Chapter 3

115 15 2
                                    

a/n ➡️

Di pagi keesokan harinya, Kade melihat seorang pelayan wanita yang sudah berdiri menunggu bangunnya dia di dekat pintu. Ketika Kade membuat gerakan tangan mengusap wajahnya, pelayan wanita itu mengetahui Kade sudah terbangun dan akhirnya bergerak mendekatinya. "Selamat pagi, Tuan Kade."

Kade memandangi pelayan wanita yang habis berkata dengan kedua mata tertutup itu sebentar masih dalam posisi berbaringnya. Dia mendudukkan dirinya.

Lewat mimpi itu dia melihat cuplikan-cuplikan bagian kehidupan Kade Zester. Tapi dia tidak begitu mengetahui bagaimana sebenarnya Kade Zester bersikap kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Dia menggaruk-garuk belakang kepalanya. Memberitahu dirinya sendiri kalau dia tidak perlu peduli. Dan tinggal berprilaku sebagai dirinya sendiri saja.

Tanpa diketahuinya, sang pelayan wanita itu memandanginya dalam diam. Lalu akhirnya berkata.

"Anda mengenali siapa saya?"

Kade melihat ke arahnya. Menjawab seadanya.

"Tidak."

Pelayan wanita itu mengangguk. "Saya mendengar desas-desus tentang Anda kehilangan ingatan Anda. Jadi itu benar."

Kade menunggu apa lagi yang akan diucapkannya. Dan akhirnya pelayan itu berkata lagi. "Saya Sarah. Saya baru empat bulan menjadi pelayan baru Anda setelah pelayan yang sebelumnya pamit untuk kembali ke kota tempat tinggalnya. Saya sudah biasa membantu Anda bersiap di pagi hari dan mendampingi Anda di kesehari-harian Anda."

"Kemarin Anda jatuh tidak sadarkan diri ketika Anda di istana. Saya tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dan karena apa Anda terjatuh. Tidak ada satupun dari kami pelayan yang mengetahuinya. Dan Tuan Viscount pun juga tampak tidak mau kejadian yang sebenarnya diketahui orang banyak."

"Apakah Anda mengingat apa sebenarnya yang terjadi pada Anda kemarin, Tuan."

Kade melamun memikirkan tentang apa kira-kira yang terjadi pada Kade Zester di waktu yang disebutkan itu. Tapi dia tidak tahu sama sekali. Di mimpi itu juga dia tidak merasa dirinya melihat sesuatu yang kira-kira bisa dia jadikan petunjuk. "Tidak. Aku tidak ingat sama sekali."

"Baiklah kalau begitu." Pelayan wanita itu, Sarah, menundukkan kepalanya lagi. "Tuan Viscount tidak memanggil tabib untuk memeriksa Anda. Saya juga tidak punya tempat untuk memanggil satu tanpa perizinan dari beliau. Tapi saya rasa Anda akan masih membutuhkan istirahat. Jadi saya akan menyiapkan makanan yang mudah dimakan dan membuat beberapa racikan obat untuk meningkatkan kebugaran Anda."

Kade bahkan tidak bisa mengumpat. Dia terlalu kehilangan kata-kata mengetahui tentang pria yang sudah sempat dia lihat kemarin itu.

Tidak sama sekali memanggil seorang tabib? Se semena-mena itu kah dia pada pasangan menikahnya sendiri? Oh Kade Zester... Ternyata pasanganmu itu lebih bajingan dari yang kuduga.

Kade berdecak. "Aku tidak apa-apa. Aku masih bisa bepergian." Dia menyibak selimut lalu berdiri menginjak lantai. Terhenyak menyadari Kade Zester tidaklah setinggi yang dia kira. Tapi ... Dia berpikir kalau sepertinya tingginya dan Kade Zester tidaklah berbeda jauh. Bisa jadi dirinya sendiri pun hanya lebih tinggi dua atau tiga senti dari laki-laki itu.

Sarah membantunya membersihkan diri lalu berpakaian. Dia juga menyajikan makanan berupa bubur di meja yang semalam Kade lihat dan dia makan dengan menempati salah satu sofa itu. Begitu dia selesai memakan bubur itu dan menghabiskan air di gelas, dia langsung berdiri. Memerintah Sarah untuk mendampinginya. "Dampingi aku."

Setelah mereka sudah ada di luar pintu ruangan itu Kade bertanya. "Di mana Cedric akan berada sekarang?"

Sarah terdiam mendapati sikap Kade tuannya yang seolah berubah seratus delapan puluh derajat, tapi dia tetap mengiakan apa yang ditanyakan majikannya itu. "Tuan Viscount di waktu sekarang ini akan masih berada di ruangannya."

Kade | BL 케이드 [𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆] | yoggu033🎐| 욕구033Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang