Aku yang bau, jelek, banyak kekurangan dan tidak teurus (Karena tidak tau caranya). Merasa teduh sekali, learning by doing aku memperbaiki penampilan diriku yang banyak kurangnya dengan memperhatikan bagaimana baju supaya tidak bau dan kusut. bau badan yang harus tetap wangi dan wajah yang juga harus dirawat. Aku belajar dari sekelilingku bagaimana cara bisa peduli dengan diri sendiri.
Terbiasa cuek dengan penampilan, kini aku belajar menjadi yang lebih baik. Aku menemukan tempat dimana kekuranganku diterima, menghargai prosesku, aku merasa disayangi dan dipedulikan.
Melihat Pak Copra yang baik dan rendah hati membuat siapapun yang melihat merasa teduh. Serasa seperti orang biasa, padahal beliau adalah orang besar pemilik perusahaan. Tapi karena terlalu rendah hati dan sederhana, kami jadi tidak canggung dan tidak takut ketika berhadapan dengan beliau.
Perhatian dan pengertiannya sangat mencerminkan pola pikir yang tinggi. Baik sekali.... "mau dong jadi your daughter" ucapku dalam hati.
Saat pandemi covid, beliau sempat beberapa kali datang duduk di depan ruanganku. Dan yang terakhir lama sekali, sempat beli sesuatu kemudian mondar-mandir seperti gelisah. Btw karena usianya sudah sepuh, biasanya beliau jalannya pelan-pelan. Tapi kali ini jalannya lancar dan cepat tapi terlihat gelisah. Sebelum akhirnya beliau pergi ke surga karena covid.
........hmmm....isak tangisku mendengar beliau pergi untuk selamanya, hanya doa yang bisa aku kirimkan disela-sela aktifitas dan sujudku. Meskipun belum sempat dekat dengan beliau, semoga untaian doaku bisa sedikit membantu dikehidupan selanjutnya, amin....
Setidaknya semasa hidup, beliau pernah mengobati luka seorang anak dengan memberi rumah kedua (tempat kerja). Tempat dimana aku merasa dicintai.
Mungkin itu hanyalah hal kecil, tapi bagiku kenyamanan dan cinta adalah hal yang sangat aku inginkan. Dan meskipun hal kecil, belum tentu orang lain mau untuk memberikannya meskipun mampu.
Sampai saat ini, setiap mengingat beliau, aku selalu menyempatkan waktu untuk kirim untaian doa. Semoga diberi cahaya disana, supaya Allah jagain papa saya, dilapangkan jalannya, diterima semua amal ibadahnya, dll. Terimakasih Bapak Copra....
YOU ARE READING
Rumah Kedua
Short StoryHai, Aku Felicia. Umurku 24 tahun. Hidup dari keluarga sederhana yang tidak harmonis, membuatku sering merasa sepi. Rumah yang harusnya menjadi tempat pulang yang nyaman, menjadi tempat yang sangat ingin aku hindari. Bermain dan bekerja bersama tema...