Part 26 [Penguntit]

44 9 0
                                    

Yumna berjalan di samping rak yang penuh dengan berbagai jenis makanan, kedua tangan mendorong troli dan juga mata yang terus memindai makanan mana lagi yang harus dibelinya. Hari ini adalah waktunya dia berbelanja bulanan untuk memenuhi bahan makanan yang sudah habis. Tinggal seorang diri membuatnya harus bisa mengatur keuangan, walaupun dia tidak pernah kekurangan keuangan, ibunya memiliki butik yang cukup terkenal, dan juga ayahnya seorang pebisnis. Dirinya selalu mendapatkan uang tanpa diminta setiap bulannya, tapi ya dia hanya tidak memiliki siapa pun saja saat ini.

"Kayanya butuh cemilan lebih banyak." Yumna memilih makanan ringan yang tersusu rapi di rak ini. "Terlalu banyak pilihan di supermarket ini, jadi bingung pilih yang mana ya?"

Diujung rak ada seseorang memakai hoodie mengintip dan memerhatikan Yumna sejak pertama kali datang ke sini.

Yumna yang merasakan ada tatapan tertuju pada dirinya, dia langsung menoleh melihat siapa orang itu. Sebenarnya dia sudah terbiasa akan tatapan orang lain kepada dirinya, tapi kali ini dia merasa aneh, karena tidak melihat siapa pun. Bahkan di lorong rak makanan ini hanya dirinya saja saat ini.

"Yaudah beli keduanya aja," ucapnya memutuskan untuk segera mengambil kedua makanan ringan itu ke dalam troli. Dia ingin segera pergi dari tempat ini, perasaannya tidak nyaman, sejak tadi merasa seperti diperhatikan.

Yumna pun berjalan menuju kasir sambil menengok ke sekitarnya memastikan siapa yang melihat kearah dirinya. Tidak ada satu pun, mereka semua sibuk akan urusannya masing-masing.

"Apa ini Cuma perasaan gue doang?" gumamnya sambil mendorong troli penuh dengan berbagai bahan makanan dan camilan.

"Yumna."

Dia menoleh dengan cepat, karena berpikir kalau yang memanggilnya itu adalah orang yang sejak tadi memantau dirinya.

"Angela?" Tidak yakin kalau temannya ini akan memantaunya.

"Loh kebetulan ketemu di sini, lagi belanja bulanan ya?" tanyanya dengan yang membawa salad sayuran, yoghurt dan juga keju.

"Iya," jawabnya sambil melihat belanjaan yang dibawanya itu. "Lo dari tadi?"

"Enggak, masa beli segini aja dari tadi. Gue Cuma keabisan salad jadi keluar deh buat beli sebentar," jawabnya sambil berjalan mengantre bersama dengan Yumna.

"Loh bukannya rumah lo gak dekat dari sini?"

"Oh gue lagi nginep di rumah sepupu gue. Deket tuh di seberang sana, makannya gue jalan aja ke sini, mereka gak makan salad soalnya. Duh gak bisa kan gue nanti berat badan naik kalo makan sembarangan," jelasnya.

Yumna menganggukkan kepalanya. Tidak mungkin Angela, pasti ada orang lain yang masih sampai saat ini dia belum tau. Tapi bisa saja hanya perasaannya saja kan.

Setelah membayar semua makanan yang mereka beli dan mengobrol sebentar sambil berjalan keluar supermarket. Yumna masuk ke dalam mobil dan melihat sekitarnya.

"Gue beneran lagi dipantau seseorang atau cuma perasaan aja ya?" Dia mengambil ponselnya, mengirimkan pesan di grup untuk menceritakan apa yang dirasakannya malam ini.

Lalu dia menjalankan mobilnya menuju apartemen di mana dia tinggal. Dan lagi-lagi perasaan seperti ada yang mengikuti itu muncul, begitu mengerikan sekali kalau ada stalker sampai ke apartmentnya begini.

Dan sebelum dia menuju kamarnya, dia berbicara pada pengurus tempat ini untuk tidak mengizinkan siapa pun yang mencurigakan masuk, dia juga mengatakan untuk tidak memberitahu siapa pun kalau ada yang menanyakan akan dirinya.

"Ngeri banget sih hari ini, apa gue parno doang ya?" gumamnya sepanjang perjalanan menuju apartemennya.

Setelah sampai dia masuk dan membereskan makanan itu ke dalam kulkas. Ponselnya berdering, dia mengambilnya. Tubuhnya membeku membuat ponsel yang berada digenggamnya itu terjatuh membuat retakan kecil di ponselnya. Dia sangat terkejut melihat pesan dari nomor asing, yang begitu mengerikan pesan itu berisikan poto di mana dia tengah berbelanja sebelumnya, dan juga poto dia berada di dalam mobil.

The Tinted FatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang