Di sebuah bukit hijau,terlihat jelas dua orang anak kecil sedang berjalan beriringan, dengan gadis kecil memegang penutup mata pria kecil yang sedang menutup mata
"flo kapan kita nyampenya? "tanya pria kecil itu yang nampak sudah kesal karena mata nya tak kunjung di buka
"ih bara sabar dong ini bentar lagi juga sampe"oceh gadis kecil itu
"nah ini kita udah sampai"
"cepet buka penutup mata aku"
"iya sabar.. Bawel ah"setelah itu dengan perlahan gadis itu membuka penutup mata milik temannya.
Tak perlu menunggu beberapa menit untuk membuat pria kecil itu terkesima, dengan mata yang melotot memberi tau kalau dia sedang terkejut
"wahh.. Indah banget, ini dimana flo? "
"ini di bukit bunga edelweis"gadis itu tampak senang menjelaskan hal itu kepada pria ini
"hah? Edelweis? Berarti bukit ini punya kamu? "pria kecil itu menyerngitkan dahinya. Bingung.
"bukan bara nama bunga ini tuh edelweis, sedangkan nama aku edelwiss, memang sih ibu aku terinspirasi buat nama aku dari bunga ini"
"berarti ibu kamu suka bunga? "
"iyalah orang dirumah aku itu jadi kayak hutan sangking banyak bunganya"ada nada kesal yang edelwiss tunjukkan, bagaimana tidak bahkan dikamar nya pun ada bunga kering milik ibunya
"wajarlah ibu kamu suka bunga ini, orang bunganya cantik, tapi kok kamu jelek ya? "ejek bara sedikit terkekeh
"ihh awas ya kamu bara! "setelah mengucapkan itu edelwiss langsung saja mengejar bara, yang di kejar pun ikut berlari. Setelah lelah berlari akhirnya bara dan edelwiss pun berbaring di sana sambil menatap langit
"flo maafin aku soal tadi aku hanya bercanda"bara menoleh ke arah
edelwiss"iya.. Aku tau kok "
"flo, aku mau ngomong"
"ngomong aja kale"
"pinjem dulu seratus"setelah bara mengatakan hal itu, ia langsung di suguhkan dengan kita kan di kepalanya
"auu sakit floo"
"lagian orang serius juga"
"yaudah kali ini aku serius"
"awas aja masih main-main, aku tonjok nih"edelwiss mengacungkan gepalan tangannya di hadapan bara
"aku mau pindah ke Jakarta"
"beneran mau aku tonjok nih.."
"aku seriuus.. "
"owh serius? Ha? Aduh aku takut kalo kamu pindahhh.. Jangan pindah ya barahahaha itukan yang kamu mau, tapi aku tetep ga percaya"
"tapi aku beneran harus pindah flo"
Edelwiss yang tadinya cekakak cekikik pun seketika terdiam
"papa aku pindah tugas ke Jakarta, jadi aku harus ikut papa dan mama"
Wajah edelwiss terlihat makin murung
"bara, aku ga bisa tanpa kamu"ucap edelwiss lirih
"aku juga flo, tapi gimana ini udah takdir nya, tapi aku janji bakal sering kesini untuk ketemu sama kamu"
Wajah edelwiss yang tadinya terlihat sangat murung kini mulai terlihat senyuman di pipinya
"janji? "edelwiss menjulurkan jari kelingking nya
"janji! "bara melingkarkan jari kelingking nya ke jari kelingking milik edelwiss
"tapi kalau nanti kamu ketemu aku terus wajah aku berubah gimana? "edelwiss menatap bara intens
"kamu enggak pernah berubah buat aku"
Kala Itu Edelweis Adalah Saksi Bisu Pertemuan Terakhir Kami Diladang Itu.
~🌻🌻🌻~
°Hallo semua nya jangan lupa vote yang banyak ya.. Coment juga jangan ketinggalan
°hallo guys thanks for all, who want to read this story, I love u
•Tandain kata" Yang ada typo ya gaes...
•jangan jadi pembaca ghoib,vote+komen!! biar sering updateBluebells