~Punya Anak?~

2.9K 115 0
                                    

Setelah melakukan kegiatan suami istri, mereka tidak langsung tidur. Mereka masih saling memeluk dengan keadaan yang masih telanjang. Bella berada diatas tubuh Sheira dengan meletakan kepalanya didada Sheira, sedangkan Sheira memeluk sambil mengusap kepala Bella.

Bella pov

“By aku mau tanya sesuatu ke kamu”. Kataku.

“Tanya apa sayang?”. Tanya Sheira.

“Kamu mau punya anak kapan?”. Tanyaku.

“Terserah kamu sayang, sesiapnya kamu aja”. Ujarnya.

“Emang kamu udah siap by? Aku udah siap buat hamil”. Tanyaku.

“Kalau kamu siap ya udah sayang secepatnya kita segera proses bayi tabungnya”. Ucapnya yang membuatku berpindah ke sebelah dan menghadapnya.

“Aku mau anak dari kamu by. Aku mau punya anak biologis dari kita berdua. Aku pernah baca suatu artikel kalau pasangan sesama jenis bisa punya anak biologis dengan cara mengubah sel induk embrio yang dijadikan sperma”. Jelasku.

“Sayang aku seneng banget kalau kita punya anak biologis dari kita berdua, tapi untuk saat ini tabunganku masih belum cukup untuk itu”. Ujarnya.

“Masih ada tabunganku by. Aku gamasalah kalau pake uangku, karena ini juga buat kebahagiaan kita. Kamu gak perlu mikirin itu sayang. Dengan kamu yang siap punya anak di umur kamu yang masih muda aja udah buat aku seneng by. Pliss jangan pikirin soal uang sayang, kalau uang kamu kurang masih ada uang aku. Ya by..”. Ucapku sambil memegang pipinya dan mengelusnya.

Dia menatap mataku dan berpikir sejenak. Aku dapat melihat jika dia merasa tidak enak, tapi aku benar-benar tidak keberatan. Aku tidak ada maksud lain apalagi ngerendahin dia.

“Yaudah sayang, aku nurut kamu. Maafin aku yang masih belum bisa menuhin kemauan kamu, aku akan kerja lebih giat lagi buat kamu”. Ucap Sheira.

“By jangan paksain diri kamu buat terlalu keras bekerja, aku gamau kamu sakit sayang“. Ucapku.

“Hmm.. kamu mau mulai kapan prosesnya?”. Tanya Sheira.

“Aku pengen secepetnya by. Aku pengen banget ada malaikat kecil diantara kita. Gimana kalau bulan depan?”. Ujarku.

“Iya sayang, tapi kamu harus janji sama aku. Apapun hasilnya dan apapun yang terjadi nanti, kamu gak boleh sedih ya? apalagi sampe buat kamu stres dan sakit. Aku tau kalau kamu pengen banget punya anak begitu juga aku, tapi kita sama-sama tau kalau program itu kemungkinan berhasilnya kecil, jadi harus banyak-banyak sabar ya”. Ucapnya sambil mengecup tangan ku yang ada dipipinya tadi.

“Iya by, aku janji”. Ucapku sambil tersenyum padanya dan setelah itu aku mencium rahangnya.

“Ini udah jam dua pagi, kamu nggak tidur?”. Tanyanya.

“Aku masih belum ngantuk by”. Ucapku.

“Tumben. Biasanya kalau habis main kamu selalu tidur duluan”. Ucap Sheira sambil mengelus punggungku.

“Gatau by rasanya aku masih pengen ngobrol sama kamu. Jarang banget kita deep talk kayak gini”. Ucapku.

“Selama kamu sama aku, kamu bahagia nggak?”. Tanya Sheira yang membuatku mengernyit.

“Pertanyaan bodoh macam apa itu by. Aku bahagia banget sayang. Meskipun kamu lebih muda dari aku, tapi aku ngerasa kamu yang lebih dewasa, bahkan yang cenderung kayak anak kecil itu aku. Kamu perlakuin aku dengan baik banget by. Makasih sayang udah jadi teman hidup aku. Aku cinta banget sama kamu. Aku cinta banget sama cewek dingin dan datar yang nolongin aku waktu ban mobil ku kempes. Hehe..”. Ujarku sambil tertawa diakhir.

Choice of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang