Ji Min kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa. Tanda gigitan di lehernya memudar, tapi malah berubah menjadi bentuk bulan sabit berwarna cokelat muda. Mau tak mau, Ji Min harus menutupnya dengan plester karena tanda ini tidak bisa dihapus.
Pagi, siang, sore, dan malam seperti biasanya. Rutinitasnya yang begitu-begitu saja membuatnya sedikit bosan. Akhir pekan ini, Ji Min pergi ke bar untuk meneguk sedikit alkohol, berharap beberapa gelas alkohol yang ia teguk dapat merilekskan sarafnya.
Dua gelas alkohol telah diteguknya, dan saat keluar dari bar, seorang pria mendekatinya dan merangkul pinggangnya dengan genit.
"Apa kau ada waktu, tuan tampan? Mari bersenang-senang bersama." Ucapnya seduktif.
"Tidak, terima kasih." Tolaknya, Ji Min benar-benar butuh istirahat. Lagi pula, napas orang ini seperti bau naga.
Ji Min melepas rangkulan pria itu, namun karena ia sedikit mabuk dan lelah, pria itu malah memeluknya dan hampir mencium bibirnya.
Duagh!
Belum sampai bibirnya diserang, pria itu sudah tumbang dengan bekas pukulan di pipinya, pria itu pingsan seketika.
"Tuan Ji!"
Hah? Siapa yang memanggilnya? Kenapa ia merasa pernah mendengar suara ini?
Ji Min menoleh dan mendapati lelaki serigala itu. Siapalah namanya? Ah, iya, Yoon Gi.
"Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" Yoon Gi menatap Ji Min ke atas dan bawah, melihat apakah ada luka di tubuhnya.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa di sini?"
Pandangan Yoon Gi tiba-tiba gelisah.
"Kau mengikutiku?" Terka Ji Min.
"Maaf. Aku khawatir ada yang berbuat jahat padamu."
"Seperti yang pernah kau lakukan?"
Yoon Gi mengatupkan erat bibirnya, tidak bisa membantah. Ia kemudian meraih tangan Ji Min dan berkata;
"Kau bisa memukulku jika kau masih belum memaafkanku. Aku bersumpah tidak akan mengulanginya di masa depan. Aku benar-benar minta maaf."
Ji Min tidak kuasa melihat wajah menyedihkan di depannya. Tangan Yoon Gi hangat dan gemetar, setidaknya ia jujur bahwa ia menyesal.
"Tidak perlu. Setidaknya kau sudah menebusnya dengan menyelamatkanku hari ini."
Hening sesaat, lalu Yoon Gi menatapnya dengan mata berbinar.
"Kalau begitu, apa kau bersedia menjadi suamiku?"
"Hah?! Tidak! Kau pikir menikah itu mudah?!"
"Kalau aku membuatnya mudah, apa kau bersedia?"
"Hei, bocah edan. Kau pikir menikah itu isinya hanya bereproduksi saja dan tidak butuh biaya hidup?! Memangnya kau tahu berapa harga makanan pokok?! Popok bayi?! Biaya pendidikan anak?! Tagihan air, listrik, dan gas?! Belum lagi pajak tahunan?!"
"Tidak tahu. Kalau begitu, jika aku punya banyak uang, apa kau bersedia menjadi suamiku?"
Ji Min memijat pelipisnya, susah sekali memberitahu manusia setengah serigala ini.
"Ya, ya. Kalau kau punya banyak uang, kau bisa menjadi suamiku." Jawab Ji Min asal, jika tidak begini maka Yoon Gi akan terus bertanya sampai esok.
"Sungguh?! Kalau begitu aku akan mencari uang dan menjadi kaya agar bisa menikahimu!"
Astaga, kepala Ji Min seketika terasa pening. Kenapa Ji Min harus bertemu manusia serigala ini?
***
Beberapa minggu ini, Ji Min mengetahui bahwa Yoon Gi sering menguntit setiap kali dirinya berangkat atau pulang bekerja, dengan jelas dirinya pasti mendapati Yoon Gi di kejauhan. Contohnya seperti sekarang saat ia belanja di supermarket.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Manusia Serigala
FanfictionJi Min. 29 tahun. Single. Sedang fokus berkarir. Belum tertarik untuk menikah. Asyik menikmati cuti, Ji Min malah ketiban sial karena hujan dan digigit serigala jadi-jadian. "Menikahlah denganku!" Ucap lelaki serigala itu. "Kau pikir menikah itu ha...