"Oh ya? Calon suami? Aku tidak percaya"
"Jadi aku harus buktikan? kamu yakin
Katie?"
"A-apa maksudmu Damien?" aku melihat kini Damien berjalan mendekatiku. Apa lagi ini ya Tuhan? Oh Katie, kau telah bermain-main dengan seekor macan mesum.Aku tidak tahu apa yang akan Damien lakukan terhadapku. Melihat kini Damien tinggal beberapa langkah menuju tempat aku berdiri, spontan aku langsung menutup mataku.
Masih dengan keadaan menutup mata, aku tidak merasakan apapun. Lima detik... Damien juga masih tidak melakukan apapun. Lalu perlahan aku membuka mataku.
"Dasar, kamu kira aku mau cium kamu hah? Pikiranmu mesum juga ya Katie ckckck" Aku melihat Damien tertawa geli melihat kelakuanku. Oh God! Apakah aku barusan menutup mataku? Damn Katie! Apa yang sebenarnya kamu pikirkan, sekarang kau tertangkap basah kalau kau memikirkan yang tidak-tidak.
"Nyebelin! Bukan gitu, aku kira kan kamu mau apa-apain aku gitu, ya spontan aja aku tutup mata aku, hih siapa juga sih yang mikir mesum." Jawabku mengelak, aku tahu sih aku pasti ketahuan hanya membela diri saja. Tapi yah, aku harap Damien tidak menyadarinya.
"Oh ya? Masa sih Katie? Apa-apa in gimana?"
Kini gantian Damien yang menggodaku, dan ia berhasil membuat jantungku berdegup kencang tak karuan. Apa ya ini? Aku sendiri tidak pernah merasakan hal seperti ini, it feels weird. Aku mendengus kesal dan meninggalkan Damien yang kini sedang tertawa terbahak-bahak melihat ulahku yang salah tingkah ini. Huh, tidak lucu pikirku. Aku merasakan sebuah tangan menarik lenganku ketika aku sedang berjalan ke arah ruang tengah sambil merutuki kebodohanku beberapa menit yang lalu.
Aku melihat Damien yang kini sedang berusaha menahan tawanya sambil tangannya tetap tidak melepaskan lenganku. Aku bingung dibuatnya, apa maksudnya dia menghentikanku?
"Lepasin ih!"
Aku menyentakkan lenganku berharap agar tangan Damien lepas dari lenganku, namun tak berhasil. Dan Kini Damien sudah berhenti tertawa seutuhnya, haha lucu juga ya kalimatku barusan, berhenti tertawa seutuhnya, seolah-olah seperti ada tertawa setengah-setengah? Ah aku berbicara yang tidak-tidak. Kembali dengan melihat Damien, aku melototi matanya bergantian dengan tangannya yang kini masih bertengger di lenganku.
"Lepasin gak?"
Aku berusaha mengancam Damien sekarang, namun bukannya melepaskan lenganku, Damien malah gantian memelukku.
"Katie, aku kan cuman bercanda"
Walaupun pelukan ini bukan pelukan yang bagaimana, hanya sekedar pelukan biasa, percayalah. Bahkan aku sering mendapatkan pelukan yang lebih ekstrim, misalnya saja pelukan dari Keli dan Stella yang melihatku datang agak pagian dikit ke kelas. "Ah yaampun Keli aku tidak percaya dengan mataku sendiri, apakah ini Katie yang biasanya selalu terlambat dan dihukum oleh Sir Damien itu?" Stella memandangku dan Keli bergantian seolah tidak percaya dan mereka menatapku seolah ini adalah suatu mukjizat dari Tuhan yang tidak aka nada kedua kalinya. Dan juga pelukan dari mom ketika ia melihatku mengenakan dress untuk pertama kalinya saat aku sedang berada di dalam butik waktu itu, hmm, kalau tidak salah sih waktu itu aku masih kecil, ya, kira-kira umur 12 tahun. Wajar sih mom terlihat begitu senang melihatku mengenakan gaun mini itu, bagaimana tidak, unntuk pertama kalinya dalam kurun waktu 12 tahun, anak perempuan satu-satunya akhirnya mengenakan dress juga. Aku sudah pernah cerita bukan bagaimana tomboy nya diriku ini?
Namun yang kali ini berbeda. Pelukan Damien memang terkesan biasa jika kau melihatnya dari sudut pandnag orang ketiga. Bahkan jika mungkn kita sekarang berada di dalam mall, orang akan menganggap bahwa aku dan Damien ini hanyalah seorang om dan ponakannya yang sudah lama tidak bertemu, dan ya, hanya itu saja, tidak ada hubungan lebih. Namun apa yang aku rasakan kini sungguh berbeda dengan semua pelukan yang pernah aku dapatkan. Berbeda dengan pelukan yang kudapatkan dengan Keli dan Stella saat aku tidak terlambat memasuki sekolah. Berbeda juga dengan pelukan yang kudapatkan dari mom ketika aku berumur 12 tahun di dalam butik waktu itu. Pelukan yang kini aku rasakan dapat dikatakan membuat jantungku seolah baru pertama kali belajar untuk berdetak, tidak teratur rasanya. Dan pelukan ini berhasil membuat seolah aku memelihara berates-ratus bahkan jutaan! Kupu-kupu di dalam perutku ini. Aku tidak pernah merasakan hal-hal seperti ini, jujur, aku bahkan berpikir, apakah aku baru pertama kali berpelukan dengan pria dewasa selain dad?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Foe Is My Fiance
Ficção AdolescenteTerkadang hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan... Misteri di dunia ini, akan terus menghantui kita layaknya tunangan yang super ganteng! Perkenalkan namaku Katie, murid SMA biasa, gak cantik-cantik amat, mempunyai mimpi menjadi istri seora...