Senja adalah sebuah waktu yang spesial bagi kami. Dulu, kami selalu melihat senja diatas bukit bersama ibu dan ayah. Hingga pada suatu hari terjadi sebuah insiden aneh menimpa kami yang mengakibatkan orang tua kami meninggal.
Setiap hari, aku membawa mereka ke bukit tempat kesukaan kami dulu untuk melihat senja. Walaupun tempat ini penuh kenangan tapi kami tidak bisa terus bersedih.
Salam kenal semuanya, perkenalkan aku Aksa Renaldi biasa dipanggil Aksa. Aku beserta adik-adikku hidup harmonis di sebuah rumah kecil hasil kerja sampinganku.
"Aku pulang, Eka, Satya."
Mereka menyambutku dengan senyuman dan pelukan hangat. Mereka adalah adik-adikku paling lucu sedunia.
Keesokan harinya, setelah Aksa pulang dari pasar. Ia dikagetkan dengan insiden itu lagi.
"Ini? Jangan lagi. Aku sudah muak melihat ini lagi!" ucap Aksa dengan amarah.
Aksa lalu mencari adik-adiknya. Dapur, kamar mereka, kamar mandi, bukit tapi tak satupun terlihat keberadaan mereka. Saat kembali ke rumah, ia melihat sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Terdapat sebuah cermin dengan tulisan "Jika kau ingin menemui mereka, carilah aku atau mereka akan bernasib seperti orang tuamu."
"Bedebah sialan. Kenapa? Kenapa? Ini lagi! Siapapun kau, aku tahu kau melihatku menderita dari suatu tempat yang nyaman. Awas saja, aku akan menemukanmu dan membawamu ke dasar neraka, sialan." Tarik nafas yang dalam, "Tenanglah wahai diriku, cari celah dari insiden ini."
Walaupun Aksa bilang begitu, tapi tetap tak ada satupun petunjuk yang muncul.
Hari demi hari berlalu, "Kenapa tak ada satupun petunjuk." Lalu, Aksa pergi ke perpustakaan untuk mencari petunjuk. Tiba-tiba ada seorang perempuan menghampirinya dan meledak. Darah dan organ dalamnya keluar semua hingga membentuk tulisan "hahahahahahahaha, berusahalah lebih keras lagi."
Aku yang terkejut sontak terjatuh kebelakang dengan wajah penuh darah. Semua orang berteriak histeris.
Kejadian itu terus berulang-ulang terjadi sampai 1 minggu lamanya. Sebua tulisan "Fobetor" muncul di mayat yang meledak kali ini.
Dengan satu petunjuk itu, Aksa pergi ke sebuah candi tak bernama di pedalaman hutan. Di candi itu terdapat sebuah relief yang menggambarkan kesenangan, kesengsaraan, dan kematian. Aksa menemukan sebuah catatan lama yang tergeletak tidak jauh dari candi itu.
"Aku mencari kesini untuk menemukan istriku yang hilang. Selama 10 tahun lamanya, akhirnya aku sampai di sini. Tapi, apa yang kudapat di sini adalah sebuah mimpi buruk. Aku tidak tahu yang terjadi. Semua berlangsung secara cepat. Yang bisa kuingat hanya aku terbangun dan menyadari bahwa aku...."
Aksa penasaran dengan kelanjutan catatan ini. Ia membalik catatan itu dan menemukan sebuah kalimat aneh. Ia membacanya lalu....
1 jam...2 jam...3 jam...4 jam...5 jam...6 jam....
Aksa tiba-tiba berada di sebuah tempat yang sama namun dengan suasana yang berbeda. Setibanya di sana, Aksa memuntahkan segerombolan serangga. Lebah, lalat, capung, kelabang, ngengat, dan sebagainya ia muntahkan. Rasa sakit menggerogotinya dari dalam hingga membuatnya hampir gila.
"Hahahahahahaha. Menarik sekali. Menarilah, berdansalah. Buatlah aku bahagia, manusia" terdengar suara entah darimana.
"Apakah kau Fobetor?" tanya Aksa.
"Fobetor? Oh, itu ya. Untuk sekarang kau bisa memanggilku begitu."
Aksa lalu pergi meninggalkan candi itu. Ia tak berjalan tanpa arah, Aksa pergi ke rumah untuk memastikan satu hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keanehan Bersaudara
Short StoryCerita pendek ini merupakan tugas bahasa Indonesia. Jadi, jika alur ceritanya buruk maafkan saya. Karena ketentuan yang diberikan membuat saya kurang leluasa. Sinopsis : Aksa beserta adik-adiknya hidup harmonis namun itu semua berakhir ketika inside...