilas.

"I really miss her." Melihat Andrea, lalu melihat sekitar.

"Celia hay baby?" Sahut Andrea ketika melihat putrinya yang tengah bermain dengan pengasuhnya.

"Ayah HAAA." Teriak anak tersebut mengejar ayahnya dan lansung berpelukan.

"Lagi main apa ni anak ayah, hayo ada siapa ni?" Mengendong Celia menciumnya.

Anak berusia tak sampai empat tahun itu melihat Catharina dengan keheranan kemudian dia berkata "Bunda?" Ujarnya melihat Andrea.

"Yah pintar anak ayah. Bunda, apakah ingin mengendong nya?" Melihat Catharina.

"Oh, yah sure hai sayang sini sama bunda." Tersenyum kemudian mengendong anak semata wayang tuannya itu.

"Bunda jangan pergi dari Celia ya?" Tanya anak itu sembari memeluk Catharina.

"Yah, bunda akan bersama Celia, selama bunda bisa ya sayang." Memeluk anak sambungnya itu dengan erat.

"Mari kita keluar rumah duduk di taman?" Ajak Andrea. Catharina mengangguk sebagai jawaban.

Sesampainya di taman, mereka sibuk bermain, dan tampak sangat bahagia.

"Rin?" Andrea bersuara disaat Catharina fokus bermain dengan Celia di taman.

"Yah?" Jawab Catharina melihat Andrea.

"Sus bawa Celia ke dalam untuk tidur siang." Titah Andrea kepada pengasuh putrinya.

"Baik tuan. Ayo nona Celia kita masuk kedalam rumah." Jawab sang pengasuh kemudian membawa Celia masuk kedalam rumah.

"HAAA tidak mau." Bersikeras untuk turun dari gendongan pengasuh.

"Celia?" Panggil Andrea melihat Celia, seketika anak berparas cantik itu langsung terdiam dan menurut.

Setelah mereka hilang dari pandangan, Catharina masih betah melihat kepergian Celia bersama suster dah beberapa pelayan, lalu lamunannya terusik disaat laki-laki yang berada bersamanya itu berdeham.

"Ada hal yang ingin ku bicarakan padamu, ini penting bagiku." Ungkap Andrea.

"Apa itu? Tell me." Balas Carin meminum segelas air.

"Apakah kau menyayangi putriku?" Tanya Andrea to the point.

Carin menggeleng tersenyum kemudian berkata, "aku tidak terlalu yakin. Permasalahan dan jawaban yang sama dengan beberapa tahun yang lalu." Ujarnya.

"Aku tidak memaksamu untuk menyayangi putriku. Tapi aku ingin kau bersamaku." Mengenggam tangan Catharina.

"Apakah kau bisa memberikan aku waktu lagi? Tidak mudah bagiku untuk masuk ke jenjang yang lebih serius Andrea." Nada sendu melihat tangan kekar laki-laki yang mengelus tanganya.

"Apa yang kau butuhkan sekarang aku akan membantumu, apapun itu." Memohon kepada Catharina.

"Aku tidak bisa memberitahu mu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya lelah hidup seperti ini." Meneteskan air mata. Andrea lansung memeluk Catharina dengan erat tak lupa mencium puncak kepala wanita itu dengan penuh kasih sayang.

☘️☘️☘️

Keesokan harinya Andrea mengajak Carin keruangan pemantauan. Betapa kagetnya ia ketika melihat hal yang ia lihat saat ini pada layar monitor. Semua pekerja disana menunduk mengelilingi mereka berdua.

"Inilah hal yang ingin ku beri tahu padamu sejak lama. Semua aktivitas yang kau lakukan sudah terekam. Sama seperti apa yang dilakukan agensi pada mu." Kata Andrea.

"Kenapa kalian melakukan hal ini padaku?" Tanya Catharina.

"Bagiku? Mungkin karena aku memang menyayangimu, ingin menjagamu dari jarak jauh maupun dekat. Lalu bagaimana dengan WIWA? Yang pasti ini ada hubungannya dengan pekerjaan. Dilihat dari peranmu, jika kau tidak di pantau kemungkinan kau sudah menghilang dari dunia ini." Jelas Andrea.

Catharina yang mendengarkan penjelasan Andrea mengerutkan keningnya keheranan, karena tidak mengerti tentang apa yang laki-laki itu katakan.

"Luka yang ada di tubuh mu di bagian tulang rusukmu? Adalah bekas penyerangan yang kau dapatkan dari seorang pengkhianat kan? Tanya Andrea.

Catharina membulatkan matanya karena kaget, "dari mana kau tau?" Tanya Carin heran.

"Penyerangan itu memang sudah di rencanakan sejak lama sebelum kau bertemu dengan Sam. Kejahatan yang ia lakukan? Tak lupuk dari kerjasama orang-orang terdekat musuh kalian."

"Apa maksud mu Andrea. Jelaskan saja." Nada dengan sedikit meninggi.

"Dia? Bekerjasama dengan Sam untuk membunuh mu, tapi terhalang karena kalian membebaskan dia dan kau mencintainya. Penyiksaan? Itu tidak hanya karena kemauan Sam semata. Bisa kau tebak? Dia adalah dalang dari segalanya. Kemudian, kau bersamaku? Dia melakukan kerjasama lewat ibu dari anakku." Jelas Andrea.

"Elga?" Tanyanya singkat.

"Benar sekali. This is my fault. Aku rupanya terkecoh dengan permainan Elga. Tidak hanya cukup dari itu, kejadian di kereta? Kau sempat bertarung bukan dengan Elga tetapi orang yang bekerja dengannya dan San? Lalu membebaskannya di saat aku datang." Tanya Andrea kembali

"Yah."

"Lalu? Laki-laki yang datang menemui mu diwaktu sore? Dan keluar di waktu malam disaat kau tinggal di apartemen ku ketika di New York. Itu bukanlah rekanmu yang biasa bersamamu, atau tukang pengantar makan, tapi juga dia."

Catharina hanya diam dan berusaha meresapi semua perkataan yang disampaikan Andrea.

"Dia mengambil kehormatan mu dengan paksa, dan itu alasanmu mau tidur dengan ku bukan?"

"Yah." Melihat Andrea meneteskan air mata.

"Tujuannya hanya satu, yaitu ingin melenyapkan mu Rin. Terlepas dari itu semua. Aku tidak akan membiarkan dia mengusik hidup kita lagi, bagaimanapun caranya."

"Jika demikian kenapa dia tidak pernah ketahuan oleh pihak agensi."

"Simple, dia bermain dengan mu. Kendali kamu ada padanya. Jadi dengan mudah dia memanipulasi data. Apakah masih sanggup mendengarkan penjelasan ku?" Kata Andrea.

Carin hanya mengangguk sembari mengelus dadanya agar tetap tenang.

__________

Berlanjut ☘️☘️🛵🛵

MIWA AND WINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang