14

17.2K 464 1
                                    

🍒🍒🍒

Keisha menatap pemandangan luar kamar, gadis itu duduk sendiri di kursi yang disediakan ditaman rumah. Tanpa henti iar matanya berjatuhan terus-menerus, rasa sakit di hatinya masih tertanam.

Dia sudah lelah dengan semuanya, dia hanya ingin mati dan mati.

Untuk apa dia hidup? Dia sudah tak memiliki apa-apa dalam hidupnya, masa depannya sudah tak ada lagi. Dia sudah menjadi seorang wanita, dan bukan seorang gadis lagi seperti dahulu.

Tak ada kesempatan baginya untuk lari ataupun kabur dari hidup Marlon, laki-laki psikopat itu menjadi orang yang paling Keisha benci dalam hidupnya.

"Hai.. Hai.. Sendirian aja?" seseorang datang tak sendiri, dia bersama satu orang dibelakangnya.

Keisha menoleh pelan, dia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

Kedua orang itu berjalan mendekati kursi yang diduduki oleh Keisha itu, mereka duduk disamping kanan kiri gadis itu, kini mereka sama-sama tenggelam dalam keheningan.

Beberapa menit kemudian, satu dari mereka membuka suara. "Makan es krim enak ya nggak sih?".

Keisha dan Rendy menoleh secara bersamaan pada Fabio yang berkata barusan.

"Es krim? Lo mau?" tanya Rendy lalu menoleh dan menatap Keisha.

Keisha menunduk dan menggeleng, dia kini merasakan kerisihan karena saat dia ditinggal oleh Marlon, Keisha selalu bertemu dan ditemani oleh Fabio dan Rendy.

Itupun Marlon dan menyuruhnya, karena laki-laki itu percaya kepada Rendy dan Fabio.

"Dia maunya Marlon, Ren" ucap Fabio lalu terkekeh.

Keisha masih diam, dia menutup matanya sejenak. Lalu dia kembali mendongak dan mulai beranjak dari duduknya.

Kemudian dia berjalan perlahan hendaklah pergi, Fabio langsung menghalanginya dengan berkata. "Gue bakal punya ponakan, ya nggak Ren?" ucap laki-laki itu.

Keisha terdiam, dia merasa rasa sakit dalam hatinya yang datang kembali. Tangannya dengan perlahan meraba perutnya yang rata, dia merasa takut dalam hal kedepannya.

Bagaimana jika dia hamil?

"Ah.. Iya, pasti lucu" sahut Rendy, meninggikan suaranya.

Keisha tak tahan, akhirnya gadis itu melanjutkan jalannya dan mulai menjauh dari taman. Entah kemana saat ini dia berjalan, dia saja tak sadar bahwa dia sudah melangkah didalam hutan samping taman itu.

Dia masih menunduk, memeluk dirinya sendiri sambil menangis, sungguh Keisha lelah. Berjalan saja dia masih bisa rasakan sakit bagian bawahnya, dan bibirnya pun sedikit terluka karena Marlon.

Keisha berhenti, saat matanya menangkap sosok yang berdiri tegap dihadapannya saat ini. Dia mengenakan pakaian serba hitam, seperti jubah penyihir.

Takut? Iya.

Keisha berjalan mundur dengan perlahan, sampai tak ada suara langkah kakinya.

Namun sialnya, dia malah terinjak ranting pohon dan menimbulkan suara keras.

Keisha membekap mulutnya, dia panik setengah mati.

Sosok itu menolehkan kepalanya kesamping, dan berkata. "Who..?".

Keisha menggeleng pelan, dengan cepat dia berjalan kebelakang pohon besar untuk bersembunyi.

Semoga sosok itu tak menemukannya.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang