Bab 2

435 46 10
                                    

Akhirnya, karna keributan yang terjadi antara Athar dan Nayla tadi pagi membuat mereka berdua terlambat ke sekolah.

"Ini semua gara-gara lo! Kalau lo gak cari ribut tadi pagi, pasti kita gak terlambat!" sentak Nayla dengan emosi ke arah Athar.

"Gue? Gak salah? Bukannya lo yang cari ribut tadi pagi! Lo juga penyebab gue terlambat, seharusnya lo introspeksi diri!" Nayla tidak terima saat Athar menghakiminya.

"Lo penyebabnya bangke! Benci gue liat lo!" teriak Nayla dengan emosi.

"Jangan benci, lo ingat pepatah yang bilang? Benci berubah jadi cinta! Kali aja nanti lo kepincut sama gue," ucap Athar dengan santai, tanpa memperdulikan wajah emosi dari Nayla.

"Sampai mati pun! Gue gak bakal sudi cinta sama lo! Lo itu playboy, ngeselin! Dan lo itu cowok teresek yang pernah gue temui." Athar terkekeh kecil mendengar ucapan Nayla terhadapnya.

"Gak sudi? Lo lupa? Gue ini cowok paling populer di sekolah ini, sekali gue nembak cewek. Mereka akan langsung terima gue! Harga diri mereka, bisa dibeli pakai uang."

"Liat? Lo emang cowok yang brengsek Athar! Kenapa gue harus dijodohkan dengan cowok kek lo! Kenapa?!"

"Karna gue kaya, harta gue bejibun! Gue ganteng, gue punya segalanya." Athar sangat santai saat mengatakan hal itu kepada Nayla. Tanpa memperdulikan wajah Nayla yang sudah sangat emosi.

"Sayang!" Perhatian Nayla dan Athar teralihkan saat seorang laki-laki memanggil Nayla.

"Arkan? Kamu ngapain di sini? Nanti kamu di hukum Bu Esi," ucap Nayla dengan lembut, sangat berbanding balik saat dia bicara dengan Athar.

"Biarin kalau aku di hukum, yang penting di hukumnya sama kamu," goda Arkan pada Nayla yang mukanya sudah memerah mendengar gombalan Arkan itu.

"Ekhem!"

Sontak antensi keduanya melirik Athar yang menunjukkan muka datarnya.

"Oh iya, ngapain lo di situ," ucap Arkan sinis. Arkan dan Athar ini adalah musuh bebuyutan yang tak pernah akur sama sekali.

"Lo buta gue dari tadi itu di sini!" tekan Athar dengan emosi. Sungguh dia muak melihat musuh bebuyutannya itu.

"Sayang kok kamu bisa dihukum bareng dia sih?" tanya Arkan sambil menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Ya mana aku tau, udah lah Yang gak usah dipikirin, gak penting juga," ucap Nayla dengan santai. Tapi entah mengapa mendengar ucapan Riri itu membuat hati Athar panas dan tak lama kemudian Athar pergi dari hadapan mereka.

"Lah, napa pula tuh anak, kesambet?" ucap Arkan dengan bingung. Sedangkan Nayla hanya mengangkat bahu nya acuh.

Ya udah pergi yuk! Mending kita makan," ucap Nayla dengan semangat sambil menarik tangan Arkan.

'Bodoamat! Gak peduli gue sama tuh cowok.'

Tbc

Follow akun wp aku, Civangela

Semoga kalian suka ceritanya 🤗

Atharla (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang