POV Aqif
Namaku Aqif.
Saat ini aku sedang menempuh jenjang pendidikan di bangku universitas. Sebagaimana layaknya mahasiswa, selain studi akademik, aku juga mengikuti berbagai organisasi. Ya, kata org2 sih kita harus berorganisasi untuk membangun jejaring, mencari pengalaman, mengasah softskill, dan lain2.Aku menjabat sebagai koordinator divisi pergerakan mahasiswa pada Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Dalaga. Aku bertanggung jawab untuk membuat tindak lanjut dari divisi kajian strategis yang biasanya berdiskusi dan melakukan kajian terhadap kebijakan2 pemerintah yang kontroversial. Hasil kajian itu diserahkan pada divisi kami untuk ditindak lanjuti dengan menggelar demonstrasi atau mengundang pihak terkait untuk memberikan klarifikasi. Karena itu, divisi kami kerap berkontak dengan divisi Kastrat (kependekan dari kajian strategis).
Suatu hari divisi Kastrat mengajak divisi kami untuk bertemu. Setelah kusampaikan ajakan pada divisiku yang beranggota 2 orang, mereka ternyata tidak bisa ikut karena ada kelas pengganti. Akhirnya kami tetap membuat janji itu, toh aku sebagai koordinator tidak berhalangan dan kajian itu harus segera ditindaklanjuti. H-3 jam sebelum pertemuan, Heli, koordinator Kastrat meminta maaf karena dia mendadak harus asistensi dan itu kesempatan terakhir di semester itu agar tidak mengulang matkul di semester depan. Heli menyampaikan bahwa nanti divisinya akan diwakili Fajar, anak baru yang telah lulus seleksi dari open recruitment terakhir. Aku bertanya apakah dia sudah paham isu yang mau dibicarakan, karena kajian mereka sudah dilakukan jauh sebelum open recruitment terakhir. Heli menjawab bahwa Fajar bisa diandalkan. Dia bahkan katanya yang sering punya terobosan2 cemerlang serta kritik2 yang mengena terhadap isu itu.
Akhirnya aku menyetujui. Heli kemudian memberiku nomor Fajar agar mudah untuk berkontak.Sesuai janji yang telah kami buat, sore itu aku datang ke sekretariat BEM. Sekre itu cukup nyaman dengan AC di dalamnya. Umumnya anak2 BEM akan menumpang ngadem di sini. Saat itu tidak ada siapapun di sana. Aku masuk lalu menyalakan AC untuk mengusir rasa panas. Seharian ini aku kuliah lapangan untuk mata kuliah Geomorfologi. O iya, aku dari fakultas Geologi. Berhubung tidak ada siapapun di situ, aku menutup pintu lalu membuka baju korsa yang kukenakan. Aku tidak memakai dalaman, sehingga ketika korsa itu kulepas, aku langsung bertelanjang dada. Di ruangan itu ada sebuah cermin yang cukup besar. Aku berdiri di depan cermin itu untuk mengecek pump otot2ku. O iya, aku hobi gym, dan sudah jadi kebiasaan rutin untuk mengecek sejauh mana progres yang sudah kucapai.
Aku mengamati bayanganku dengan seksama. Satu per satu otot2 torsoku kukontraksikan. Ah, untuk deltoid sepertinya masih stagnan dari bulan lalu, sementara backku sudah lebih lebar dan bertambah volumenya dibanding bulan lalu.
Tok tok tok!
Aku terkejut mendengar suara ketukan di pintu sekretariat. Mungkin itu Fajar. Wah aku harus cepat2 berpakaian. Aku buru2 mengambil korsaku lalu mengenakannya sampai...
***
POV FajarNamaku Fajar. Aku anak baru di divisi kastrat BEM Universitas Dalaga. Hari ini aku diminta Bang Heli mewakili divisiku untuk berembuk bersama divisi pergerakan yang diwakili bang Aqif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buaian Tubuh Perkasa
CasualeDisclaimer: 18++, LGBT if this disturbs you, skip it! Kumpulan cerita individu-individu sesama jenis yang menyelami erotika tubuh atletis dalam pergumulan yang panas dan menantang.