"Rintikan hujan itu adalah kedamaian bagi jiwaku."***
Awan yang semula cerah, tergantikan menjadi menghitam. Saat ini adalah jam istirahat terakhir, Andy masih setia di perpustakaan sembari membaca salah satu dari beberapa buku yang dia ambil.
Andy menoleh kearah jendela, menatap setiap rintikan hujan yang berjatuhan. Saat ini, hanya perpustakaan tempat yang tidak terlalu bising, ditambah dengan hujan yang semakin deras ini, menenangkan sejenak pikirannya.
Andy memang sudah mendapat banyak sekali kata-kata miring yang ditujukan untuknya. Namun, berkat seribu kata-kata mutiara dari Chandra, membuatnya agar tetap melalui semuanya perlahan. Pasti bisa terselesaikan.
"Kalo ada hujan gini, kok Andy jadi kangen Ibu, ya?" gumamnya pelan, Andy kemudian mendongak, menatap langit yang terus menjatuhkan rintik demi rintik hujan yang kelamaan menjadi deras. "Ibu udah sama Ayah belum? Kalo belum, Andy pengen banget ketemu Ibu, terus ceritain hal-hal yang jadi beban kepala Andy."
"Ibu ...."
"Eh Andy. Kok udah bangun?"
"Andy mimpi sesuatu." Arina menatap dengan kening berkerut mendengar jawaban anak bungsunya itu. "Andy mimpi apa?"
"Andy mimpi Ibu ninggalin kita," balas Andy, kemudian memeluk erat sang Ibu. "Jangan pergi. Andy gak bisa kalau gak ada Ibu. Andy nanti takut."
Arina menggendong anak bungsunya tersebut menuju ke kamarnya dan Leon. Sesampainya diatas, Arina membuka jendela yang menampakkan gelapnya malam, disertai dengan taburan bintang.
"Andy ada masalah, ya? Cerita sama Ibu, coba."
Bocah laki-laki itu menangis, namun hanya sebatas terdengar isakan. Dia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"A-Andy, pengen kaya Leon." Andy menunjuk kakaknya yang sedang tertidur pulas. "Leon selalu disayang sama siapapun, ditemenin dan disukain sama temen-temen. Tapi Andy nggak gitu."
"Andy cuma beban, Andy nggak disayang, Andy nggak pinter dan Andy gak disukain sama temen-temen. Andy seburuk itu, ya, dimata mereka?" ujar si bungsu itu dengan mata berair.
"Andy nggak boleh ngomong gitu, ya. Andy itu bukan beban, Andy juga pinter. Tuhan itu lagi nyiapin masa depan yang cerah buat Andy. Nanti, kita liat. Andy pasti jadi orang sukses dan disayang sama semua orang, ya?" balas Arina menenangkan.
"Permisi ...."
Andy terbangun, mendapati seorang siswi perempuan yang menepuk pundaknya pelan. Berusaha membangunkan. "M-maaf. Tapi, jam istirahat udah abis. Aku bangunin karena mungkin kamu nggak denger."
Andy mengangguk mengiyakan. "Makasih." Siswi dengan rambut yang dibiarkan terurai dan memakai pita berwarna pink itu mengangguk, lalu melenggang pergi.
Jika tidak salah, netra Andy tadi melihat nama Reinara Kalila yang tertera di name tag siswi itu. Terdengar tidak asing ... Tapi siapa?
***
Seluruh siswa dan siswi di sekolah itu berhamburan keluar. Bel terdengar baru saja. Namun, Leon belum keluar dari kelasnya sampai saat ini. Sejak tadi di sekolah, dia belum sama sekali melihat saudaranya itu. Bertemu juga hanya saat berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana || NCT Dream [REVISI]
Hayran Kurgu⚠BROTHERSHIP AREA, NOT BXB!!⚠ Jangan lupa follow akun wattpad author sebelum membaca! ** Bukan apa-apa, ini hanya tentang keenam Argana yang sama-sama bertarung dengan masa lalu mereka. Kehilangan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal ini? Terlebih...