Chelle's POV
"Saa, lo bisa cepet dikit gak sih? Gue udah hampir telat nih!" ujarku dengan darah sedikit naik.
"Yaelah, sabar dikit dong. Celeku yang baik, kita kan satu sekolah, kalau gue merasa belum telat ya berarti elo juga gak telat." Jawab Melyssa dengan kata celeku yang sedikit ditekankan.
**
6.57. Sial, batin gue. "Gara - gara elo sih kak pake sibuk dandan tadi pagi. Untung kita gak telat walaupun 3 menit lagi masuk." omel gue dan tanpa gue sadari Melyssa udah gak keliatan lagi batang hidungnya.
Untungnya gue anak baru, masih bebas dari yang namanya skorsing, lagian ini awal semester genap dan berarti KBM belum sepenuhnya terlaksana. Tanpa pikir panjang gue langsung melesat ke ruang administrasi buat nanyain kelas baru gue.
**
Kevin's POV
Duh! sial nih. Pak Gatot udah di depan gerbang lagi. Lagian ngapain sih gue bagun kesiangan. Arghhhh. batinku kesal.
"eh bapak, pagi pak, udah sarapan pak? kalo belum saya temenin makan deh pak." Tatapan tajam Pak Gatot langsung ngarah ke mata gue.
DEG.
Jangan bilang kalau gombalan gue ini gak berhasil.*Eh jangan salah sangka. Gue bukan jeruk makan jeruk*
"eh kamu lagi?! Berapa kali saya bilang, SEKOLAH ITU MASUKNYA JAM 7!" suara menggelegar Pak Gatot gue prediksi bisa terdengar sampe seantero sekolah.
"Iya pak, tadi saya ada urusan penting banget pak. Nih kalau gak percaya bapak telpon mama saya aja." dengan cekatan gue lari langsung ke koridor sekolah. Di belakang sana gue masih denger ocehan Pak Gatot yang di dalamnya terdapat nama GUE.
Kenalin, gue Kevin Woodsky. Angkatan kelas 10 yang kalau lo tanya sama seluruh penghuni sekolah ini , ga ada yang gak tau gue. Berdasarkan sumber terpercaya yaitu anak - anak jurnalistik, kepopularitasan gue udah di atas rata- rata senior yang gak bisa gue bilang jelek juga sih -__-
Oke stop ngomongin gue. Sekarang gue lagi gak sengaja ngeliat 2 anak cewek yang kayaknya lagi adu mulut. Yang satu gue pastiin dia senior, dari mukanya aja keliatan sih lebih tua. Tapi, satu cewek di sebelahnya menggoyahkan ke- coolan gue yang daritadi gue jaga. Kalau ada kamera tersembunyi, dipastiin muka gue melongo kayak orang BEGO ASLI. Mendadak badan gue kaku, kayak ada aliran listrik yang nyasar keseluruh tubuh entah darimana itu asalnya. Yang pasti, gue ngerasa kalau kita ada ikatan batin *mulai alay sodara* tapi gue juga bingung darimananya.
Setelah lama mematung, gue putusin buat jalan ke kelas, lagian 2 cewek itu juga udah ngilang tanpa gue sadarari.
**
Suara ricuh di mulai terdengar saat Chelle memasuki koridor kelas 10. Ya, koridor tempat kelas barunya berada. Rasa grogi mulai memenuhi tubuhnya, secara, dia masuk ke kelas 10 A+ di sekolah yang juga sekolah ++ ya, apalagi kalau bukan Graha Putra International Senior High School atau lebih dikenal dengan nama GI (Graha International) tapi, rasa grogi itu ia tutupi dengan wajahnya yang amat ceria.
"Pagi. Ibu bawa kabar gembira untuk kalian semua."Sontak perkataan ibu tadi langsung membuat penghuni kelas A+ itu terdiam penuh penasaran.
"Kita punya murid baru disini. Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu."
Perlahan tapi pasti, gue melangkah memasuki kelas itu, bisa gue lihat beberapa anak ada yang senyam senyum gak jelas, ada yang gak pay attention sama sekali, dan ada yang ngeliatin gue sampe melongo kayak orang BEGO ASLI. Akhirnya sampailah gue di titik pusat perhatian yaitu di depan kelas.
"Hi! Nama gue Sophia Michelle Graha Kalian boleh manggil gue Sophia, tapi gue lebih suka dipanggil Chelle karena lebih simple." ucap gue singkat disusul tepuk tangan dan siulan ricuh kaum adam.
Gue duduk di tempat kosong yang ada di pojok kiri kelas SENDIRIAN. Tapi semua itu lebih baik dibanding gue harus duduk di samping cowok yang mukanya gak jelas banget, penuh aura modus yang gue rasakan terpancar dari dirinya. Tapi, gue ngerasa kenal sama dia, dan itu semua aneh. Fix!
===============
Maaf sebelumnya, gue masih belajar buat bikin fiction, jadi mohon komennya dan vote nya. Bantu yang lagi belajar boleh kan yaaa T__T
Cheer Up!
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Teen FictionDia. Gue mengenalnya saat pertama kita ketemu. Gue yakin dia bukan sembarang orang. Sosok yang dalam dirinya adalah sosok yang udah lama gue rindukan. - Kevin Penasaran. Kata itu selalu terbang di otak gue. Berasa kenal, tapi gue sendiri gak yakin s...