Suasana bar mulai sepi, waktu baru menunjukkan pukul dua malam tapi entah mengapa hari ini sangat sepi. Masih ada beberapa yang mabuk, bercanda, dan juga bahkan menggoyangkan pinggulnya dengan sensual, tapi tak sebanyak biasanya. Isagi yang bekerja menjadi bartender di bar-nya sendiri tengah melakukan kegiatan sehari-harinya, membersihkan gelas hingga terlihat mengkilat.
Isagi tersenyum kecil melihat Bachira yang tertidur di kursi panjang tak jauh darinya, kepalanya menggeleng kecil karena tak habis pikir dengan tingkah Bachira. Sebuah kursi tiba-tiba ditarik, membuat perhatian Isagi yang awalnya berada pada sang pujaan hati langsung beralih ke sumber suara. Isagi mengerutkan keningnya melihat wanita yang sangat ia kenal, [Full Name] duduk di depannya.
"Wiski, aku butuh satu gelas. Ah, tidak. Maksudku, satu botol. " Isagi mengangkat bahunya acuh, mengambil minuman beralkohol yang menjadi pesanan wanita cantik tersebut. Satu botol wiski di letakkan di depan atas meja tepat di depan [Name].
Botol kaca diambil, dibuka dengan begitu mudah oleh [Name] lalu meneguknya sedikit sebagai permulaan untuk membasahi kerongkongannya. Manik coklat si surai panjang menemukan Bachira yang tengah tertidur pulas, "oh, dia, ya?" Isagi sontak melihat ke arah Bachira, kemudian dia menghelakan nafas sebelum akhirnya mengangguk.
"Isagi, kita sudah berteman berapa lama?" [Name] kembali meneguk minuman yang hanya diperbolehkan untuk orang dewasa.
"Sejak kuliah semester satu?" [Name] mengangguk, kemudian menghelakan nafasnya. Dia mendongak untuk melihat Isagi yang membelakangi dirinya, "bisa tolong dukung aku bersama Kaiser menikah? Aku tahu rencana kamu."
Kegiatan Isagi langsung terhenti begitu saja mendengar ucapan [Name]. Isagi bisa mendengar [Name] mengetuk-ngetuk botol kaca tersebut menggunakan kukunya yang panjang, sang bartender mengambil nafas dan berbalik untuk menatap [Name] secara langsung.
"[Name], Kaiser juga temanku dan aku tahu persis bagaimana dirimu. Kamu masih mencintai dia 'kan? Kamu ingin menikah dengan Kaiser walaupun kamu masih mencintai orang lain?" Nada Isagi terdengar emosi, dia memang tak bisa sabar jika menyangkut masalah tentang temannya.
"Isagi, aku sudah melup-"
"Omong kosong, aku tahu kamu masih tidak bisa melupakan dia. Aku melihat kamu masih menyimpan semua foto kalian berdua, apakah itu termasuk dalam melupakan? Kaiser memang bajingan, tapi dia tidak pernah seburuk kamu!" Emosi [Name] terpancing, dia meneguk wiski sebanyak yang dia bisa hingga tersisa setengah botol.
[Name] menaruh botol kaca tersebut dengan kasar dan menimbulkan bunyi yang sangat amat nyaring, "menurutmu? Apa yang kamu ketahui tentang aku dan Kaiser? Ya, aku memang tak bisa melupakan dia tapi aku sangat berusaha untuk melupakan dia. Menurutmu melupakan seseorang yang selalu berada di sisimu di masa-masa terpurukmu hal yang mudah?" [Name] yang terbawa pengaruh alkohol tak sengaja meninggikan suaranya.
Isagi terdiam dan [Name] melanjutkan ucapannya, "aku juga tidak mau berpisah dengan dia, tapi aku terpaksa melupakan dia hanya karena aku bukan gadis lagi. Kamu tidak tahu bagaimana hidupku, bagaimana hidup Kaiser, dan seenaknya kamu bilang bahwa aku adalah yang terburuk di sini? Jadi gadis-gadis yang sering Kaiser ambil keperawanannya itu tidak buruk? Itu perlakuan terpuji? Oh, atau karena Kaiser sering membayar kamar bar kamu ini dengan mahal?"
Bachira terbangun mendengar suara seorang wanita yang dipenuhi oleh emosi. Bachira tersenyum mendapati siapa orang yang sedang emosi di bar Isagi, itu adalah [Name]. Menurut Bachira, dia masih cantik dan anggun walaupun sedang emosi seperti ini.
"Baiklah, [Name]. Aku minta maaf, tolong kontrol emosi kamu." [Name] melihat ke sekeliling, orang-orang yang tersisa melihat ke arahnya dan termasuk Bachira yang tersenyum aneh. [Name] menghelakan nafas, kembali meneguk wiski miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
【Fanfiction Blue Lock】 Serendipity⚠ [Kaiser Michael]
Teen FictionKaiser Michael, seorang pengusaha muda melanjutkan karier ayahnya. Siapa yang tidak mengenal Kaiser? dia terkenal akan penggila seks. Ya, memang. Kaiser selalu bermain-main bersama para gadis yang tidak bersalah, hingga suatu hari dia memutuskan unt...