10.

133 21 2
                                    

Soonyoung meremat sebuah map dokumen tanpa sadar, wajahnya memerah dengan nafas yang memburu, peristiwa itu berputar jelas di kepala soonyoung, kala jihoon jatuh di pelukan wonwoo, namun anehnya kenapa soonyoung marah akan peristiwa itu ? Bukankah soonyoung membenci jihoon ? Bukankah dulu soonyoung berharap jika jihoon menghilang dari kehidupan nya ? Kenapa sekarang ia begitu marah saat melihat jihoon bersama yang lain ?

Soonyoung tidak mengerti dengan dirinya, setelah sadar nya jihoon dari peristiwa kematian nya itu, soonyoung merasa jihoon berbeda, pemuda itu seperti bukan pemuda yang selalu menganggu hidupnya dahulu meskipun soonyoung tau jika jihoon telah kehilangan semua ingatan nya.

" Oh di sini kau rupanya putra mahkota," Celetuk seugcheol santai sambil memasuki ruangan soonyoung.

Soonyoung menghela nafasnya, astaga kenapa harus ada seugcheol di saat suasana hatinya seperti ini, lagi-lagi soonyoung akan jadi bahan ejekan nya jika seugcheol dapat menebak suasana hati soonyoung.

" Ada perlu apa kau seugcheol ? " Tanya soonyoung tegas.

Mendengar nada bicara putra mahkota nya yang terdengar tidak bersahabat,seugcheol paham jika suasana hati soonyoung sedang tidak baik, alhasil niat awalnya yang ingin menganggu soonyoung seugcheol urungkan.

" Pangeran, hari ini anda ada jadwal makan siang bersama yang mulia raja, saya harap anda tidak lupa ? " Ucap seugcheol sembari membungkuk berniat untuk beranjak dari sana sebelum suara soonyoung menghentikan langkah kakinya.

" Seugcheol "

" Ya pangeran ada yang bisa Saya bantu ? "

" Tolong awasi jihoon," perintah soonyoung.

Seugcheol Sempat bingung dengan perintah pangeran nya, namun ia tidak mau terlalu banyak bertanya takut suasana hati pangeran nya tambah kacau.

" Baik pangeran."

...

" Jeonghan aku tidak mau memakai nya ! " Teriak jihoon.

Jeonghan memegangi kepalanya, tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi tuan mudanya ini, pasalnya sebentar lagi kelas tata Krama akan di mulai sedangkan tuan mudanya belum juga bersiap.

" Jihoon-ah, aku mohon menurut saja ya," Ucap jeonghan sembari memegangi stelan seragam sekolah milik jihoon bak seorang ibu yang membujuk putranya untuk berangkat ke sekolah.

" Jeonghan celananya terlalu pendek, aku tidak suka, akan terlihat seperti bocah jika aku memakainya," Rengek jihoon membuat kepala jeonghan semakin pusing.

" Tidak jihoon, stelan seragam ini akan membuat mu terlihat manis," bujuk jeonghan, rasanya pria cantik itu sudah menggunakan seluruh kesabarannya.

Jihoon menatap stelan seragam sekolah itu tanpa minat, yang benar saja dia akan mengenakan pakaian ini di depan pangeran Hong Jisoo, hilang sudah image nya sebagai seorang ksatria.

" Jeonghan aku tidak mau mengenakan seragam ini, apa yang akan di katakan pangeran jisoo jika melihat ku mengenakan seragam sekolah ini,"

Jeonghan mengernyit, " Bukankah pangeran jisoo juga mengenakan seragam yang Sama dengan mu ? "

" Benar, tapi dia akan terlihat cantik dan manis,"

" Menurutmu kau tidak manis dan cantik ketika mengenakan seragam ini ? "

" Aku tidak mau terlihat manis didepan pangeran jisoo, aku ingin terlihat tampan dan tegas !! " Teriak jihoon.

Jeonghan menutup mulutnya kaget begitu pula dengan jihoon yang melihat ekspresi wajah kaget jeonghan.

My Queen is a Knight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang