Jaeren
© lulliebystw // homophobic , harshword
Yogyakarta, 2000
Sebuah tangan yang menghimpit lengan kekar nya, diikuti oleh Alunan musik yang mendayu —membawa sepasang pengantin menuju tempat pelaminan. Tatapan yang sulit diartikan, rasa cemas dan takut apa yang terjadi kedepan nya membuat pengantin pria itu menghela nafas kasar. Bukan ini yang dirinya inginkan.
Salah, dirinya salah karena sudah menatap mata indah itu. Seharus nya dia tidak datang dengan tatapan sayu, dengan mata yang terlihat bangga dan nelangsa di saat bersamaan. Ingin rasanya dirinya mendekap kuat sosok tersebut dan mencurahkan semua isi hatinya; namun itu semua hanyalah khayalan belaka. Senyuman indah dari sosok itu disematkan untuk dirinya, seolah berharap semuanya akan baik-baik saja. Dirinya tidak berharap lebih akan dunia, semesta pun tidak mempunyai kuasa untuk mereka bisa bersatu. Tidak saat ini, tidak nanti, tidak selamanya. Kenangan bersama seseorang itu berputar manis di pikiran nya; membawa memori hangat nya pelukan dari sosok mungil itu, kedua tangan yang saling bertaut sembari menyusuri pantai berpasir putih, bersenandung ria seraya berjalan di kota terpuji Yogyakarta.
Banyak nya orang sibuk memperhatikan mereka, menatap sosok anggun dan gagah berdamping serasi di pelaminan. Mata tajam nya tidak pernah lepas dari gerak-gerik yang dilakukan pria mungil itu. "Mas mau ngampiri dheweke?" (Mas mau menghampiri dia) Tanya seseorang di samping nya. Tatapan bingung sekaligus menginginkan diberikan oleh mata tajam itu; namun seolah mengerti tatapan itu, sosok anggun yang berada di sebelah dirinya mengangguk mengerti. "Mangke, setelah acaranya selesai yo mas." (Nanti, setelah acaranya selesai ya mas)
Acara pernikahan pun selesai dengan baik. Tak ada kendala, semua tamu menikmati acara dan juga makanan yang disajikan. Masyarakat yang tidak bisa datang karena hanya tamu penting saja yang diundang, mampu menikmati dan merayakan pernikahan pangeran Keraton bersama pendamping nya tersebut melalui CRT TV. Tanpa berlama-lama pangeran Keraton itu mulai berlari untuk menghampiri sosok mungil yang sudah menunggu nya; dirinya tidak mengganti pakaian yang dikenakan nya karena sudah tidak ada lagi waktu. Detik ini atau tidak sama sekali.
Terlihat sosok pria mungil dengan atasan kemeja batik bercorak indah—seolah menunggu se-sosok pangeran yang ingin melamar nya. Haha, itu hanya dalam mimpinya. Pria mungil itu memutarbalikkan badan nya seraya tersenyum menatap seorang pangeran tampan di hadapan nya. Mata keduanya mengunci satu sama lain; saling menahan rindu yang membuncah dari kedua mata mereka. Pria gagah itu perlahan mendekati sosok pria mungil yang dirindukan nya; memeluk erat dengan tangisan yang sudah ditahan nya beberapa saat lalu—pelukan itu terbalas, tangan kecil nya mengusap punggung lebar sembari menghirup aroma menenangkan dari pria dominan nya. Tak ada satupun kalimat yang keluar dari mulut mereka, hanya rasa rindu dan sakit yang dikeluarkan dari mereka.
Ketika kita melawan semesta, apakah akan berakhir bahagia?
;to be continued
Maaf ya yang nunggu lanjutan cerita Demigod, tapi aku gatel pengen unggah cerita baru. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
90' LOVE | Jaeren
FanfictionA dream that only exists in your head; seolah mimpi itu bisa menjadi kenyataan, ketika kita saling menyempurnakan. Jaeren 90' © lulliebys