PROLOG

211 16 3
                                    

Gadis mungil itu berjalan perlahan. Pikirannya memerawang tak tentu arah. Dia menjauhkan jarak tubuhnya dari bibir pantai, aroma air laut semakin tercium kuat. Desau angin pantai dan gemuruh ombak membentur batu karang, sudut pandangnya lekat menatap ombak yang berkejar kejaran.

Ketenangan itu menyimpan keangkuhan yang mampu merobek kenangan masa lalu yang mencuat kembali. Cuaca cerah, kalau saja pikiran gadis itu tidak mengembara ke mana mana dan terfokus pada keindahan pantai di hadapannya itu, cuaca secerah ini akan sangat indah di matanya.

Warna cerah alam di pantai begitu kontras dengan warna hitam sundrasses selutut tanpa lengan yang dipakai. Dia sedikit berjongkok, jari jari tangannya menyentuh air pantai yang telah membasahi kedua kakinya, bibirnya melengkung samar mengulas senyum getir yang sejak tadi selalu di tahannya.

Darah, jeritan seorang wanita dan suara tembakkan yang memekakkan telinga kembali bersemayam dalam pikirannya. Ingatan tentang pria berambut ikal yang sampai sejauh ini selalu membuat perasaannya menjadi tidak menentu.

"Apa kau memikirkannya?" Tanya seorang lelaki yang berdiri tepat di sebelah Kayla.

Kayla mendongak setelah tersenyum "Ya, bagaimana kabarnya sekarang ya?" Pandangannya menerawang ke lautan bebas di hadapannya.

"Kau merindukannya?" Tanya Niall lagi.

"Ya, aku sangat merindukannya" gumam Kayla.

"Mengapa kau masih merindukannya?" Tanya Niall lagi.

"Karna dia lelaki yang maaih aku cintai"

"Walaupun banyak hal buruk yang ia lakukan padam-"

"Jangan pernah bahas hal itu lagi Niall, kau juga telah mengecewakanku tapi dia tidak pernah membahasnya, sebelum ia pergi tentunya" balas Kayla tegas.

Niall berdecak tidak suka "Baiklah, aku salah." Jedanya "Hm..Kay, maukah kau ikut denganku?" Tanya Niall sedikit ragu dan takut jika Kayla menolak.

Kayla tersenyum "Mengapa ekspresi wajahmu seperti itu, aku mau ikut denganmu" jawab Kayla lembut.

"Hah! Apa kau serius?" Teriak Niall berlebihan.

"Kau tidak mau aku ikut?" Tanya Kayla bingung.

"Tidak, bukan begitu. Kupikir kau-ahh sudahlah" Ucap Niall sambil terkekeh pelan.

Kayla tertawa pelan "Ya, aku tahu. Kau mengira aku tidak akan ikut kan? Sayangnya tebakanmu meleset Mr. Horan, aku mau ikut. Lagipula aku bosan dengan suasana seperti ini setiap hari" ucapnya lembut.

"Baiklah, sekarang tutup matamu dengan ini" balas Niall seraya memberi penutup mata berwarna hitam itu.

"Kau akan membawaku kemana?" Tanya Kayla dengan tidak sabar.

Niall tersenyum seraya menuntun Kayla perlahan "Sudah sampai" jeda Niall seraya melirik Kayla yang sudah tidak sabar membuka penutup "Kau boleh membukanya"

"Kau memang orang teraneh yang pernah ada, tempat ini tidak jauh dari yang aku tempati tadi. Mengapa harus pakai penutup mata?" Ucap Kayla sebal.

Niall terkekeh "Karna yang ingin aku tunjukkan itu adalah sesuatu yang ada di belakangmu" Niall mengalihkan pandangannya ke belakang Kayla.

Kayla menggerutu seraya memutar badannya dan detik itu juga tubuh mungilnya membeku, terlalu kaget melihat apa yang ada di depan mata.

"Ha..Harry?"

Lelaki yang selama ini Kayla rindukan itu tersenyum lembut "Ini aku, sayang"

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang