Renjun menampilkan wajah pongah, dengan Chenle sedari tadi terus menatapnya dengan intens.
"Ngapain lo liatin gue kayak gitu, tau gue ganteng, apa? Naksir"
"Dih najis, sejak kapan lo bisa bawa motor?" Tanya Chenle menjelaskan maksud tatapannya, bukan hanya itu lihat sekarang Renjun bahkan sudah berani membuka satu kancing kemejanya dengan dasi yang sedikit dilongarkan walaupun bajunya masih dimasukkan, tapi jaz miliknya tak dikancing, eits jangan salah Renjun itu anak yang rapi. Tapi melihat perubahan ini tentu itu wajib dicurigai.
"Bisa lah, sejak gue masih minum pake dot pun gue bisa bawa motor pake satu tangan" Jawab Renjun asal-asalan ngak mungkin banget kan, kolo Renjun bilang dia bukan Renjun asli kita ini didunia novel, yang ada nanti dia dikira gila lagi.
"Ya gue nanyanya serius bangke"
"Gue juga serius, gue bayangin kalo gue lagi bawa sepeda waktu bawa tuh motor buntut, lagian lu juga sih ngapain main tinggal-tinggal aja"ucap Renjun menjalankan kebohongannya dengan lancar juga fasih, urusan tipu-menipu itu hal lumrah bagi Renjun.
Bagi Renjun mata manusia ibarat CCTV terlalu jeli melihat aib seorang, maka dari itu kita sebagai objek harus pandai-pandai bersilat lidah dan memanipulatif keadaan, bukan bermaksud licik tapi kerasnya dunia yang memaksa.
"Kebanyakan nonton Adit Sopo Jarwo deh kayaknya lo bang, jadi begituan" Jawab Chenle yakin dengan perkataan Renjun.
Belum sempat keduanya akan masuk ke kelas, keduanya dihadang satu wanita didepannya.
Wajah manis dan lugu, rambut sepinggang kulit putih dengan seragam yang lumayan ngepas di badannya. Aura lembut dan penyang begitu melekat dengan visualnya. Huhh menenangkan.
"Renjun hiks Ren-Renjun hiks ke-kenapa ngak ma-hiks masuk kemarin hiks He-Heejin kemarin hiks sendirian hiks hueee" Ucap gadis yang menamainya dirinya dengan sebutan Heejin, kim Heejin.
Tenang Renjun ingat kok dengan Wanita dihapannya ini, ingat dong bestienya si Renjun Sanjaya, tokoh utama wanita, gambarannya sesuai dengan cerita yang ada di novel, cantik, manis, aura lembut, polos?.
Ah, kalau diingat-ingat karena novelnya agak sedikit dewasa. Renjun jadi ingin mempertanyakan, sisi polos nya, beneran polos ngak sih masa di-ewe bukannya berontak malah ahhh fashter daddy ahh too deep emhh
Anjing, Renjun segera menepis segala otak kotornya, ya gimana ya gais sepolos-polos nya orang kalau udah nyankut hal yang berbau pembuatan anak kan pasti paham.
"Hiks kok hiks Ren-Renjun hiks diam aja hiks" Ucap Heejin lagi sedikit mengeras kan tangisannya karena sang lawan bicara tak kunjung membuka mulutnya.
"Lah nangis dia nya, eh diem bisa ngak sih, brisik sat" Ucap Renjun kesal sedikit membentak membuat Heejin kembali mengeraskan tangisannya, Chenle yang berada di sebelahnya tentu kaget, dengan perkataan abangnya.
"Ya lo tenangin bego" Ucap Chenle sedikit menampar lengan Renjun agar lebih peka.
Belum sempat ia membuka suara, kini sosok dengan mata tajam, mata segelam arang selaras dengan rambutnya, rahang tegas begitu juga dengan langkahnya yang penuh ketegasan juga dingin.
"RENJUN" Teriak nya keras dengan sigap tangannya menarik kerah baju seragam Renjun.
"LO APAIN HEEJIN SAMPEK NANGIS BEGITU HAH?!, GUE TAU KEMARIN LO JATUH DARI TANGGA KARENA BANTUIN HEEJIN, TAP-
" APAAN SI? MARK?!" Bentak Renjun tak kalah lantang, tangannya dengan keras menepis tangan Mark dari kerahnya. Hingga Mark mundur beberapa langkah.
"Kalo ngomong bisa ngak sih selow dikit, ngak usah teriak-teriak, gue ngak budek ya, btw kalo ngomong rada singkon dikit mulutnya, liur lo njir, mana napas lo bau lagi, kalo mau sekolah sikat gigi dulu lah minimal, ganteng sih tapi jorok iyuhh~" Teriak sebal Renjun, sembari mengelap wajahnya yang terkena cipratan kuah alami Mark. Aduh sayang banget nih pelembab nya.
Seketika orang menyaksikannya hampir meledakkan tawanya. Baru kali ini ada orang yang berani dengan ketua geng BARROSE.
"LO-" Ucap Mark sedikit tercekat karena menahan malu.
"Apa, ngak Terima? , nih ya gue kasih tau, si Heejin nangis karena dia rindu ke gue, katanya kemarin dia seharian sendirian, katanya pacar!?, katanya mau nemenin sampe nanti hingga menua, bulshit!! Ganteng doang nepatin janji aja syulit, jontor tuh mulut buaya" Oceh Renjun meninggal kan Mark yang masih mematung, begitu juga yang lainnya. Sejak kapan Renjun menjadi begitu berani, Kata-kata yang digunakan pun cukup kasar.
Jangan lupakan tatapannya yang menajam dibalik kaca mata minusnya, cukup mengitimidasi lawan bicaranya walaupun setiap kata ia ucapkan dengan tenang.
Tangan Renjun terulur menggandeng tangan Heejin, walau terasa sama mungilnya tapi tangan Heejin terasa jauh lebih panjang dibandingkan dengan miliknya.
"Ayo Heejin katanya tadi kamu kangen sama aku, kita masuk kelas aja yuk" Ucap Renjun dengan halus dan lembut, membuat Chenle membelalakan matanya, wow Abangnya ini gampang sekali berpindah mood, pikinya.
Tapi itu Renjun manipulatif.
"Tapi hiks-"
"Kamu marah ya sama aku? maaf ya tadi aku masih syok aja, kamu tau kan kemaren aku baru aja jatoh, masih agak pusing soalnya" Jawab Renjun menyela wajahnya dibuat sesendu mungkin, kepalanya menunduk, tangannya ia buat gerakan dengan gestur meremas, seolah ia sedang kecewa.
"O-oh ya udah kita ma-masuk ke-kelas aja, atau ka-kamu mau ke UKS aja? " Tanya Heejin dengan lembut masih dengan isakan disetiap katanya karena baru saja menangis.
Sementara Renjun masih tertunduk dengan wajah pongah, ahhh menunggu kata-kata Heejin itu terlalu lama, jadi curiga kalau Heejin masih tahap belajar ngomong. Atau emang begitu cara ngomongnya gagap.
Renjun mengangkat wajahnya, seketika wajahnya terlihat sendu lalu ia menampilkan senyum teduhnya, agar terlihat seperti gensture terharu dan menguatkanku, walau tak dipungkiri jika tatapan terlihat dingin.
Entahlah Renjun kurang suka dengan karakter utama Heejin, mungkin karena ia terlalu lemah, atau karena yah masalah Renjun asli yang mati karena menyelamatkan Heejin.
"Tidak ayo kita masuk, kamu bilang kamu rindukan" Ucap Renjun lagi menekan setiap kata-kata dengan tetap mempertahankan intonasi lembutnya. Dengan gerakan lembut pula ia menyeret Heejin untuk masuk kedalam kelas.
Sedari tadi sosok yang ada di belakang Mark terus memperhatikan, Renjun, matanya dengan tajam memperhatikan setiap ekspresi Renjun. Menurutnya pengendalian emosi milik Renjun, begitu sempurna untuk mengecoh, bodoh.
Wajah dengan garis tajam, juga tegasnya menampilkan seringai tipis dibibir tipisnya. Sorot matanya begitu dingin dan tenang.
"Menarik " Batinnya.
"Jaem, lo senyum? "
Wajah Jaemin tetap dingin, tenang lalu pergi tanpa mengidah kan ucapan Jisung, pemuda tiang disebelahnya.
"Sabar Jis, taukan kembaran gue gimana?" Ucap pemuda yang memiliki visual yang hampir sama dengan Jaemin hanya saja, ia memiliki aura yang sedikit lebih hangat dan ramah dengan senyumannya.
'' iya Jen, paham, tapi tadi si Jaemin beneran senyum Jen, geri sumpah "
TBC
Sorry banyak typo, banyak omong, tapi jangan lupa vote and komen buat semangat gue lah ya, getik gini juga pegel bro, tunjukkan batang hidung kalian jangan jadi pembaca gelap oke.See you, lope you emuah
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran novel JAEMREN
Romancebagaimana jika Renjun yang notabenya pentolan geng motor yang identik dengan sifat tengil dan narsisnya, kini tengah merana karena terjebak di salah satu tokoh tokoh figuran novel, dengan sifat keterbalikannya, sosok pemuda mungil, imut dan manis pa...