"Ya Allah, Ya Rabbi, Kairo!" kesal Ratu kepada Kai. "Suka sama Samu gak bikin kamu dosa, Kai ... Gak bikin kamu mati, gak bikin kamu masuk neraka! So stop being denial, Kairo!"
"No ... How can i love him? I don't even know the reason why i love him," sangkal Kai.
"Kai, listen to me, suka karena fisik itu namanya nafsu, suka karena sifatnya itu namanya kagum, sedangkan suka tanpa tau alasan mengapa kita menyukai orang itu namanya cinta ..." kata Ratu.
"Oohh ... Jadi aku cinta sama Samu?" tanya Kai.
Ratu menghela napas yang berat sambil menutup matanya, menahan emosi yang ia simpan, ia tahu riwayat hidup Kai jadi ia memaklumi hal itu. Ratu menganggukkan kepalanya. "Tepat sekali ..." jawab Ratu.
Kai mengangguk. "Ternyata gini ya rasanya?" tanya Kai.
"Iya, Kai ..." jawab Ratu, "Tapi serius, deh ... Kamu beneran gak pernah cemburu?" tanya Ratu.
"Ya lebih tepatnya gak pernah liat dia berinteraksi dengan cewek," jawab Kai.
"Kamu jarang liatin akun Twittot sama Instogrot-nya Samu, ya?" tanya Ratu, kemudian Kai pun mengangguk. "Kataku sih coba aja nanti malam kamu bukain itu akun-akunnya, kalau ada rasa-rasa cemburu berarti sudah betul-betul cinta sih kamu, hihi!" saran Ratu.
_______________________________
Kini Kai tidak lagi diantar dan dijemput oleh Samu, sekarang ia berkendara sendiri menggunakan motor miliknya. Selesai bekerja, Kai pun berjalan menuju parkiran kampus. Ia memakai helmnya dan duduk di atas jok motor. Namun setelah itu ia tidak langsung pergi, ia mengambil ponselnya dan mengikuti saran dari Ratu, ia penasaran dengan apa yang akan dia rasakan setelah itu.
Eum ... Biasa saja ... Samu memposting foto-foto yang bagus, begitulah pikirnya sebelum ia melihat kolom komentar dari semua postingan Samu. Seketika ada perasaan tidak terima saat Kai membaca komentar-komentar di akun tersebut, ia merasa terancam dan ia cukup kesal membaca komentar-komentar tersebut. Tidakkah Samu risih dengan wanita-wanita ini? Ah, sudahlah ... Kai pun menyimpan ponselnya lalu tancap gas menuju rumahnya.
Sepi, satu kata untuk keadaan rumahnya saat ini. Meski berada di luar, Kai sudah merasakan suasana rumahnya yang sepi. Ia tidak melihat motor Samu di halaman rumahnya, dan di rak sepatu, sepatu Samu juga berkurang satu, jadi sudah pasti Samu tidak ada di rumah sekarang, di manakah dia saat ini?
Kai masuk ke dalam rumahnya dan langsung membersihkan diri. Setelah Kai mandi pun belum ada tanda-tanda kedatangan Samu, padahal azan Maghrib sudah berkumandang, dan itu membuat Kai khawatir. Namun Kai berusaha untuk tetap tenang dan beribadah terlebih dahulu.
Sepuluh menit berlalu, Kai sudah selesai beribadah dan Samu belum pulang. Kai membereskan peralatan salatnya kemudian duduk di sofa ruang utama sembari memeriksa ponselnya, siapa tahu ada pesan yang Samu kirimkan, namun sayangnya ... Tidak ada.
Kai tidak kehabisan akal untuk mencari info tentang Samu saat ini, ia memeriksa akun-akun media sosial milik Samu dan menemukan sesuatu yang membuat dada Kai sedikit sesak.
Tertera kata "besties" di deskripsi postingan tersebut yang memiliki arti "teman-teman", berarti semua yang sedang bersama Samu di foto itu adalah teman-teman Samu, tapi manusia mana yang tidak sakit hati melihat pasangannya berangkulan mesra dengan temannya (lawan jenis)? Apa lagi jika dia tidak memberikan kabar apa pun.
Setelah melihat postingan tersebut, Kai tidak melakukan apa pun kepada Samu. Ia tidak mengirimkan pesan atau bahkan menelepon Samu di saat itu juga, tapi ia hanya memberikan like pada postingan Samu, agar Samu tahu Kai melihat postingannya dan sadar akan kesalahannya. Selanjutnya Kai pun beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur, ia ingin masak makan malam.
Saat Kai sedang asyik memasak, ia mendengar ada yang membuka pintu dan mengucapkan salam, ia sadar bahwa yang datang adalah Samu, namun ia hanya menjawab salam tersebut dengan suara yang pelan dan tidak begitu memedulikan kedatangan Samu.
Kai mendengar ada suara langkah kaki yang berjalan menghampiri dirinya, tapi Kai tetap diam dan tak menoleh sedikit pun. Kemudian, Samu yang sudah berdiri di sebelah Kai pun bertanya, "Uuu ... Masak apa, tuh?" Namun Kai tidak menggubris pertanyaan Samu.
Melihat Kai yang tidak memedulikannya, Samu pun sadar bahwa Kai sedang marah dikarenakan ia tidak mengabari Kai jika ia pergi ke rumah temannya. "Jangan marah, dong! Nanti cepat tua, loh," ucap Samu sembari bercanda.
Kai lagi-lagi tidak menghiraukan Samu dan Samu pun semakin merasa bersalah. "Maaf ... Maaf gak ngabarin kalau aku ke luar rumah ... Nanti aku gak gitu lagi, kok," ucap Samu sambil menundukkan kepalanya.
"Iya," balas Kai dingin, bahkan Kai tidak menoleh ke arah Samu sama sekali, "sudah salat, belum?"
"Sudah kok tadi ..." jawab Samu.
"Oke ..." ucap Kai. "Kamu sadarkan kamu salah apa sama saya?" tanya Kai sambil mematikan kompor dan mencuci tangannya di wastafel.
Samu mengangguk. "Iya ..." jawab Samu.
Setelah mengeringkan tangannya, Kai berdiri di hadapan Samu dan menatap kedua mata Samu. Kai juga memasang tubuh yang tegap sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa?" tanya Kai.
"Gak ngabarin kamu ..." jawab Samu.
"Itu aja?" tanya Kai dingin.
Samu mengangguk dengan kepala yang tertunduk, saat ini ia sangat takut dengan Kai. "Itu aja?" tanya Kai lagi, dan Samu kembali mengangguk. "Kamu tau gak apa yang bikin saya tambah marah?" tanya Kai dan Samu pun menggelengkan kepalanya. Kai menghela napas yang berat. "Bukannya marah, sih ... Cuma saya gak suka kamu ngerangkul mesra teman cewekmu," ungkap Kai.
Seketika pipi Samu memanas, ia tidak menyangka jika Kai akan mengatakan kalimat tersebut. Huh ... Sepertinya mimpi Samu akan menjadi kenyataan. "Maaf tadi saya nyuekin kamu, maaf saya bikin kamu takut, tapi saya khawatir sama kamu, Sam. Saya takut kamu kenapa-napa, dan saya gak mau kamu ... Ngelakuin apa yang saya lakukan dulu ... Sekarang saya tau gimana rasanya jadi kamu ... Maaf ..." ucap Kai.
Kai menyolek dagu Samu sehingga Samu mendongak dan menatap kedua mata Kai. "Saya cinta kamu, Sam ... Tolong libatkan saya dalam hal apa pun ..." ungkap Kai.
"Eee ... Iya, hehehe ..." balas Samu. Iya, aku juga ... batin Samu.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Next >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY LECTURE || ICELLERINE
Fanfic{2nd Perjodohan Series} Samudra Adyatma atau yang biasa dipanggil Samu adalah seorang mahasiswa laki-laki yang populer di kampusnya karena ketampanan dan kebandelannya. Pada semester akhir ia kuliah, ia dikejutkan dengan pernyataan bahwa ia akan dij...