03.00

217 10 0
                                    

"Kau amerta dalam aksara, sastra, dan prosaku. Menjadi tokoh utama yang tak pernah terganti oleh siapapun. Meski hanya fatamorgana yang tak berakhir."

Cila sedang berjalan di koridor sembari membawa beberapa buku yang akan dia kembalikan ke perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cila sedang berjalan di koridor sembari membawa beberapa buku yang akan dia kembalikan ke perpustakaan. Kabarnya yang menghilang tiga hari dan tidak masuk sekolah tanpa keterangan, membuat semua guru marah padanya. Dan berakhir dia mendapatkan hukuman yang membuat dirinya sangat kewalahan.

Dia harus merangkum tiga bab materi bahasa indonesia dan juga harus membuat analisa tentang seekor katak hijau di sawah. Namun, semuanya dapat dia selesaikan berkat bantuan dari Cela. Cewek berani yang tak takut dengan hewan apapun, kecuali cacing.

Saat dia masuk sekolah, Samudra terus saja menghadang dirinya dan mengajak dirinya untuk mengobrol. Namun, dia tidak mau dan terus menghindar dari Samudra. Bahkan, Samudra sempat berbuat kasar pada Cila, karena kejadian dimana Cila saling tukar pesan dengan Ifan. Sedangkan, pesan dari dirinya malah di acuhnya.

Hari ini, Cila terlihat sangat semringah. Karena tidak ada kehadiran Samudra sejak pagi. Dia berjalan ke arah perpustakaan tanpa melihat ke arah depan. Maksudnya, dia terus menoleh ke kanan dan ke kiri dengan sesekali menutup matanya.

BRUG

Buku yang Cila bawa seketika jatuh ke lantai semua. Bahkan gadis itu juga tersungkur dengan kedua kaki menekuk.

"Kalau jalan jangan cuma pakai kaki, mata juga di gunain!" bentak Cila.

"Kalau jalan jangan sambil nutup mata," jawab orang itu.

Cila terdiam. Dia sangat mengenal suara itu, sangat mengenalnya. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat orang yang baru saja bertabrakan dengan dirinya. Sorot matanya menatap mata orang itu dengan tatapan sendu.

Namun, dia pudarkan pandangan itu. Mengambil semua buku yang berserakan. Lalu, dia berdiri dan membenahi seragamnya serta rambutnya.

"Maaf, Bum," ucap Cila dengan suara pelan.

"Santai. Lain kali hati-hati," balas Bumi dengan senyuman tipis.

Bumi pergi meninggalkan Cila yang diam mematung di tempat. Sebelum pergi, Bumi memegang pundak Cila dengan satu tangan.

"Lo masih sama, Bum," batinnya.

Bumi Mahendra, laki-laki yang menjabat sebagai kapten basket di SMANSA. Dia adalah mantan pertama Cila. Berpacaran satu tahun dari awal mereka masuk SMA. Hubungan Bumi dan Cila sangatlah romantis. Tak pernah ada pertengkaran dan selalu membuat iri seantero SMANSA.

SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang