<[SENAM RIANG]>02 ☆

142 56 182
                                    

WARNING! Cerita ini di buat tanpa aturan apa lagi kewarasan jadi yang merasa waras silahkan meninggalkan area sebelum di pindahkan kejalan yang sesat ini.

Dilarang lupa vote&komen apa lagi lupain dia yang pernah memberi kasih dan sayang walau berujung pahit.

⚠️⚠️⚠️


Guy: Yo selamat pagi Murid-murid yang tak budiman, Jones-jones dari Spektrum dan Para Waria korban ghosting.

Lee: Sperma Sensei!?

Guy: Entah apalah itu namanya saya tidak peduli karena dia pun lebih memilih dirinya dari pada diriku T^T

Lee: hiks Sensei /(^0^)/

Guy: Muridku! (T♡T)

Bokem:/Lempar Bombomcar

Murid beriman : krik ... krik.

Guy: Baiklah para Calon-Calon penghuni alam Baka mari kita meregangkan tubuh sebelum kembali ke jalan Setoy!

Lee: Yo! /Semangat 69

Tampak para murid yang entah waras dan tidak hanya mengelus dada Ayam untuk menenangkan jiwa-jiwa terguncang oleh pasangan Mangkok baso berkloning Bokem Shinchan yang gemar untuk menyesatkan mereka dengan kostum sambel Ijonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak para murid yang entah waras dan tidak hanya mengelus dada Ayam untuk menenangkan jiwa-jiwa terguncang oleh pasangan Mangkok baso berkloning Bokem Shinchan yang gemar untuk menyesatkan mereka dengan kostum sambel Ijonya.

"Dosa apa kita cok?" ucap Kiba kepada bocah berkacamata hitam di sampingnya.

"Mana saya tempe biasa juga makan tahu," ucap sang Sahabat dengan berbudi lutut.

"Jangan lupa gali kuburku jika aku sudah tidak tahan menghadapi ujian dunia ini may pren," bisik Naruto di antara keduanya.

"Kalau kita gali kubur lo, lalu yang gali kubur kitah sape Samsudin?" tanya Kiba kesal atas penuturan Rivalnya itu.

"Kan bisa gantian nj*ng sejak kapan nama gua ganti?" Balas Naruto jengkel pada makhluk berambut cepak dengan tato hadiah permen karet berbentu segitiga yang sering sekali mengajaknya gelud dan terus menganggapnya saingan dalam memperebutkan cecan yang kenyataannya tidak menganggap mereka ada.

"Dahlah kalian jan debat tar kita adu gede aja," usul Shino yang sering menengahi pertikaian antar rumah tangga para tetangganya.

"Apaan yang gede?" tanya Chijo di sampingnya.

"Dosamu yang gede nak," balas Shino dengan sabar memang sholehah sekali dirinya, itu yang ia pikirkan walau ia gak tahu apa artinya begitulah kata para tetangga setengah amvibi yang sering ia tolong.

"Dosamu yang gede nak," balas Shino dengan sabar memang sholehah sekali dirinya, itu yang ia pikirkan walau ia gak tahu apa artinya begitulah kata para tetangga setengah amvibi yang sering ia tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️&lt;[ KONOHA HIGH SCHOOL ]&gt;⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang