5

785 164 7
                                    

As Rainbow 5

Sarapan pagi ini hanya dengan roti bakar dan selai kacang. Sakura enggan memasak. Bukan tidak bisa, itu karena ia tidak tahu apa kesukaan pria di hadapannya. Lagipula ia tidak peduli. Makan atau tidak itu bukan urusannya. Bukankah selama ini dia sudah terbiasa sendiri begitu pula dengan dirinya.

"Sampai kapan kau akan tinggal di rumahku?" Sasuke mengelap bibirnya dengan tissue sembari melirik Sakura yang belum menghabiskan roti bakarnya.

"Sampai aku memiliki tempat tinggal."

"Bukankah itu terlalu lama?"

Sakura mati Matian menahan tangannya agar tidak merobek bibir pria itu dengan pisau di tangannya. Kenapa tidak bisa berbicara dengan nada yang enak didengar? Percuma berpendidikan tinggi lulusan luar negeri jika tidak tahu cara berbicara yang sopan.

"Setidaknya sampai aku mendapatkan rumah sewa."

"Hn. Baiklah. Oh jangan lupa---" Ujar Sasuke kembali. Yang membuat Sakura waspada.

"Bersihkan apartemenku selama kau di sini. Bantu aku mengirit biaya kebersihan."

Sakura menghela napas. Di dalam hati ia sudah memaki sejak tadi. Dasar pria pelit, kejam, tidak berperasaan! Namun menolak pun tidak bisa. Sakura harus bersabar untuk sementara waktu. Menunggu bisa kembali bangkit dan berdiri di kaki sendiri.

Sakura menangkap ada yang mengirim pesan pada ponselnya. Ia juga melirik pria di hadapannya yang juga sedang mengecek ponsel miliknya sendiri.

"Persiapkan dirimu."

Sakura paham maksud kalimat itu. Sangat berhubungan dengan pesan yang baru saja diterimanya.

"Kau berencana datang?"

"Kau ingin melihat kakek tua itu mengamuk jika tidak menemukan kita di acaranya?" Sasuke berdiri. Ia meneguk segelas air hingga habis lalu memakai stelan jasnya.

"Apa yang harus kupersiapkan?"

Sasuke berpikir sejenak. Lalu melempar tatapannya pada gadis yang masih menggunakan piyama bewarna pink itu. "Baiklah, kali ini aku saja yang mengurus semuanya. Kau diam saja di sini."

Mengurus apa? Hanya pergi ke acara ulang tahun seorang kakek tua, apakah membutuhkan persiapan tertentu? Yang jelas Sakura hanya bisa menurut saja. Karena dia juga tidak terlalu mengenal bagaimana keadaan keluarga suami sahnya itu.

****

"Seleranya lumayan." Sakura tersenyum tipis saat mendapatkan paket dari Sasuke. Berisi gaun hijau selutut dengan pita kecil di pinggang, tali spaghetti di bahu yang akan membuatnya terlihat seksi dan imut secara bersamaan. Dalam kotak paket juga tertulis note bahwa pria itu akan menjemputnya pukul tujuh malam.

"Masih ada satu jam lagi." Sakura buru buru ke kamar mandi untuk mandi secepat mungkin.

___

"Kau serius tidak apa apa?"

Sakura mengangguk sambil memoles pipinya dengan blush on. Berkali kali ia meyakinkan Ino bahwa dirinya baik baik saja.

"Kau butuh sesuatu? Akan kuminta asistenku menyiapkan apa saja yang kau butuhkan." ujar gadis cantik yang wajahnya terpampang jelas di layar ponsel. Ino terlihat di sebuah kafe menikmati cuaca panas.

"Tidak Ino. Aku tidak membutuhkan semua itu. Aku sungguh tidak apa apa sekarang."

"Apa Sasuke menyiksamu?"

Sakura menggeleng. Hampir saja ia membuat coretan lipstik di pipi. "Itu tidak mungkin. Sebelum dia menyiksaku akan kubunuh dia terlebih dahulu."

"Ya benar. Itu memang dirimu."

As Rainbow (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang